Part 14

2.9K 305 106
                                    

Yang lupa critanya baca lagi chap sebelumnya yaa...kkk

Part 14

Jantung Luhan berdegub sangat kencang saat matanya beradu dengan mata tajam Sehun yang sedang memandangnya penuh rasa kebingungan dan sedikit amarah. Belati yang ia genggam kini terlepas dari tangannya. Tubuhnya lemas seketika, ia ingin pergi dari tempat itu secepatnya, tapi tatapan seakan mengunci pergerakannya.

"Apa yang kau katakan tadi Xiao Lu?"

Dan Luhan merasa dirinya akan hancur saat itu juga mendengar pertanyaan Sehun. Nada bicaranya dingin membuat Luhan ingin menangis saat itu juga. Apa yang harus ia katakan pada Sehun, tentang Irene yang kini sudah tak bernyawa atau tentang jati dirinya yang sudah terbongkar. Luhan menghirup nafasnya dalam-dalam kemudian berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya, ia kemudian memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Sehun

"A-aku, akh.. Kenapa kau ada di sini yang mulia"

"Aku sedang ingin menyusulmu karena sesuatu dan- tak disangka aku mendengar hal itu- Jadi apa yang kau lakukan Xiao Lu, atau harus kupanggil Xi Luhan??"

Lidah Luhan kelu. Ia tak bisa menjawab pertanyaan Sehun. Semuanya sudah berakhir, Sehun sudah mengetahui kebohongannya, Mimpi buruknya menjadi kenyataan. Dengan jelas Luhan melihat tatapan memuja Sehun berganti menjadi tatapan kekecewaan karena telah dibohongi. Nada suaranya yang selalu lembut saat bicara berganti dengan suara datar nan dingin. Dan itu menyakiti Luhan

"Dan lagi, kau membunuh seseorang Xi Luhan!, Aku tidak menyangka bersama seorang pembunuh selama ini"

"..."

"Kenapa kau diam?? bicaralah. Katakan ini semua salah paham. mungkin aku akan mempercayaimu"

Luhan ingin menjawab pertanyaan Sehun, tapi terkadang apa yang kita fikirkan tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan. Maka, saat akal Luhan berteriak untuk menjawab Sehun, yang Luhan lakukan hanya menundukkan kepalanya sambil terisak pelan.

Sehun terkekeh pelan melihat Luhan yang hanya diam dan malah menangis di hadapannya.

"Aku kecewa padamu Lu, aku mencintaimu dengan sungguh-sungguh. Aku tak peduli kau adalah seorang wanita atau pria tapi.… aku sangat membenci kebohongan Lu dan aku yakin masih banyak kebohongan yang kau sembunyikan atau mungkin… Perasaanmu padaku hanyalah kebohongan juga -heh sudah pasti"

Luhan mendongakkan kepalanya mendengar ucapan Sehun. Ia menatap Sehun dengan wajah sedih. ia berani bersumpah jika ia benar-benar mencintai putra mahkota Joseon itu. Semua perlakuannya dan perasaannya pada Sehun bukanlah kebohongan.

"T-tidak Sehun. aku tak berbohong, perasa-"

"Sudahlah Luhan. Aku tak ingin mendengar apapun lagi. Semua sudah berakhir. Aku ingin kau meninggalkan istana dan kerajaan ini. Malam ini juga"

Dan inilah yang paling Luhan Takutkan. Ia takut untuk tidak melihat Sehun sehari saja, ia sudah menyerahkan hatinya padanya Sehun. Buliran bening semakin banyak mengalir dari mata rusa Luhan, Ia mencoba mengejar Sehun untuk meminta maaf saat sang putra mahkota membalik badan dan pergi meninggalkan Luhan. Luhan mencoba menggapai jubah putih milik Sehun. Ia bersedia melakukan apapun agar Sehun memaafkan kebohongannya.

Sedangkan Sehun mencoba mengabaikan suara orang yang sangat dicintainya yang memintanya berhenti, ia mengepalkan tangannya erat. ingin rasanya ia berbalik dan merengkuh tubuh Luhan. Ia ingin memaafkan Namja itu. Tapi entah ego sedang menguasai dirinya sehingga ia memilih untuk mengabaikan panggilan Luhan dan masuk ke dalam ruangannya

"SEHUUNNN-hiks.. maafkan aku"

Luhan terduduk di depan ruangan Sehun, ia terisak pelan sambil menggedor pintu ruangan Sehun pelan. Ia sungguh ingin mendobrak pintu itu selarang dan meminta maaf pada kekasih- atau mantan kekasihnya itu. Rambut panjangnya yang selalu indah kini berantakan dan bergerak pelan diterpa angin malam yang dingin. Tapi Luhan tak merasakan hal itu sekarang, yang ia rasakan hanyalah rasa sakit hati di saat pujaan hatinya menatap dengan wajah sarat akan kekecewaan dan kebencian

Heart's Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang