Solution

587 48 1
                                    

****

"Tunggu, Gue ambil air buat ngompres dulu"

"Gak usah" jawab Ninda singkat.

Raffa menghela nafas dan duduk disamping Ninda "Gue minta maaf Nin. Seharusnya gue gak cari masalah duluan. Malah jadi lo yang kena imbas nya"

Ninda mendengus sebal "Sumpah! gue gak suka sama sikap lo yang terlalu posesif Raff. Dino itu anak baru, temen sekelas kita. Jadi lo gak boleh kayak gitu sama dia. Mungkin aja dia sekolah disini mau ngerubah dirinya jadi yang lebih baik, bukan mau cari masalah kayak yang lo kira"

"Dan seharusnya, tadi gue gak ngehalangin Dino buat nonjok lo. Tapi gue malah ngelakuin itu" lanjut Ninda yang tersenyum miris.

Raffa terdiam mendengar celotehan Ninda. Berkali-kali ia menelan ludahnya. Ada perasaan yang tidak enak datang pada dirinya. Lalu, Ninda berdiri dari kursinya. Berjalan menuju tempat Kotak P3K dan menyerahkan kotak itu pada Raffa "Obatin bibir lo yang sobek itu. Ngeri gue ngeliat nya"

Ninda berniat meninggalkan Ruangan kesehatan. Namun, Raffa berusaha mencegah Ninda.

"Itu dagu lo juga harus dikom-" ucap Raffa namun terpotong oleh Ninda.

"Gak usah. Gak penting"

Raffa mengepalkan tangannya dan menepuk-nepuk pipinya "Ah, Bego. Ngapain si lo nyari masalah duluan Raff?Ngapain?!" ucapnya yang gemas dengan dirinya sendiri.

°°°°°

"Permisi, Selamat pagi pak" sapa Ninda yang masuk ke kelasnya dan membuat teman-teman sekelasnya menoleh.

"Habis darimana kamu?" tanya Pak Toni yang sedang duduk di kursi guru.

"Habis dari Ruang Kesehatan Pak. Ngebersihin luka saya. Soalnya, tadi saya jatuh kesandung batu" jelas Ninda yang menunjukan luka bekas tonjokan di dagunya.

"Yasudah, Kamu duduk. Lain kali hati-hati"

"Terimakasih Pak"

"Kok gue gak yakin ya, kalo Ninda udah ngompres luka nya" lirih Tiara yang berbisik pada Rayhan.

Rayhan menghela nafasnya "Gue juga gak yakin. Kali ini menurut gue Raffa yang salah. Karena tadi dia yang mancing Dino duluan"

"Tau. Bilangin tuh temen lo. Jadi orang jangan terlalu lebay"

Tak lama kemudian Raffa memasuki ruangan kelas. "Selamat pagi Pak. Maaf saya habis dari toilet. Soalnya saya dari tadi gak tahan terus Pak, jadi lama masuk ke kelasnya" ucap Raffa yang membuat teman sekelasnya tertawa lepas.

"Itu ujung bibir kamu kenapa agak sobek?Kamu habis bertengkar? Mau jadi jagoan?" tanya Pak Toni dengan logatnya yang terdengar sangat tegas.

"Enggak Pak, Ini cuma sariawan doang kok. Yakali Pak, saya berantem" balas Raffa dengan sanagat percaya diri, untuk menutupi kebohongan nya.

"Halah, Pencitraan" gumam Tiara.

"Awas saja jika bapak melihat kamu bertengkar. Saya gak butuh murid yang punya bakat, nilai bagus. Tapi sikap nya C" ujar Pak Toni.

"Lo kenapa si? Sensi amat sama Raffa" tanya Rayhan.

"Lagian dia-"

"Kenapa dia?"

Tiara memutar bola mata nya "Ganteng-ganteng dongo!"

"Iya Pak, tenang aja sama saya mah. Sans ae" celetuk Raffa yang tersenyum konyol dan membuat teman-teman nya tertawa.

Who's My Prince? He or Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang