"Kk...Kyungsoo?" Teriakku gagap tak percaya "tapi kau kan?" lanjutku masih tak percaya
Nafasku tercekat, jantungku berhenti seketika, tubuhku gemetar mendengar semua pernyataan darinya.
"Benar, aku hanya mengatas namakan perusahaan ini," ucapnya kalut "Kyungsoo lah penerus perusahaan ini."
"Ta.. tapi..."
"Ia jugalah yang memilihmu untuk menyelesaikan masalah ini, ia percaya padamu!" Imbuhnya
"Be..benarkah?" Tanyaku gemetar
Jadi pemilik media besar seantera Korea ini adalah orang tua Kyungsoo? Tapi mengapa tidak ada yang tahu akan kebenaran ini?
(Kyungsoo Pov)
"Dio -yaa, bagaimana dengan perusahaanmu nantinya?" Tanya junmyeon membuyarkan semua lamunanku
"Itu yang orangtuaku. tentu akan menyusahkan mereka," jawabku datar
"Tapi..."
"Sudahlah Hyung, orangtuaku akan mengerti jika mengetahuinya. Mereka tentunya akan bersiap, tak perlu khawatir!" Timbalku berseri
Tak lama duduk santai, aku segera pergi keluar dorm, meninggalkan para hyungku yang masih tak percaya dengan artikel yang akan cukup menggemparkan agensi yang menaungi grupku.
Aku tak peduli lagi, Pikiranku hanya tertuju pada satu orang yang sedari tadi menghantui selama beberapa jam terakhir, Aurel.
Cukup lama aku menunggu kedatangan Aurel, 10 jam aku sudah menunggu dan berdiri didepan pintu apartemennya ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, sudah saatnya ia kembali keapartemennya. Dan benar saja, terlihat seseorang yang sedang sempoyongan melewati koridor kecil kearahku.
"Aurel?" Seruku melihat tubuh wanita yang sedang sempoyongan lemas
Segera aku berlari menghampiri dan memapahnya masuk kedalam apartemen.
"Aurel kau tak apa?" Tanyaku skeptis
Benar saja, kekhawatiran yang menghantuiku cukup lama kini menjadi kenyataan. Tubuh kecilnya sangat lemas dan gemetar membuatku tak kuasa melihatnya.
"Apa perlu aku membawamu kerumah sakit?" Gumamku menatap khawatir kearahnya
Aku sangat merasa bersalah dengan keadaanya, aku sangat jahat mengorbankan tubuh kecilnya ini dengan kepentingan dan kegoisanku!
"Tak perlu," balasnya lemas
Mukanya terlihat pucat putih tak biasa, suhu tubuhnya mulai meninggi.
"Biarkan aku memasak bubur untukmu," Sergahku beranjak melangkahkan kaki kedapur
Tak lama setelah bubur siap, aku menyuapinya.
Aku menjadi pengecut saat ini, membiarkannya bergelut dengan Monster kejam nantinya.
"Maafkan aku," isakku menitikkan air mata
Setelah menyantap buburnya walaupun satu, dua suapan. Ia mulai tertidur lelap lalu suhu tubuh nya mulai menurun.
Aku genggam tangan dinginnya, dan berjaga disampingnya semalaman.
"Aku akan disampingmu, mendampingimu dan melewatinya!"
(Aurel Pov)
"Ahh, pusingnya." kecutku meraba-raba dahiku
"Eo? Kyungsoo ssi?" Sontakku pelan melihat keberadaannya disampingku
Aku lepas tangannya yang sedang menggenggam tanganku, tangannya mulai membeku. Aku tutup tubuhnya dengan selimutku.
Aku hanya mengingat setelah pulang dari kantor, tubuhku merasakan lemas, nafasku memburu dan jantungku berdegup sangat kencang.
"Ba.. bagaimana ia disini?" Gumamku tak percaya
Aku melompat dari kasurku menuju kamar mandi dan segera memakai pakaian layak. Menyapu bedak tipis pada wajahku, membersihkan apartemenku yang sangat berantakan seperti kapal pecah ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, ia kini terbangun dari tidur pulasnya.
"Aurelll?" Itulah nama yang ia sebut setelah tersadar dari tidurnya
"Ini aku,," ucapku tersenyum menjawabnya
Ia segera menoleh kepadaku, dan segera memelukku. Sangat jelas sekali nafasnya memburu, jantungnya terasa sangat berdegup kencang seperti, 'takut kehilanganku?'
"Kyungsoo ssi? Kau.. ke..napa?" Tanyaku gagap
"Untunglah kau disini.. jangan pergi!" Jawabnya kalut
"Aku disini," balasku merendahkan suara dan menepuk punggungnya untuk menenangkan
"Maafkan aku!" isakknya
"Kenapa kau minta maaf?" Tanyaku skeptis
"Maafkan aku, aku berjanji akan disampingmu. Jadi jangan tinggalkan aku!" Serunya bernada tinggi
Aku tak mengerti dengan situasi saat ini, tapi mengapa aku sangat merasa nyaman saat dalam dekapannya.
"Baik aku tak akan meninggalkanmu!" jawabku tersenyum
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART✔
FanfictionAku tidak ingin persahabatan kita hancur karena satu wanita. -Park Chanyeol Aku hanya ingin kamu tau, bahwa yang aku cintai hanya kamu. -Aurel Aku tidak peduli siapapun, yang aku tau aku hanya ingin memilikimu. -DO Kyungsoo Ketika keputusanku bulat...