#Part13

4.4K 772 118
                                    

Pertengkaran dengan Baja di kantin tadi membuat Aya sedikit bermuram durja. Mungkin Prilly dan Lena ikut merasakan apa yang dialami Aya. Karena terlihat sekali mereka tidak bersenda gurau.

Setelah tahu kronologi yang menimpa Aya, baik Prilly maupun Lena mulai tersulut emosi. Semua yang diucapkan oleh Baja, diceritakan kembali oleh Aya pada kedua sahabatnya itu.

Awalnya, Lena ingin mendatangi Baja dan membalas sakit hati Aya, tapi Prilly mencegahnya

Karena apa? Karena sudah dipastikan yang kena imbasnya itu adalah Aya. Bukan Prilly maupun Lena. Prilly lebih memilih menenangkan Aya dibanding terpancing emosi nantinya.

Dan saat ini, Prilly dan kedua temannya berada di rumah gadis pemilik mata hazel itu. Bermaksud untuk menghibur Aya, namun nyatanya Aya masih tetap terlihat murung.

"Udah dong Ay, jangan murung terus. Males gue liatnya," tegur Lena.

"Lo nggak ngerti apa yang gue rasain Len," gumam Aya.

"Kita berdua emang nggak akan pernah bisa ngerti gimana perasaan lo. Tapi lo harus tau, disini ada kita berdua yang akan selalu berada di samping lo Ay." Genggaman tangan Prilly mampu membuat senyuman Aya sedikit terlukis.

"Lo sih Pril nahan gue buat labrak si Bajaneon! Gue udah gatel banget pengen bikin dia jadi perkedel!" seru Lena seraya mengepalkan kedua tangannya.

"Nggak usah Len. Gue nggak apa-apa ko," balas Aya.

"Lo bilang nggak apa-apa, tapi wajah lo tuh keliatan kenapa-napa," gerutu Lena.

Berbeda dengan Prilly, dia lebih banyak tersenyum dan mengelus punggung Aya.

"Kalo lo mau luapin kekesalan lo, luapin aja. Jangan ditahan-tahan, nggak enak loh kalo ditahan," tutur Prilly.

"Iya Pril, nggak enak kalo ditahan. Macem kayak orang mau eeq, tapi wc nggak nemu," seloroh Aya.

"Anak gila! Lagi galau masih aja kumat begonya!" Lena menepuk jidatnya sendiri.

"Lenaaaa!" tegur Prilly.

"Apa? Ya abisnya kita peduli sama dia eh dianya..." Bibir Lena mengerucut.

"Oh kalian lagi peduliin gue ya?" tanya Aya polos.

"Tuh kaaaan lemott nya kumat. Untung gue nggak kena serangan jantung dapet sahabat macem si Aya."

"Kan kata gue kalo nggak lemot nggak cantik, Nasar!!"

"Nasar apaan Ay?" Prilly menatap Aya heran.

"Nasar, LeNa SAngaR," balasnya.

"Anjir kutu kupret. Darimana asalnya tuh panggilan begitu?" protes Lena dan Prilly tertawa.

"Ih bagus tau. Abisnya wajah lo sangar sih. Nakutin," tambah Aya.

"Nah gitu dong Ay ceria. Kan gue seneng liatnya," sahut Prilly.

Aya langsung menoleh ke arah Prilly, "oh iya gue lupa. Gue kan lagi sedih ya."

Dalam sekejap raut wajah Aya kembali menunjukan wajah muram nya.

"Eh si peak! Tadi udah ceria, sekarang tuh muka balik lagi kayak baju belum disetrika," protes Lena.

"Terserah Aya aja deh," tambah Prilly.

"Kalian jahat ah sama gue. Ya udah gue mau menyendiri dulu, gue sewa halaman lo yang di belakang rumah ya Pril. Bayarannya gue cicil," celoteh Aya sambil meninggalkan Prilly dan Lena yang memandangnya tak mengerti.

"Otaknya makin bego," cibir Lena.

"Makin nggak waras," balas Prilly seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dia Milikku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang