Hentakan kaki Prilly terdengar di koridor sekolah. Pagi sekali gadis itu sudah berada di lingkungan sekolahnya. Itu semua karena Ali yang datang menjemputnya pagi-pagi sekali ke rumahnya. Alasan Ali sangat klise yaitu karena 'kangen'. Benar-benar cowok aneh.
Sebenarnya Prilly sudah biasa berangkat sendiri. Justru ia akan merasa aneh kalau ada makhluk tak diundang sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Siapa lagi kalau bukan Ali.
"Belajar yang rajin ya sayang biar anak kita jenius kayak kamu dan juga bapaknya," kata Ali.
"Masih SMA nggak usah bawa-bawa anak," balas Prilly ketus.
"Siapa juga yang bawa anak? Aku bawanya buku. Itu juga cuma satu biji dan masih putih bersih sebersih hati aku yang masih suci."
"Kamu niat sekolah nggak sih? Bawa buku satu, terus masih bersih. Artinya kamu nggak suka nulis dong?" cerca Prilly.
"Ngapain nulis. Mending aku langsung tulis di otak aku. Kayak kamu, selalu ada di otak dan hati aku," godanya.
Merasa jengah, Prilly hanya berdecih sambil memutar bola matanya malas.
"Pengen muntah," cibir Prilly.
"Ko muntah? Harusnya kamu tersipu-sipu dong sayang. Kan aku lagi gombalin kamu."
"Berisik ah."
"Ya udah kamu masuk gih," titah Ali.
"Terus kamu mau kemana? Ke kelas?"
"Enggak," jawab Ali enteng.
"Terus mau kemana Ali?"
"Mau ke UKS, mau tidur. Masih ngantuk."
"Aliii! Kalo masih ngantuk kenapa kamu jemput aku sepagi ini? Kan masih ada waktu kamu tidur di rumah tadi. Terus kenapa kamu nggak ke kelas aja? Kenapa malah mau tidur sih? Jangan ampe kamu bolos yaaa!!" ancam Prilly sambil melotot ke arah Ali.
"Aku kangen kamu sayang."
"Hiiih serah kamu deh."
"Kamu lucu kalau lagi marah. Bikin aku tambah cinta," puji Ali.
Prilly tersenyum sekilas seraya menatap Ali dengan tatapan malas. Tangannya ia silangkan di depan dada. Terlihat sekali ia sudah bosan mendengar kalimat-kalimat yang selalu saja keluar dari mulut cowok itu.
"Kamu ko cuma senyum aja?"
"Terus harus gimana?" tanya Prilly.
"Nggak gimana-gimana sih."
"Gaje!"
"Sayang, kamu tau nggak bis apa yang bikin aku seneng?" tanya Ali.
"Bis tayo," jawab Prilly malas.
"Salah, mau tau jawaban nya?"
"Nggak minat."
"Yakiin nggak minat?" Ali mencolek dagu Prilly membuat gadis itu mengerutkan keningnya.
"Iih modus."
"Jadiii, mau tau nggak jawaban nya apa?"
"Ya udah apa jawaban nya?"
"Jawaban nya, bis apa yang bikin aku seneng itu Bisikan Cinta Dari Kamu. Asiiiiik."
Tawa Ali terdengar renyah setelah menggoda kekasih nya yang kini tampak membuka mulutnya tak percaya. Benar-benar aneh.
Di balik sikapnya yang dingin pada orang lain, ternyata ada sisi humoris dalam diri Ali. Kadang Prilly merasa ada yang berbeda di diri Ali. Di satu sisi Ali bisa menjadi pribadi yang hangat dan juga humoris, tapi di sisi lain Ali juga bisa menjadi sosok yang dingin dan pendiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku!
FanfictionAprillya Edeline, siswi baru di sekolah favorit di jakarta dan merupakan anak dari pemilik sekolah itu. Baru saja pertama masuk sekolah, Prilly sudah dihadapkan dengan satu kejadian yang membuatnya syok terapi... Kejadian apa itu?? Apalagi ketika di...