Pagi yang indah menemani seorang gadis remaja yang baru saja menginjakan kakinya di sebuah SMA yang tergolong elit di kawasan Jakarta.
Matanya menyapu seluruh sudut halaman sekolah yang terlihat di depan matanya.
"Semoga ini jadi sekolah terakhir gue. Cape rasanya pindah-pindah terus ikutin papi," keluhnya.
Dengan langkah santai, gadis itu memasuki sekolah barunya. Baru saja memasuki koridor, banyak sekali siswa siswi yang melihatnya. Tapi gadis itu tidak memerdulikannya dan lebih asik berjalan menuju ruangan kepala sekolah.
"Ruangan kepala sekolah dimana ya? Gue lupa nanya lagi sama papi. Duh bego banget sih lo Pril."
Gadis itu merutuki kebodohannya sendiri. Aprillya Edelin gadis cantik berambut panjang terurai dengan mata indah memandangi setiap penjuru sekolah.
"Haduh mana sebentar lagi bel masuk. Udah jam tujuh lebih tapi gue masih keliling-keliling nyari ruangan kepsek."
Kriiiingggg.....
"Laaaah kan belum kering lidah gue ngomong, itu bel udah bunyi aja."
Prilly kembali berjalan dan mencari ruangan kepala sekolah. Karena sudah lelah, akhirnya dia memutuskan untuk bertanya. Kebetulan sekali dia melihat seorang siswa laki-laki yang sedang berjalan santai dengan baju yang terkesan tidak rapi.
"Heiii...maaf numpang nanya," kata Prilly.
Laki-laki itu berhenti, berbalik badan dan menatap gadis di depannya. Alisnya dia naikan pertanda dia bingung.
"Gue bukan hantu, jadi nggak usah numpang-numpang," balasnya datar.
"Lah emang siapa yang bilang lo hantu?" tanya Prilly seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Lo bilang numpang-numpang," balasnya lagi.
Prilly menghembuskan nafasnya kasar, "ya kan gue baru ketemu lo, jadi ya kali aja lo emang hantu disini. Lagi pula kalo lo bukan hantu, ngapain coba lo keliaran disini padahal bel udah bunyi?"
"Keliaran? Sorry gue bukan anjing."
"Nggak ada yang bilang lo anjing kali," umpat Prilly.
"Makanya ngomong yang bener."
"Hadeuh. Ya udah gue mau tanya sama lo bisa apa nggak?" tanya Prilly mulai kesal.
Prilly menutup matanya dan menghembuskan nafasnya sekali lagi. Tatapannya langsung tertuju pada name tag laki-laki di hadapannya.
Aliano Fahrezi"Harus gue jawab?"
"Ya iyalah harus, soalnya gue murid baru disini. Jadi gue nggak tau ruangan-ruangan disini," oceh Prilly.
"Oh. Kenapa nggak bilang?"
"Ini kan gue bilang sama lo."
"Butuh banget ya apa-apa bilang sama gue?" Alis tebal lelaki itu naik sebelah dengan wajah cueknya.
"Iiih sebenernya lo makhluk apaan sih? Heran gue, dari tadi ada aja jawabannya!" Prilly menggertakan giginya.
"Makhluk Tuhan yang paling seksi," jawabnya santai.
Apa katanya? Seksi? Prilly menatapnya dari atas hingga ujung kaki. Seksi darimana nya? Penampilannya saja sudah tidak mencerminkan lelaki seksi, malah terkesan urakan.
"Lo kenapa nggak masuk ke kelas? Sebenernya lo mau sekolah atau mau tawuran? Ko penampilan lo urakan gituh sih?"
"Perhatian banget. Suka sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku!
FanfictionAprillya Edeline, siswi baru di sekolah favorit di jakarta dan merupakan anak dari pemilik sekolah itu. Baru saja pertama masuk sekolah, Prilly sudah dihadapkan dengan satu kejadian yang membuatnya syok terapi... Kejadian apa itu?? Apalagi ketika di...