Ar(man)🌻

79 2 0
                                    

Menunggu kadang adalah suatu hal yang menjadi menyenangkan. Iya, menyenangkan jika harus menunggu pujaan hati datang untuk menjemput. Namun, akan menjadi hal yang menyebalkan jika menunggunya terlalu lama.

Sambil menunggu mas pacar datang, aku menyantap beberapa gorengan yang masih hangat disediakan oleh mbak.

"Mbak tempe goreng ga ada?" Ucap Veli terbata-bata dengan mulut yang masih tersumpal risol.

"Mbak lupa beli kak Veli, tadi lihat kak Veli sudah rapih pagi-pagi mbak jadi terburu-buru."'

"Ohyaudah mbak, besok aku mau tempe goreng tepung krispi yaa mbak,"

"Siap pokoknya. Hari ini mau kemana? Lari pagi lagi?" Ucap Mbak sembari meledek.

"Mau muterin street food mbak, kalau kata papah ngabisin uang." Jawab Veli yang tak mau kalah atas ledekan si mbak.

"Eleh, enak atuh mbak jadi kebagian makanannya kan,"

"Bisa aja si mbak, aku nunggu Arman di teras aja deh biar langsung jalan."

"Izin mama dulu ya kak, izinya langsung jangan lewat Wa." Sindir mbak yang membuat Veli menggeleng-gelengkan kepala.

***

Mas pacar pun dateng dengan waktu yang pas sesuai ketentuan.

Yang biasanya memakai vespa ini ke upgrade menjadi mobil mini cooper.

"Haii, mama papah mana?"

"Ada di dalam." Velicia menggandeng Arman di hadapan kedua orangtuanya.

Setelah berpamitan kami pun berangkat ke bazar yang jaraknya lumayan jauh dan daerah macet.

"Kamu tumben bawa mobil." Ucap Veli dengan melihat sekeliling isi mobil

"Kepengen aja."

"Kamu tau gak, ini salah satu wish list aku." Ucap Veli yang masih melebarkan senyuman sejak memasuki mobil itu.

"Oh ya? Aku berharap semoga kelak kamu bisa memilikinya."

"Aamiin."

Setelah cukup lama keduanya diam, Arman terlihat sibuk mengotak atikan ponsel yang posisinya ia sedang menyetir.

"Kamu tahu?" Tanya Veli yang tidak berhasil membuat pria itu berhenti memainkan ponsel.

"Yang kamu lakukan sangat berbahaya."

Setelah perkataan kedua dari Veli, Arman pun menyadarinya dan menaruhkan ponselnya dalam saku celana.

"Terimakasih udah ngingetin."

"Kamu liatin apa emang?"

"Maps."

"Kan aku bisa."

Seketika Arman memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Kamu ingat gak pas kita ke Taman Safari?"

"Ingat." Singkat Veli.

"Yang memegang maps siapa?"

"Aku,"

"Terus kita?"

"Nyasar."

"Itu alasan aku melihatnya sendiri."

"Dih, nyebelin banget. Sekarang aku udah terlatih." Ucap Veli dengan sombongnya

"Siapa yang ngajarin?"

"KEPO." Jawab Veli denga sedikit teriak di telinga Arman.

"Awas aja yaa, liatin!"

Karena macet yang berkepanjangan sesekali Arman meledeki Veli agar gadis itu tidak merasa bosan.

sweet.

Arman kembali melajukan mobilnya kembali.

Melihat wajah Veli yang mulai bete, Arman membelokan mobilnya dalam mini market.

"Mau beli apa?"

"Snake or drinks. Yuk!"

Baru saja dikasih tau akan beli cemilan, wajah gadis itu sudah tersenyum kembali.

Arman mengambil stroller belanjaan, dan menyuruh Veli menaikinya.

"Malu ih," Ucap Veli dengan senyum malu-malu.

"Tapi mau kan." Ledek Arman.

"Jangan disini banyak orang yang liatin."

Arman langsung melajukan stroller kebagian makanan ringan.

Tanpa disuruh Veli pun langsung menaiki stroller itu.

Arman cukup terkejut melihat tingkah lucu gadis itu. Dengan sengaja Arman pun mendorongnya dengan sangat cepat.

"Jangan macem-macem ish takutt." Teriak Veli sambal tertawa puas

"Bayangin lagi naik roller coaster beb." Ucap Arman yang semakin antusias mendorong tubuh Veli.

Tanpa sadar beberapa kali ponsel Arman dan Veli berdering bersamaan. Setelah menyadarinya, mereka menghentikan aktivitasnya

Ternyata ada panggilan grup dari grup "PERDAMAIAN."

Karena Velicia dan Arman sedang bersama, jadi mereka memutuskan untuk hanya mengunakan satu ponsel yaitu milik Arman.

"Kamu yang pegang." Singkat Arman.

"Kok aku?"

"Aku mau milih cemilan dulu sampe lupa."

"Ngokhey."

Baru saja mengangkatnya suara itu sudah terdengar heboh.

"Yang ditelponin ga ngangkat-ngankat ternyata sedang belanja bulanan ya pak,buk?"

"Iya dong," Ucap Veli sembari senyum-senyum.

"Arman, Veli kalian ke bazar ga?" Tanya Talia yang juga terkoneksi dalam panggilan.

"Gue sama Arman mau kesana ini cuman mampir dulu ke minimarket."

"Oh gitu, gue sama anak cewe yang udah hampir sampe nih."

"Eh Talia kok bisa sama sih sama anak cowo? Kita juga udah mau sampe." Ucap Gema yang menyerobot saja.

"Ya terus kenapa?" Cetus Peby yang Kebetulan dalam mobil yang sama.

"Tunggu aku dong Peby Cantik," Jawab Gema lagi.

"Udah ah ga bakal kelar nih, yaudah nanti kalau gue sama Arman udah sampe gua kabarin."

"Siap bosqu, dahh."

"byeee."

Selesai mematikan panggilan, Veli melihat tubuhnya yang sudah dipenuhi dengan berbagai macam makanan ringan dan minuman.

"Aku keluarnya gimana?" Ucap Veli dengan bingung.

"Nunggu dikasir."

"Ih ogah."

"Terus gimana?"

"Gendong," Ucap Veli dengan memelas manja.

"Baik tuan putri." Singkat Arman.

Arman pun mengangkat tubuh Veli seperti ayah yang mengangat anak kecilnya dari dalam keranjang.





Gpp lah manja sama pacar sendiri, selagi bukan milik orang lain.


















Note :

Assalamualaikum wr wb,

Teman-teman. Wahh gimana ni dengan sosok tegarnya ferel. Dan dinginnya sifat arman yang menyejukan.

Terus stay ya di cerita ku ni.
Semoga kalian suka. 💛

GUYS JANGAN LUPA YAA UNTUK VOTE!
LUVVV U



Salam hangat,

@frdarifah

#btw, itu ig ku☝🏻













Perihal Waktu (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang