Seperti biasa 🌻

222 5 0
                                    

"Gimana Arman? Lari paginya aman?" Ucap Hans saat melihat pasangan itu mengetuk pintu.

"Susuai dengan om perkirakan," Ucap Arman.

Hans merangkul pundak Arman dan mengajaknya untuk meminum seteguk kopi hitam yang akan disajikan mbak.

Hans sangat memahami bahwa Arman sangat lelah setengah harian ini menemani gadisnya, terlihat dari raut wajahnya yang tidak bisa lagi berbohong.

"Seru tau pah tadi,"

Seketika suara gadis itu menyambar dibalik obrolan dua pria.

Kedua pria itu masih terdiam, sembari sesekali menyeruputi kopi yang sudah tersaji.

"Seru kan beb?"

Karena masih belum ada jawaban veli pun memutuskan untuk bertanya kembali.

"Seru kan?"

Arman pun berfikir seketika, jika ia tak menjawab pertannyaan itu pasti nanti malam berdebat di telfon.

"Seru banget kok, aku suka hari ini. Kapan-kapan jangan lagi yaa," Jawab Arman dengan lantangnya.

"Jangan lagi?" Ucap Veli tak terima.

"Maksud aku lagi beb, salah ngomong tadi."

Kali ini ucapan Arman berhasil mengusir gadis itu dengan wajah tersenyum sipu.

Veli kembali kekamar dengan bersenandung merdu di setiap anak tangga yang ia pijaki.

"Sangat luar bisa Arman, gadis itu." Ucap Hans kepada Arman dengan menggeleng gelengkan kepalanya dengan heran.

Walaupun sifat Veli yang terkadang masih kekanakan. Namun ia memiliki pemikiran yang lebih dewasa dari pada Arman. Dan Arman menyadari itu. Veli selalu memikirkan masa yang akan dating tidak hanya saat ini.

Apalagi jika sudah bertanduk, Veli akan mengeluarkan kata bijaknya dengan komplit.

Karena langit sudah menggelap dan diperkirakan aka turun hujan, Arman memutuskan untuk pamit dan pulang ke tempat seharusnya ia kembali.

Kebetulan sekali Veli sudah berganti baju dan menghampiri Arman.

"Hati-hati dijalan, sampai rumah jangan lupa telfon ya."

"Seperti bisa." Jawab singkat Arman dan lanjut pamit ke calon mertua.

"ciat calon mertua."

***

Sebelum mentari melebarkan sinarnya, aku sudah harus segera berangkat menuju gedung tua itu. Gedung yang selalu aku datangi kecuali Weekend.

Gedung kokoh yang berdiri tegak di tengah kota. Gedung itu sangat popular sudah banyak orang yang mengetahuinya.

Kali ini gedung itu akan menerima ribuan manusia baru, ini akan terjadi setiap tahunya.

Setibanya aku disana, sudah terdapat Arman yang menunggu. Karena Arman sebagai Ketua Osis yang turut membantu kepersiapan H-1, jadi dirinya ikut menginap di sekolah.

Beberapa orang mulai terlihat di dalam area lapangan, dengan memakai baju yang seragam.

Yuppss

Hari ini adalah penerimaan murid baru yang akan diberikan informasi megenai sekolah yang nantinya akan mereka tempati untuk belajar. Dari segi lingkungannya hingga organisasi semua dikenalkan dalam acara ini.

Kali ini Veli bertugas sebagai mentor di salah satu kelompok yang paling rame dan asik.

Seorang Velicia akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum adam. Apapun kondisinya wanita itu selalu terlihat anggun dengan pakaiannya yang sederhana.

Begitupun dengan Arman yang juga menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa.

Pria berhidung mancung, bulu mata lentik, tingga, cool sama seperti sikapnya, namun terlihat hangat, memiliki kulit putih bersih dan terawatt.

"Dek dek, jangan ngelamun ya dengerin kakanya didepan sedang mengintruksi. Nanti kamu ketinggalan informasi." Tegur Veli ketika melihat salah satu adik kelasnya yang terlalu lama mencuri pandang ke mas pacar.

"Baik, kak." Ucap adik kelas itu dengan sedikit rasa kesal.

***

Acara berlangsung terstruktur secara baik, walaupun ini adalah kegiatan ospek. Sekolah SMA NUSA BANGSA sedari dulu selalu menerapkan ospek yang seru. Mengadakan konser music, penampilan tari tradisonal ataupun modern, menonton teater kecil-kecilan yang dibuat oleh salah satu ekstrakurikuler di SMA NUSA BANGSA. Tak heran jika sekolah ini menjadi primadona.

Diwaktu ISHOMA aku pun merebahkan diri diruang panitia. Disana masih tersusun rapih matras yang di gunakan anggota lain saat menginap semalam. Karena aku sedang berhalangan untuk beribadah, jadi aku memejamkan mata sejenak.

Waktu berjalan sangat cepat, alarm di ponsel ku pun sudah berdering. Aku pun berdiri dan merapihkan beberapa atribut di pakaian ku.

Pintu ruangan terbuka.

"Aku cariin loh kamu, dikirain dimana,"

"Udah mulai ya? Padahal aku tidur cuman sebentar."

"Ayoo segera, udah mau mulai."

Aku pun segera mengikuti rekan tim ku pergi.

Untung saja tepat aku dating, acara baru dibuka kembali.

"Sabar ya beb, dua hari lagi hahahha." Bisik Arman yang entah datang dari mana.

Aku pun melirik ke arah suara dan gerak mulut mengikuti cibirannya.

Arman termasuk lelaki yang dingin jika seseorang baru mengenalnya, dulu saat aku mencoba merebut hatinya pun begitu, membutuhkan effort yang lebih.

Pria itu jarang sekali menunjukan sikap sweet nya kepada pasangan di depan umum. Dia akan menunjukan sifat sweet dan kadang manja saat hanya berdua dengan pasangannya.

Untuk teman yang sekiranya dekat dengan kami pun sudah memahami, dan mereka menyebut kami dengan julukan "love bird".

Burung Cinta.

Mereka akan selalu berdampingan dan berjalan bersama. Sengaja dibuat bersama agar bisa saling jatuh cinta. Saling menjaga agar tidak ada panah asmara lain yang mengenai salah satunya.

SEKIRANYA BEGINI:

A : Tidak akan ada yang mampu menggantikan kamu dalam hidup ku.

V : Jika suatu saat kamu berpaling bagaimana?

A : Sejauh ini aku tidak pernah memikirkan itu sedikitpun.



















NOTE:

Assalamualaikum wr wb

Teman teman, gimana ceritanya? Ga jelas yaa? Maaf yaa,aku disini juga lagi berusaha belajar bangett.
Bantu aku untuk terus ngerevisi cerita ini yukk,

Teman teman dapat comment atau memberikan saran/kritik yaa di kolom komentar.

Jangan lupa untuk votee and share yaa!

terima kasih,

@frdarifah

Perihal Waktu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang