"Ih bego deh begoooooo!!!" rutuk Prilly sambil memukul-mukul kecil kepalanya. Matanya terpejam seraya menenggelamkan wajahnya di bantal.
"Kenapa sih tiap-tiap berhadapan sama Ali pasti aja kayak yang kehipnotis. Apa jangan-jangan dia titisan Romi Rafael?"
Badannya berbalik merubah posisinya yang tadinya tengkurap menjadi terlentang. Prilly menatap langit-langit kamarnya sambil menerawang kejadian sepulang sekolah tadi.
Kenapa rasanya selalu terhipnotis ketika tatapan lembut dan halus dari mata hitam Ali menusuk tepat ke dalam matanya?
Rasanya jantung Prilly berdegup kencang dan juga aliran darah terasa semakin deras. Lidahnya terasa kelu bahkan mulutnya tak mampu mengucap sepatah kata-pun ketika Ali menatapnya langsung. Seketika hatinya menghangat dan nyaman ketika Ali memperlihatkan perhatian-perhatian kecil padanya.
Apa mungkin Prilly sudah mulai jatuh cinta pada Ali?
"BIG NOOOOOO!!!" teriak Prilly tak sadar.
Suara langkah kaki yang terdengar berlari langsung memasuki kamar Prilly dan seketika kamar Prilly terbuka lebar.
"Lo kenapa? Lo sakit? Coba ngomong sama gue!!" seru seorang cowok bertubuh tegap yang berada di ambang pintu dengan nafas tersendat.
"Kok bang Arsen nggak sopan sih main buka-buka pintu kamar gue?" Prilly balik bertanya sambil menatap tajam ke arah Arsen.
Arsen Emerald, cowok berpostur tinggi tegap dengan kulit putih bersih. Berparas tampan dengam hidung runcing. Dia merupakan kakak kandung dari Prilly yang sekarang sedang berkuliah di Universitas ternama di Jakarta.
"Gimana gue nggak langsung buka pintu kamar lo, kalo gue denger lo teriak-teriak kagak jelas gitu. Lo kenapa sih? Kesambet setan mana lo? Biar gue rukiah sini." Arsen mengapit kepala Prilly di ketiaknya membuat gadis itu berontak berusaha melepaskan kepalanya.
"Lo apa-apaan sih bang? Lo pikir badan lo nggak bau apa?!" omel prilly.
"Lo bilang dulu lo kenapa teriak-teriak? Bikin gue jantungan tau," balas Arsen.
"Lepasin ihhh."
"Nggak, ngomong dulu ke gue lo kenapa?"
"Iya ngomong tapi lo lepasin dulu kepala gue bang. Lo mau bikin gue mati hah?" omel Prilly sekali lagi.
Arsen tertawa keras sambil melepaskan cengkraman nya pada kepala adik semata wayangnya. Sementara Prilly langsung merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan dan mengambil nafas dalam-dalam. Mencari oksigen di sekitarnya.
"Lo kenapa? Bengek lo?" Arsen masih tertawa menatap adiknya itu.
"Iya gue bengek gara-gara bau badan lo," cibir Prilly.
"Enak aja gue wangi kali. Gue penasaran, lo kenapa tadi teriak-teriak? Lo ngeliat hantu? Atau hantu yang ngeliat lo?" tanya Arsen membuat Prilly dongkol.
Mata hazel Prilly langsung menatap tajam ke arah mata kakaknya, "dasar dugong lu!"
"Lo ade nya dugong dong?" Arsen membalikan kata-kata Prilly hingga gadis itu berdecak.
"Lo tumben kemari bang, biasanya lo betah banget di rumah mami. Kenapa nggak di rumah mami?"
"Males," jawab Arsen singkat sambil merebahkan tubuhnya di samping Prilly.
Prilly tersenyum kecut, "apa kelakuan mami masih kayak biasanya bang?"
"Menurut lo? Gue udah nggak urusan sama kelakuan mami. Gue udah cape bie. Kadang gue mikir, papi salah apa sama mami, sampe mami tega selingkuh sama sahabat papi sendiri," keluh Arsen.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku!
FanfictionAprillya Edeline, siswi baru di sekolah favorit di jakarta dan merupakan anak dari pemilik sekolah itu. Baru saja pertama masuk sekolah, Prilly sudah dihadapkan dengan satu kejadian yang membuatnya syok terapi... Kejadian apa itu?? Apalagi ketika di...