"Hei mba! " sapa ferel ke eca yang lagi mengantri di warung kantin si mbok.
"Gaje Lo! " ucap eca.
Sifat ferel setelah menerima tolakan, sama sekali tidak pernah berubah. Ferel menganggap seperti tidak terjadi apa-apa hari itu antara dirinya dan eca. Ia hanya memilikirkannya "mungkin hari itu belum beruntung. "
Siska yang berada tepat berdiri disamping ku terlihat begitu sibuk memperbaiki pakaiannya, rambut, dan sesekali aku melihat ia sedang memperhatikan ferel yang tengah duduk bersama teman-teman nya di pojok kantin.
"Kesana yuk! " tawar eca.
"Boleh, "
Setelah mengambil menu makan siang dari warung si mbok, eca dan siska menghampiri geng pojok.
"Hai cantik! " sapa budi ke siska.
(Masih ingat budi kan? Yang ada di part "rainy 🌻" )"Heh, udah ada yang punya neh jangan digodain. " ucap eca.
"Ngasal lo ca! " saut siska.
"Lah ini siapa?" ucap eca dengan menunjuk ferel.
"Gosip." jawab ferel dengan cepatnya.
"Ngapa si?" ucap eca.
"Jangan ngadi-ngadi deh loh! " saut ferel.
"Kalian kan cocok. " ucap eca.
"Ga jelas! " jawab siska dan ferel bersamaan.
"Tuh kan." jawab Budi.
Setelah menghabiskan santapan mereka menuju ke kelas masing-masing.
Selama perjalanan siska terus menceramahi eca agar tidak menggodanya atau bahkan mencomblanginya lagi.
"Kalau ga gitu, ferel ga bakal peka sis. "
"Gue takut dia nanti risih. "
"Percaya sama gue." ucap eca dengan menggenggam tangan siska.
Siska melepaskan genggaman eca dan berkata "musyrik, kalo gue percaya sama lo, hahahah. " ledek siska.
"Awas lo, " ucap eca dengan mendorong badan siska dari belakang.
***
Untuk kali ini eca menerima tawaran ferel untuk pulang bareng dengannya. Karna, ada sesuatu hal yang ingin ia bicarakan.
"Ca, terimakasih udah mau balik sama gue lagi. "
"Kenapa harus terimakasih? "
"Gapapa, "
"Lo harus move on dari gue, bro" ucap eca dengan menepuk pundak ferel.
Meski berat menerima sebuah kenyataan, namun ferel berusaha tegar menyikapinya.
"Hahhaa apa sih yang ga buat lo bahagia. " miris sekali rasanya mendengar ferel berkata seperti ini.
"Lo adalah sahabat terbaik gue rel, gue ga mau kehilangan lo lagi. Jangan tinggalin gue ya! " terang eca.
"Gue ga akan tinggalin lo. "
Disela-sela perbincangan eca kembali mencoba menjodohkan kedua sahabatnya.
"Rel, lo ga ada rasa sama siska? Sedikit pun? " tanya eca.
"Ngomong apa si lo, " ucap ferel dengan tegas.
"Coba dulu rel,"
"Bahagia? Mau tau kebahagiaan gue? Gue bahagia kalau lihat lo bahagia ca. " jujur ferel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Waktu (REVISI)
Teen FictionHujan tidak akan tahu,sedihnya payung pada musim kemarau- Akan ada kalanya aku mulai bosan dengan semua ini. Aku ingin tetap besama kamu,namun apa boleh buat jika kamu sudah tak menginginkan ku. Terimakasih Kasih telah membuat hidupku menjadi Indah...