Putus atau Lanjut? 🌻

134 2 0
                                    

Selama dua tahun pacarana, Veli sama sekali tidak pernah memasuki kamar milik Arman. Velicia jika main ke rumah Arman selalu main di ruang tamu atau ditaman halaman belakang.

Ini kali pertama Velicia memasuki kamar mas pacar. Dan mendapatkan hal yang sedikit menjengkelkan.

"Ada hal yang mau disampaikan? Sebelum aku pulang." Velicia masih memendam rasa kesal namun dirinya tahan karena ini rumah Arman dan di bawah ada ibundanya.

"Maaf, aku mau menyelesaikan masalah ini sekarang juga. Aku gak mau masalah ini tidak selesai sampai esok hari. Jangan memendam amarah saat tidur Veli." Arman mulai mengeluarkan kata-kata bijaknya setelah sekian lama terdiam.

"Aku udah engga marah. Anggap saja tidak ada permasalahan ini diantara kita ya." Ucap Veli dengan lembut

"Engga, aku gak mau. Aku bisa jelasin Vel,"

"Kamu mau jelasin apa? Ada hal lain?"

"Aku ganti foto ini dengan foto kita."

"Untuk apa? Kata kamu tidak harus menghilangkan barang pemberiannya,"

Arman sangat kikuk untuk menjawabnya.

"Boleh aku jujur?"

"Sangat diperbolehkan."

"Aku balikan Vel sama dia."

Perasaan yang sudah hancur, makin hancur dengan kejujurannya.

"Pas kamu ajak aku nemenin kamu main basket dan Cia?"

"Iyahh, aku sudah pacarana disitu."

Seketika air mata pun menetes tanpa sadar. Semakin derasnya air mata yang turun dari kedua mata Veli membuat Arman terpuruk.

"Sakit banget hati aku." Jujur Veli sembari menatap wajah Arman.

"Maaf vel."

"Kamu tega yaa, ngelakuin ini sama aku man."

"Aku khilaf."

"Aku selalu memaafkan kesalahan orang lain padaku apapun itu. Kecuali Perselingkuhan."

Arman masih saja terdiam

"Separuh sayap ku sudah hilang, tak mungkin bisa terbang bersama kamu lagi." Ucap Veli dengan air mata yang belum terhenti.

"Aku ga mau kita pisah."

"Selingkuhan kamu bagimana?"

"Aku akan putuskan dia sekarang."

"Perasaan ga sebercanda itu Arman. Dia pasti hancur, seperti aku yang sekarang."

"Aku ga mau kehilangan kamu Vel."

"Kamu udah mematahkan kepercayaan aku,"

"Aku mau perbaiki semua."

"Lebih baik aku gak datang ke sini man, kalau tau bakal ada kejadian kaya gini."

Seketika lampu pun redup, sangat gelap. Posisi jendela kamar menuju balkon pun tak terlihat. Bahkan Pria yang awalnaya berada di hadapan aku pun menghilang.

"Arman."

"Ayoo kesini," Suara Arman dengan berbisik

"Aku ga bisa melihat kamu."

"Aku yakin sedikit lagi kamu bisa."

Dengan tangan yang terantaan ke tembuk, Veli menemukan gagang bukaan pintuk kamar menuju balkon.

"Arman kamu ada dimana? Arman jangan sebercada ini yaa aku udah kesal dengan kamu."

Sudah tak ada lagi jawaban dari pria itu. Aku pun membuka gagang pintu.

Perihal Waktu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang