#Part7

7.7K 1.2K 148
                                    

Lena dan Aya berjalan beriringan menuju kantin. Keduanya tampak asik berbincang sambil bercanda. Saat sedang berjalan, Lena dan Aya berpapasan dengan Ali cs. Tentu saja Lena berhenti dan menatap Ali. Bingung, itu yang ia rasakan saat ini. Seharusnya Ali bersama Prilly saat ini.

"Ali..." panggil Lena.

"Ciye ada Lenong. Len,  ada salam tuh dari si Bemo," celetuk Baja.

"Diem lu curut!" geram Bimo.

Ali menaikan satu alisnya dan menatap Lena bingung. Karena yang Ali tahu, Prilly selalu bersama kedua sahabatnya itu, "Prilly mana?"

"Prilly lagi sama Ali," jawab Aya enteng sambil menatap Baja.

Lena, Ali dan kawan-kawan Ali tampak menatap ke arah Aya. Bego, memang kebegoan dan kelemotan Aya benar-benar sudah akut. Memang sudah menjadi hal yang biasa kalau kalimat Aya itu selalu spontan tanpa dipikirkan apa yang baru saja kekuar dari mulutnya.

"Kenapa lo pada ngeliatin gue? Ada yang salah?" tanyanya tanpa dosa.

"Gebetan lo bego Ja," bisik Bimo.

"Dia bukan gebetan gue!" sergah Baja kemudian matanya melirik Aya dan tersenyum kecut.

Mendengar kalimat Aya, mata Ali berubah tajam. Ini tidak beres, pasti ada sesuatu yang menimpa kekasihnya. Sementara Aya masih bingung dengan tatapan Ali lantas membalas dengan menatap teman-temannya satu per satu.

"Kalian kenapa sih?" tanya Aya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Plis deh Ay, emang bener tadi Prilly niatnya mau ketemu Ali, tapi apa lo nggak liat Ali ada disini," tunjuk Lena.

Aya memandang Ali, "lah iya si Ali ada disini. Kok lo ada disini? Emang kencan nya udah beres?"

"Kencan?" ulang Ali dan menjadi semakin bingung. Benar-benar ada yang tidak beres, batinnya berbisik.

"Eh dada rata, si Ali dari tadi sama kita. Kencan darimana coba, jangan ngaco deh lo," sahut Baja.

"Lo manggil gue dada rata Ja?" tanya Aya polos.

"Dada lo rata apa nggak?" Baja balik bertanya, otomatis Aya langsung meraba ke arah dadanya.

"Oh iya ya rata," jawab Aya sambil cengengesan.

Lena hanya mendengus mendengar jawaban Aya yang menurutnya benar-benar polos.

"Anjir bener-bener lemot!" Baja menepuk jidatnya. Sementara Bimo tertawa di sampingnya.

"Kalian jangan bercanda, ini serius. Li, lo serius nggak sama Prilly?" Lena menatap Ali penuh selidik.

Sementara Ali menggeleng.

"Gue kira lo sama Prilly. Tadi ada siswi yang bilang ke Prilly kalo lo tungguin dia di belakang sekolah di bawah pohon deket kolam pas jam bel istirahat," terang Lena.

Benar sekali tebakannya. Ini pasti jebakan buat Prilly. Ali tidak pernah mengajaknya bertemu saat istirahat. Rahang kokoh itu mulai mengeras menahan amarah yang sudah mencapai puncak. Tangannya mengepal sempurna. Tanpa berpikir panjang Ali langsung meninggalkan teman-temannya saat itu juga.

"Woy lo mau kemana? Tungguin kita!" teriak Baja.

"Udah mending kita kejar si arab," titah Bimo dan langsung berlari mengikuti Ali.

"Ayo Ay, kita juga ikut Ali. Gue khawatir sama Prilly," kata Lena sambil menyeret tangan Aya.

"Iih apa sih lo seret-seret gue? Emang Prilly kenapa? Kan Ali lagi nyamperin dia," balas Aya.

Dia Milikku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang