Seperti biasa, setiap pagi Ali pasti sudah menunggu Prilly di depan pintu rumahnya. Sudah tidak aneh bagi Prilly jika Ali tiba-tiba menyambutnya di depan pintu.
"Udah siap?"
"Udah," jawab Prilly sambil mengucek matanya.
"Masih ngantuk hem?" Ali memandang Prilly dan mengelus pipinya.
"Sedikit. Mana helm nya?"
Ali tersenyum sekilas. Sepertinya Prilly memang masih terlihat mengantuk. Kesadarannya saja belum penuh. Bahkan mobil yang terparkir di depan gerbang Prilly pun tak disadari oleh kekasih hatinya.
"Coba bangun," titah Ali.
"Udah bangun."
"Konsentrasinya penuhin dulu."
"Emang kenapa sih?" Prilly mulai mengoceh tak jelas.
"Coba liat, emang disini ada motor?" tanya Ali.
Matanya menyusuri setiap sudut parkiran rumahnya. Prilly mengernyit bingung, kenapa tidak ada motor terparkir? Terus Ali menjemputnya naik apa?
"Yuk berangkat," ajak Ali.
"Naik?"
"Tuh," tunjuk Ali pada mobil sport yang terparkir.
Mulut Prilly menganga melihat mobil sport Ali terparkir di depan gerbang rumahnya. Kenapa ia tidak menyadarinya?
"Kita naik itu?" tanya Prilly.
"Kenapa? Nggak mau? Atau mau aku gendong?"
Prilly memukul pelan lengan Ali. Namun Ali hanya tersenyum.
"Ayok," ajak Ali sekali lagi.
Prilly mulai mengekori Ali yang sudah berjalan terlebih dahulu. Benar apa yang dikatakan Ali kemarin. Setelah Ali mengetahui tentang yang dialaminya kemarin, Ali menjemputnya tidak menggunakan motor tetapi mobil.
Ali menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Prilly terdiam sambil menatap Ali yang terlihat fokus menyetir. Hatinya menghangat seketika. Ternyata Ali benar-benar membuktikan rasa sayang padanya.
Mobil Ali memasuki gerbang sekolah. Banyak pasang mata yang melihat mobil Ali. Pasalnya mereka tidak tahu siapa pemilik mobil sport mewah uang baru saja memasuki gerbang sekolah.
Prilly hendak turun ketika dia memakirkan mobil Ali sudah terparkir dan membuka pintu mobilnya.
"Aku duluan ya," pamit Prilly.
"Kita bareng," sanggah Ali.
"Iya."
Kini keduanya keluar dari mobil bersamaan. Seluruh murid yang melihat Ali dan Lrilly keluar dari mobil itu yampak kaget. Pasalnya Ali tidak pernah membawa mobil ke sekolah selama ini.
"Sebentar..." tahan Ali ketika Prilly akan melangkahkan kakinya.
"Kenapa?"
Tangan Ali terangkat ke kepala Prilly. Lalu membereskan rambut Prilly yang sedikit berantakan.
Sikap lembut Ali semakin membuat Prilly terbuai dan terlena. Jika seperti ini terus, bisa-bisa dia bisa jatuh cinta pada cowok itu.
Setelah rapi, Ali tersenyum lalu menggandeng tangan Prilly memasuki sekolah. Banyak sekali yang memerhatikan mereka. Sebagian ada yang senang melihatnya, namun ada juga yang memandamg tidak suka.
Sudah tidak asing jika siswa dan siswi di sekolah itu melihat kedatangan Ali serta Prilly secara bersamaan. Bahkan Ali sengaja memamerkan kemesraannya di depan umum. Sikapnya yang posesif pada Prilly, membuat cowok lain enggan untuk mendekati Prilly.
![](https://img.wattpad.com/cover/132423355-288-k285519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku!
FanfictionAprillya Edeline, siswi baru di sekolah favorit di jakarta dan merupakan anak dari pemilik sekolah itu. Baru saja pertama masuk sekolah, Prilly sudah dihadapkan dengan satu kejadian yang membuatnya syok terapi... Kejadian apa itu?? Apalagi ketika di...