Part 2

4.4K 391 42
                                    

Oh Sehun terlahir sebagai Putra mahkota yang cerdas dan tampan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak semua orang menyukai hal itu, akan ada beberapa orang bahkan penjabat istana yang berusaha menurunkan kedudukannya.
Mereka berusaha mencari kesalahan sang putra mahkota untuk kemudian dijadikan alasan penurunan kedudukan.

Namun Sehun tidak pernah menganggap hal itu sebagai sesuatu yang serius, Selama masih ada orang yang mendukungnya, Ia bisa mengatasi masalah yang menerpa dirinya.

Sehun melangkahkan kakinya ke dalam istana milik permaisuri Jaejoong, yang tak lain adalah ibunya. Ia membawa beberapa tangkai bunga mawar favorit ibunya. Hal yang selalu ia lakukan di saat mengunjungi wanita yang melahirkannya itu.
Sehun berjalan sendirian, ia sengaja meminta para kasim dan dayang agar tidak mengikutinya, agar tidak menimbulkan keributan.

"Apakah eomma sudah tidur??"-Sehun bertanya pada pelayan yang menyambutnya di depat pintu istana milik ibunya

"permaisuri sudah tidur,.haruskah saya membangunkan beliau?"

"Ah, tidak perlu. Aku hanya akan mengunjunginya sebentar saja"

Tanpa menunggu jawaban , Sehun melangkahkan kakinya ke tempat tidur Ibunya. Ia meletakkan bunga mawar yang dibawanya tadi di vas tak jauh dari tempatnya.

Permaisuri sedang sakit, Setahun belakangan ini. Sang permaisuri tidak melakukan kegiatan di luar istananya, Ia hanya bangun jika Sehun datang dan hanya saat pelayan membawakannya makanan.

Sehun memandang wajah pucat ibunya. Ia melihat perlahan mata ibunya mulai terbuka dan memandangnya sendu.

"Sehunna. Kau datang?? apa kau membawakan Eomma bunga lagi??"-Ucap permaisuri Jaejong diakhiri senyuman di akhir kalimatnya.

"Ia eomma, aku membawakannya beberapa. Akhir-akhir ini bunga mawar menjadi sangat sulit di dapat, bahkan di taman istana. Tidak ada yang sebagus sebelum-sebelumnya"-Sehun mengambil bunga yang tadi ia letakkan di vas. Kemudian menyerahkan kepada ibunya.

Permaisuri Jaejong menghirup aroma segar dan harum dari bunga yang dibawakan putranya. Untuk beberapa saat kemudian, terlihat air mata meluncur di pipi sang permaisuri.

Melihat ibunya menangis, Sehun menjadi gelagapan. Apakah sesuatu yang buruk terjadi, dan ia tidak mengetahui hal itu?

"Eomma, kenapa menangis?, Eomma selalu seperti ini saat melihat bunga mawar"-Sehun menatap ibunya sedih

Jaejong tidak menjawab, ia menghapus air matanya asal, kemudian meletakkan kembali bunga mawar di sampingnya. Ia kemudian menatap Sehun teduh.

"Eomma tidak apa-apa, Sehunna, kau tidak ingin tahu kenapa eomma sangat menyukai bunga ini??"-Jaejong menatap Sehun dengan senyuman di wajahnya
Sehun hanya menggeleng sebagai jawabannya.

"Bunga ini, Mawar itu jahat Sehun. Ia menarik, indah, cantik, dan harum. Semua keindahan ia miliki, tapi tersembunyi hal yang jika kau tidak hati-hati akan membuatmu terluka. Ia dipenuhi duri yang menyakitkan."-Jaejong berkata sambil melihat mawar yang berada di sampingnya.

"Apakah eomma selalu menangis karena hal itu??"

"Banyak hal yang menawarkan keindahan di dunia ini Sehun, kita tidak tau hal itu memiliki bahaya atau tidak bagi kita. Sesuatu seperti itu membuat kita sulit untuk melepasnya, kemudian akan menyakiti kita perlahan. Sampai kita tidak sadar telah di sakiti"-Jaejong berusaha untuk duduk, Sehun dengan sigap membantu ibunya itu.

"Tapi eomma, bukankah mawar menggunakan durinya agar tidak mudah dipetik, semacam bentuk pertahanan"-Sehun menanyakan sesuatu hal yang mengganjal di hatinya.

Sang permaisuri hanya tersenyum mendengar pertanyaan Sehun, Putranya itu masihlah seorang anak, ia mendapat tanggung jawab menjadi putra mahkota sejak kecil, sehingga membuatnya kehilangan masa kecilnya yang menyenangkan.

Heart's Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang