TAPEVECE 🌻

145 4 0
                                    

Suasana heningnya kelas selalu aku dapat kan setiap aku memasukinya. Aku selalu menjadi manusia pertama yang menginjakan kaki setiap harinya.

Bahkan pernah aku datang ke sekolah dengan gerbang yang belum terbuka.

Suasana sekolah bagi siswa kelas 12 minggu-minggu ini sangat mencekam. Mereka akan dihadapi dengan segala ujian.

Bukan ujian hidup loh ya, kalau ujian hidup mah setiap hari. HEHHEHEHE.

Aku bersama sahabatku akhir-akhir ini sering melaksanakan belajar kelompok setelah pulang sekolah untuk mengasah kesiapan diri. Bahkan waktu istirahat pun kami pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan materi yang akan dirangkum dan dipelajari saat belajar bersama.

Hari ini adalah bagian rumah ku yang akan dijadikan tempat untuk belajar bersama. Kebetulan ini adalah hari terakhir yang tersisa karena lusa ujian sudah dimulai.

Sebelum berangkat sekolah, aku sudah berkompromi dengan mbak untuk menyiapkan makan dan cemilan.

Karena Sania dan Hans sedang tidak ada di rumah dan diperkirakan akan sampai rumah tengah malam. Aku harus membantu mbak.

"Gais, balik duluan ya veli. Kalian langsung dateng. Mau bantuin mbak."

"Oke Vel, lo gausah bikin es ya. Kita mau bawain es buah." Ucap Talia. Talia adalah sahabat Veli yang sangat bawel dari kedua sahabat yang lainnya.

Dari sejak awal masuk SMA mereka sangat berteman baik, hingga kini pertemanan mereka masih terjaga.

Mereka memiliki nama gang "TAPEVECE"

Itu adalah singakatan dari masing-masing nama mereka,

TA = Talia

PE = Peby

VE = Velicia

CE = Cetrin

***

Seperti biasa aku pulang bersama mas pacar. Karena terkadang mas pacar ikut belajar bersama.

"Aku ajak sahabat aku,"

"Yang berisik itu?"

"Yang mana lagi lah beb,"

"Kok kamu baru bilang?"

"Kenapa emangnya?"

"Aku gak tau mbak masak banyak atau engga."

"Yah mereka otw bareng geng kamu beb."

"Kita harus lebih cepet sampe beb, kalau kurang aku bisa bantu mbak untuk buat lagi."

Sesampainya dirumah, aku langsung berlari ke dapur.

Aku melihat mbak yang masih saja memasak.

"Mbak masak ini buat berapa orang?"

"10 an kak vel, sesuai permintaan."

Veli mulai menghitung sahabatnya dan sahabat Arman satu persatu.

"3 ditambah 5 ditambah aku dan Arman."

Setelah menghitung jumlahnya dan pas jumlahnya ada kelegaan tersendiri di hari.

"Beb, gilaaa pas banget mbak buatnya."

"Mau beli cemilan lagi ga?"

"Boleh."

Tanpa berfikir Panjang, aku dan Arman kembali keluar rumah.

Hendak pergi, semua temannya pun datang.

Aku pun mempersilahkan mereka untuk masuk dan meminta mbak untuk mengeluarkan cemilan yang ada terlebih dahulu.

Karena sahabat Veli sudah biasa main kerumah, mbak sudah sangat hafal dengan namanya. Kecuali sahabat Arman yang baru pertama kali berkunjung.

Perihal Waktu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang