Cukup lama Ali dan Prilly berolahraga. Peluh sudah terlihat mengaliri wajah mereka berdua. Tidak buruk juga berolahraga pagi seperti ini, apalagi bersama dengan orang yang disayangi.
"Maaf ya Li, tadi kamu harus gendong aku," sesal Prilly.
"Nggak apa-apa, selagi itu bikin kamu seneng," balas Ali.
"Tapi kan jadinya kamu keringetan gini." Prilly mengusap peluh yang ada di dahi Ali.
Ali hanya tersenyum, "keringet ini bukti kalo aku akan selalu bahagiain kamu."
"Idih gombal kan. Terus aja gombal."
"Tapi kamu suka kan?" goda Ali.
Enggan berkata 'iya', gadis itu hanya memalingkan wajahnya dan tidak berani menatap kekasih hatinya itu.
"Nggak mau liat aku nih? Berarti bener dong kamu suka aku gombalin?" Ali mencolek dagu Prilly.
"Ish modus kamu mah." Prilly memukul pelan tangan Ali hingga cowok itu tertawa.
"Nggak ko. Kamu nya aja suka aku modusin."
"Tau ah terserah. Mending kita samperin Lena sama yang lainnya," usul Prilly.
"Nggak mau lebih lama berduaan?" Ali bertanya dengan alis yang dinaik turunkan.
"Buat apa? Kalo berduaan terus, yang ketiganya tuh setan..."
Tanpa mereka sadari di samping mereka ada orang dengan postur tubuh tinggi dengan wajah berjenggot menatap mereka dengan tajam.
"Ehemmm!"
Prilly menolehkan kepalanya dan kaget, "eh..."
Orang itu langsung berlari meninggalkan mereka berdua. Dan Ali langsung tertawa terbahak.
"Yah Li, tadi pas aku nyebutin setan, orang itu ada di deket kita ya?"
"Iya yang," jawab Ali masih dengan tawanya.
"Ko kamu nggak bilang siih? Kan aku jadinya nggak enak sama orang itu. Ntar dikiranya yang jadi setannya itu dia," imbuh Prilly.
"Yaudah sayang. Lagian emang dia setan. Ngapain juga olahraganya di samping kamu, tepatnya di samping orang pacaran."
"Ish kamu mah...udah aah ayo ke yang lain."
Ali mengangguk sambil berlari kecil. Setelahnya mereka langsung menghampiri teman-temannya yang kebetulan sedang beristirahat.
"Nih liat Ja, dada gue nggak rata kan? Sekarang udah keliatan kayak betty boop kan ya?" tanya Aya.
"Lo kenapa sih ngomongin toket mulu? Lagian lo tuh pantesnya bukan pake bh, tapi pake miniset," cibir Baja.
"Anjir gue setuju itu," sahut Lena.
"Gue beliin sekodi," tambah Bimo.
"Miniset apaan?" tanya Aya dengan polosnya.
Ali dan Prilly yang baru saja datang langsung terdiam ketika mendengar pertanyaan Aya. Prilly terkikik sendiri menahan tawanya.
"Miniset itu, kaset yang bentuknya mini," tukas Ali.
"Oh gitu ya. Eh tapi kalo nggak salah gue pernah denger namanya miniset deh Li," sanggah Aya sambil berpikir.
"Pril, temen lo otaknya lo kasih apaan sih ampe begitu banget?" tanya Baja.
"Maklumin aja lah Ja," balas Prilly.
"Baut nye longgar, jadi begitu," kata Lena.
"Untung lo nggak kayak si Aya ya Len. Kalo iya bisa-bisa gue gila kayak si Baja." Bimo bergidig sendiri melihat Aya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku!
FanfictionAprillya Edeline, siswi baru di sekolah favorit di jakarta dan merupakan anak dari pemilik sekolah itu. Baru saja pertama masuk sekolah, Prilly sudah dihadapkan dengan satu kejadian yang membuatnya syok terapi... Kejadian apa itu?? Apalagi ketika di...