Chapter 3

129 6 2
                                        

"Akhirnya gue bisa berbaring dengan leluasa juga tanpa ada pengganggu, biasanya nih kalau ada Dita pasti bakalan digangguin dia tuh anaknya rese. Tapi hari ini gue ikut seneng deh karena si Dita dapat chat dari Dafi apalagi Dafi ngajak Dita ketemuan itu sungguh sangat mustahil sebenarnya. Btw mereka ngomongin apa ya gue penasaran. Ah udah lah ngga usah dipikirin gue  mau tidur aja." ucap Salwa yang saat ini ia sedang berbaring di kamar.

Baru satu menit Salwa memejamkan mata tiba-tiba ia mendengar suara tangisan dari arah luar. karena ia penasaran ia pun berjalan ke arah ruang tamu dan mengintip dari jendela.

"Lah itukan Dita." ia pun langsung membuka pintu dan keluar menuju dimana Dita duduk.

"Lo kenapa disini, kenapa ngga masuk. Ini lagi pake acara nangis kenapa si?" tanya nya.

"Sal..... Hiks hiks hikss.." ucap Dita sembari menangis.

"Udah jangan nangis mulu, mending sekarang lo jelasin ke gue apa yang terjadi."

"Jadi tadi Dafi ngajak gue ketemu cuma buat ngasih ini." jawab Dita sembari menunjukan sebuah kotak kecil berwarna pink.

"Waahhh apaan tuh, soswet banget. Tapi kenapa lo nangis Bukannya harusnya seneng?"

Kemudian Dita menceritakan semuanya.

Flashback

Saat mereka sudah menghabiskan makanannya Dafi mulai membuka pembicaraan.

"Dit..." ucap Dafi ragu "gue boleh minta tolong ngga ke lo?"

"Minta tolong apa emang?"

"Jadi gini...." kemudian Dafi mengeluarkan sebuah kotak berwarna pink.

"Ini ngga mimpikan..Serius tuh Dafi mau ngasih gue kotak itu... Ihh soswet banget ... Kira-kira isinya apa ya??. Kok gue jadi deg-degan gini, pasti ini pipi udah merah tuh." Batin nya.

"Jadi gini Dit... Gue mau minta tolong nitip kotak ini buat Ranti."

"Hah.. Apa?!" pupus sudah harapan nya. ia aja yang bego! Yang terlalu ngarepin Dafi banget. Gini kan jadinya nyesek.

"Lo mau ngga?"

"Mmm... Kenapa lo ngga kasih sendiri aja?"

"Gue masih belum berani Dit, soalnya Ranti masih cuek ke gue."

"Mmm...Gimana ya?, tapi kenapa lo minta tolong nya ke gue?"

"Karena lo tuh satu kelas sama Ranti, dan di kelas Ranti cuma lo orang yang gue kenal."

"Ya udah deh gue mau."

"Beneran nih? Wah makasih udah mau ngebantu gue."

"Iya udah kalau gitu gue balik dulu."

flashback end

"Jadi ini bukan buat lo? Tapi buat si Ranti?!"

"I-iyaa hiks... hiks... hiks.." ucap Dita sembari menangis malahan makin deras.

"Kebangetan banget itu si Dafi!! Udah jangan nangis mulu napa Dit." lalu Salwa memeluk Dita mencoba menenangkan nya.

***

"Lah kotaknya kemana?!!! Tadi kan gue taro di laci kok sekarang ngga ada?!!!" pikiran Dita pun panik saat mengetahui kotak itu sudah menghilang dan sudah ia cari di tas nya tetapi hasilnya  nihil.

"Lo kenapa Dit?" tanya salah satu teman kelasnya.

"Emm.. del lo liat kotak gue di laci ngga?"

"Gue ngga liat apa-apa tuh, emang kenapa si?"

Sebuah Rasa[R E V I S I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang