Setelah berkutat dengan pelajaran, akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Suara riuh siswa siswi yang berhamburan dari kelas terdengar. Tak terkecuali kelas Prilly.
Terlihat seorang siswi berambut sebahu dengan kulit putih menghampiri Prilly dan berdiri di sampingnya.
"Hai Pril. Kenalin gue Lena. Gue sahabatnya Aya, bisa dong kita jadi teman," kata Lena bersemangat.
"Boleh banget. Gue nggak pernah membatasi diri buat berteman," balas Prilly senang.
Aya yang berada di dekat Prilly ikut mengangguk sambil tersenyum.
"Mending kita ke kantin, kasian perut gue udah minta diisi. Ke kantin bareng yuk Pril," ajak Aya.
"Perut mulu yang lo pikirin tupai betina," ledek Lena.
"Bodo amat," balas Aya.
Ketiganya berjalan menyusuri koridor sambil bercengkrama. Sampai di kantin Prilly langsung duduk di meja yang kosong sementara teman-temannya memesan makanan.
"Sekolah ini sama aja kayak sekolah gue dulu. Nggak ada yang berkesan," keluh Prilly sambil memainkan ponselnya.
"Kita mau duduk dimana? Bangkunya penuh semua," tanya Lena.
"Hmm nggak ada yang kosong ya," tambah Aya seraya matanya mencari bangku kosong yang ada di kantin itu.
"Loh itu kan ada kursi kosong, pas buat kita bertiga," tunjuk Prilly pada salah satu bangku yang masih kosong.
Bukannya menjawab pertanyaan Prilly, Lena dan Aya malah menatap Prilly membuat gadis mungil itu bingung
"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Prilly dan langsung menuju ke bangku itu tanpa menunggu jawaban dari Lena maupun Aya.
"Lah itu si Prilly malah pergi gitu aja, gimana nih Ay? Itu kan bangku tempat tongkrongan Ali cs," bisik Lena pada Aya.
"Ya udah sih nggak apa-apa. Tinggal kedipin mata aja kalo ada mereka," jawab Aya dan langsung menyusul Prilly.
Mau tidak mau Lena ikut menyusul mereka dan duduk di bangku itu. Mereka langsung memesan makanan untuk mengisi perutnya.
Baru saja masuk sebagai siswi baru, Prilly terlihat mudah sekali akrab dengan Aya dan Lena. Tak jarang mereka melempar candaan dan juga saling menoyor kepala.
"Untung si Ali cs belum dateng," kata Lena sambil mengemut permen lolipopnya.
Mendengar nama Ali disebut, Prilly langsung menatap Lena, "Len, gue mau nanya," tukas Prilly.
"Apaan?"
"Maksud lo si Ali-Ali tuh Aliano Fahrezi?"
"Whatttt?" pekik Aya membuat Prilly dan Lena menutup telinganya.
"Berisik bego!" umpat Lena.
"Bentar-bentar Pril, kok lo tau si Ali sih? Lo udah kenal sama dia?" tanya Aya heboh.
Sementara Lena yang ikut-ikutan penasaran hanya mengangguk tak jelas dengan wajah seriusnya.
"Gue nggak kenal Ali," jawab Prilly santai.
"Yaaahhhh..." sesal Aya diiringi tawa Lena.
"Emangnya kenapa?" Prilly menatap Aya heran.
Karena tidak mengerti dengan maksud teman-teman barunya itu. Baru saja Prilly sekolah hari ini, mana mungkin dia kenal dengan siswa yang ada di sekolah barunya.
Selama di sekolah lama pun, Prilly jarang berinteraksi dengan siswa siswi yang lain. Sifatnya agak sedikit pendiam, namun kalau sudah kenal dekat dengannya, Prilly bisa menjadi gadis yang asik diajak ngobrol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku!
FanfictionAprillya Edeline, siswi baru di sekolah favorit di jakarta dan merupakan anak dari pemilik sekolah itu. Baru saja pertama masuk sekolah, Prilly sudah dihadapkan dengan satu kejadian yang membuatnya syok terapi... Kejadian apa itu?? Apalagi ketika di...