He's lie

393 22 2
                                    


Raffa mengendarakan motornya dengan kecepatan tinggi, ia ingin ke sekolahnya untuk memastikan apakah Ninda sudah pulang atau belum. Dan kebetulan ia ingin mengambil sepatu Olahraganya yang tertinggal di kelas. Sebelum memasuki gerbang sekolah, Raffa terlebih dahulu melihat Adnan yang sedang memperhatikan seseorang, dan ternyata mata Adnan tertuju pada Ninda, gadis yang di giring paksa oleh 3 laki-laki. Lelaki itu Reflek meminggirkan motornya.

"Awas! Sialan lo!" teriak Raffa, yang membuat 3 penjahat muda  dan Ninda menolah.

Ninda menyingkir tubuhnya agar menjauhi Maxime dan kedua temannya. Nafas gadis itu agak tertahan, ia menangis karena perasaannya tidak enak.

"Gak usah ikut campur!" balas Maxime yang mendorong tubuh Raffa.

Raffa kembali mendorong tubuh Maxime hingga terjatuh "Kalo lo cowok, lo gak bakalan nyakitin perempuan! Lo narik-narik pacar gue Bangsat!" balasnya yang begitu kalap, emosinya membara-bara.

Sementara Ninda, gadis itu duduk di bawah trotoar menelungkupkan wajahnya karena takut. Sementara Adnan, ia masih sembunyi di tempat persembunyiannya, tidak menolong Raffa maupun Ninda.

"Sebelum gue bertindak semakin jauh, gue tanya sama kalian. Ngapain lo pada narik-narik dia?! Gue gak pernah nyari ribut sama kalian semua!" teriak Raffa, yang menunjuk ke arah Ninda.

"Kayaknya kita salah orang deh Max" lirih teman Maxime yang berbisik pada Maxime.

Maxime sempat berfikir, bahwa yang di katakan oleh temannya itu benar. Mereka salah orang.

"Sorry, udah lah damai aja" balas Maxime dengan santai namun membuat Raffa tidak suka, dengan reflek, Raffa mengikuti isi hatinya ia menarik kerah baju yang dipakai oleh Maxime "Jawab dulu pertanyaan gue yang tadi!" bentaknya, suaranya benar-benar terdengar sangat kencang.

Ninda menoleh ke arah Raffa ketika mendengar suara lelaki itu yang begitu kencang, tangis Ninda hampir pecah kembali, sebisa mungkin gadis itu harus menahannya.

Ninda menghampiri lelaki itu, berusaha untuk menenangkannya. Namun, Ninda juga agak takut, takut Raffa malah marah kepada nya. Gadis itu memberanikan diri, jemarinya yang masih gemetar menepuk bahu Raffa dengan pelan "Udah Raff. Jangan dilanjutin lagi, gak enak kalo sampe diliat sama guru-guru. Ini kan masih di lingkungan sekolah" pinta wanita itu, kemudian Raffa melepaskan kerah baju Maxime.

Maxime menghela nafasnya, ia lebih baik mengalah sekarang daripada malu ketika masalah ini berlajut dan padahal ia salah orang. "Jelasin cepetan!" paksa Raffa yang membesarkan kedua bola matanya agar Maxiem merasa takut, dan menjawab pertanyaan nya dengan cepat "Fine."

"Dia pacar lo?!" tanya balik maxime yang dibalas anggukkan oleh Raffa.

Maxime mengarahkan yelunjuknya pada Ninda "Ada yang bilang dia ini pacarnya Dino. Gue punya masalah sama Dino, dari dulu. Dari dia masih sekolah di SMA Tunas Bangsa, sampe akhirnya dia di keluarin dari sekolah dan pindah kesini" jelas Maxime, dilihat dari matanya, terbaca bahwa lelaki itu sedang tidak berbohong, dari cara nya berbicara juga begitu lancar tidak tersendat-sendat "Segitu buruknya Dino di mata temen-temen lama nya?!" batin Ninda.

Ninda tidak menyangka bahwa semua kejadian ini berawal dari Dino "Yang bilang Ninda pacar Dino itu siapa?!" tanya lagi Raffa, lelaki itu sepertinya ingin mengetahui dalam-dalam tentang kejadian ini, karena ia ingin menjaga gadisnya itu. Seakan-akan menurut Raffa jangan sampai terjadi suatu hal yang membahayakan Ninda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who's My Prince? He or Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang