Part 16

3.5K 368 98
                                    

Keadaan menjadi genting seketika saat sang raja mengumumkan agar para penduduknya segera mengungsikan diri ke tempat yang aman. Hal itu harus dilakukan mengingat surat yang dengan jelas memberitahukan penyerangan yang akan kerajaan itu dapatkan. Sehun bahkan tidak tahu dengan siapa ia akan bertarung atau seperti apa musuh yang akan ia hadapi kali ini.

"Aku fikir kau tidak harus turun tangan yang mulia. Aku tidak yakin mereka bisa mengalahkan pasukan kita"

Sehun menghentikan pergerakan tangannya pada pedang yang ia bersihkan saat ini. Matanya beralih menatap dua orang yang menjadi sahabat sekaligus kepercayaannya itu.

"Kita tidak bisa meremehkan orang yang berani menyerang kita Chanyeol. Aku rasa mereka akan menjadi musuh yang tangguh bagi kita"

"Tapi yang mulia, kami memiliki kewajiban melindungi raja kami agar tidak terluka"-Jongin menimpali pertanyaan Sehun.

Yang menjadi objek pembicaraan hanya terkekeh pelan kemudian berdiri dari duduknya dan menghampiri dua orang tadi.

"Kalau kau lupa aku masih seorang Oh Sehun yang tidak bisa kalian kalahkan"

Ucap Sehun sambil tersenyum kecil kemudian berlalu melewati sahabatnya itu. Chanyeol dan Jongin hanya menghela nafasnya pasrah, mungkin mereka terlalu mengkhawatirkan Sehun.

-o-

Istana sudah dikelilingi oleh sebagian prajurit kerajaan, sebagian lainnya berjaga di dalam istana menjaga istana dari dalam. Raut gugup tidak terlukis sedikitpun di wajah para pejuang kerajaan itu. Tentu saja mereka semakin bersemangat saat melihat Raja mereka ikut berjuang bersama mereka. Oh Sehun duduk di atas kudanya dengan baju zirah yang menjadi tameng tubuhnya. Di pinggangnya tersarung sebuah pedang yang menjadi senjatanya sejak ia baru mempelajari ilmu bela diri saat kecil dulu. Di sisi kiri dan kanannya, Chanyeol dan Jongin berada.

Dalam sekali perintah mereka segera pergi menuju perbatasan. Tidak mungkin mereka berperang di dekat istana dan rumah penduduk. Itu hanya akan menimbulkan kekacauan dan kerusakan. Dengan serentak mereka melangkahkan kakinya menuju medan pertempuran, untuk menyambut sesuatu atau seseorang yang berani mengusik kerajaan itu. Tak butuh waktu lama, mereka sudah tiba di perbatasan kerajaan. Tidak nampak adanya musuh ataupun tentara lawan di sana. Hanya gemerisik suara daun yang tertiup oleh angin mewarnai keheningan di perbatasan. Sehun menajamkan mata dan telinganya, mencoba untuk fokus dan mengetahui apa yang sedang terjadi di tempat itu.

Cukup lama mereka hanya berdiam diri, sampai seorang prajurit Sehun berteriak kesakitan saat sebuah belati menancap dengan sadis tepat di atas jantungnya. Semua terkejut tak terkecuali Sehun, maka dengan penuh rasa amarah ia memerintahkan agar pasukannya menyerang bayangan hitam di antara pohon yang ia yakini adalah musuh mereka.

Mendengar perintah dan teriakan sang pemimpin, seluruh pasukan berlari ke depan untuk menyerang musuh-musuh mereka, tak salah lagi, suara desingan pedang yang beradu kini menggantikan suara gemerisik daun tadi. Chanyeol dan Jongin pun segera terjun ke medan pertempuran berusaha menumpas orang-orang dengan baju hitam itu.

"BUNUH MEREKA SEMUA!!!- KECUALI PEMIMPIN MEREKA!!!"

Setelah berteriak lantang, Sehun mengeluarkan pedangnya, ia menggenggam pedang itu kuat kemudian berlari ke arah pertempuran. Sudah lama ia tidak menggunakan kemampuannya itu, kerajaannya memang terlalu damai akhir-akhir ini, jiwanya serasa bergolak saat ia berhasil membunuh salah satu musuhnya. Ia tersenyum puas, karena Sehun memanglah seorang yang lebih menyukai pertarungan daripada politik dan segala kerumitannya. Ia lebih suka menyabetkan pedangnya ke arah musuhnya daripada hanya duduk dan memerintah di atas singgahsananya.

'Trang trang zrakkkkk'

Pertempuran terjadi cukup lama, sudah banyak pasukan musuh yang mereka tumpas, tapi tidak sedikit juga pasukan kerajaan yang terluka bahkan tewas. Chanyeol dan Jongin pun sudah terlihat kewalahan dan lelah. Sehun benar, mereka tidak mudah untuk dihabisi. Ada beberapa orang yang memiliki kemampuan beladiri sangat bagus dan juga gaya bertarung yang berbeda. Itu menyulitkan mereka.

Heart's Revenge [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang