#Part10

5.3K 858 41
                                    

Minggu yang cerah bagi Prilly. Hari yang membuat dia bebas untuk tidur seharian tanpa diganggu siapapun dan menghabiskan hari minggunya untuk bersantai.

Tapi nyatanya hari minggunya harus terganggu oleh kedatangan kakaknya dan juga kedua sahabatnya yang sudah berada di kamar Prilly sedari tadi.

"Lo berdua ngapain sih kesini pagi-pagi kayak gini? Mau ngajakin gue jalan? Ogah ah gue males," omel Prilly dan langsung menarik selimutnya lagi.

"Siapa juga yang mau ngajakin lo jalan, kita pengen main kesini. Gue juga mau ngasih ini buat lo. Ini kue dari nyokap gue," kata Lena dan menyerahkan kue yang ada dalam bungkusan.

"Ko gue nggak dikasih sih?"

"Lo terlalu sering Ay. Kebanyakan makan manis, ntar muka lo tambah manis."

"Iiih lo tau banget sih Len," pekik Aya diiringi gelengan kepala Prilly.

"Iya tambah manis, bikin yang liat jadi diabetes."

"Lo kata gue penyakit?! Lo mah kebiasaan muji gue terus jatuhin gue ampe nyungsep," umpat Aya.

"Makanya jadi orang tuh jangan banyak PD lo Ay. Banyakin tuh amal ibadah," sahut Prilly.

"Si Prilly tobat, padahal lakinya belum tobat sama sekali," ledek Lena.

"Berisik ah. Emangnya gue mau mati disuruh banyakin amal ibadah," sungut Aya.

Lemparan bantal Prilly langsung mengenai Aya, "anak bego. Amal ibadah tuh nggak perlu nunggu lo mau mati juga. Dari sekarang juga harus kaliii."

"Emang ibadah lo udah bagus Pril?" tanya Lena.

Prilly langsung terkekeh, "belum sih. Tapi gue lagi otw jadi anak yang lebih baik."

"Alah sama aja lo talenan bawang," dengus Aya.

"Tapi seenggaknya gue mau berubah tau," tukas Prilly.

Lena mengedikan bahunya sambil mencibir ke arah Prilly.

"Emang lo mau berubah jadi apa? Wonder women, cat women, power ranger atau saras 008?" tanya Aya heboh.

"Mulai lagiiiii kan si muka marmut," gerutu Prilly.

"Kagak aneh dah. Si Aya otaknya perlu dibenah," tambah Lena.

"Emangnya rumah ampe dibenah segala." Aya memanyunkan bibirnya.

"Bie...!!" panggil Arsen dan langsung masuk ke kamar Prilly.

"Ups sorry kirain kagak ada cabe-cabe kering disini," tambahnya.

"Temen-temen gue itu," sanggah Prilly.

"Iya bener, sekata-kata aja sih kalo ngomong kak," protes Lena dihadiahi kekehan dari Arsen.

"Aaaah kak Arsen, nggak apa-apa deh lo anggap gue cabe. Yang penting lo jadi terong nya ya kak...aaah mau-mauuuu," pekik Aya.

Prilly dan Lena terkikik melihat Arsen yang bergidig ketakutan dan mulai menjauh dari Aya.

"Pril, temen lo yang satu ini kenapa sih? Takut gue jadinya," sahut Arsen.

"Nggak usah takut dia nggak gigit bang. Lagian lo ngapain masuk kamar gue coba?"

"Abang-abang, no abang Bie. Oh iya, tadi papi telepon katanya hari ini nggak bisa pulang."

"Biarin aja mulut-mulut gue. Iya nggak apa-apa bang. Ya udah sana keluar, gue lagi ada tamu nih," usir Prilly.

"Bener tuh, masa cowok mau gabung ama cewek." Lena menambahkan dengan alis yang diturun naikan.

"Eeeeh bentaaaar," tahan Aya sebelum Arsen keluar.

Dia Milikku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang