Chapter 47

30 8 18
                                    

(Author Pov)

Jika Tuhan sudah berkehendak menurutnya maka semuanya akan berjalan seperti air yang mengalir.

"Loey? Lamun?" Seru junmyeon menepuk pundak membuyarkan lamunan Chanyeol sedari tadi

"Mmm." Gumam chanyeol lemas

"Lemes banget? Ga syuting?" Tanyanya

"Ngga." Jawab chanyeol singkat

"Kepikiran Aurel?"

"Aku selalu memikirkannya." Batin chanyeol

"Ia sudah bersama kyungsoo." Ucapannya membuat hati chanyeol benar-benar hancur mendengarnya

Chanyeol hanya melamun kosong kearah langit, tanpa membalas pembicaraan dari junmyeon.

"Wendy nanyain Mulu!" Ketus junmyeon

Wendy, personel red Velvet itu sangat menyukai chanyeol. Ia pernah sempat dekat dengan chanyeol, tapi chanyeol tidak mencintainya.

"Biarlah!" Jawab chanyeol mengangkat tubuhnya berdiri

"Jika kau membutuhkan kepastian, temuilah Aurel!" Ucap junmyeon "jangan jadi pengecut!" Pekiknya

Apakah selama ini aku menjadi pengecut?, batin chanyeol meronta.

"Aku pengecut?" Langkahnya terhenti, mendadak lemas, dada chanyeol merasa sesak yang luar biasa.

"Eoh!" Sembur junmyeon "kau sangat pengecut!"

Kaki Chanyeol mulai melangkah pergi, berusaha tegar dengan derita yang ia rasakan saat ini.

Tanpa tujuan dan arah, akhirnya kaki gemetar itu sampai didepan sebuah pintu apartemen yang terkunci rapat. Seperti tidak ada seseorang didalamnya. Apakah dia pergi?

Chanyeol yang kalut segera menggedor pintu apartemen disebelah. Matanya sangat merah menahan emosi yang ia tidak bisa atasi kali ini.

"Ada..Omo Chanyeol Exo?!" Pekik seorang wanita paruh baya menatapnya

"Imo, wanita yang disebelah apartemenmu kemana?" Tanya Chanyeol memburu

"Ah jurnalis itu?" Ucapnya "ia kembali ke negaranya." Jelasnya santai

"Apa?!" Sontak Chanyeol terkejut mendengarnya

Bahunya terlihat naik turun, dadanya bergejolak, kakinya mulai lemas tak karuan.

"Aku harus ke dispatch!" Gumam chanyeol yang langsung pergi memacu pedal gas mobilnya menuju dispatch yang tak jauh dari lingkungan apartemen

"Chanyeol? Ada apa kesini?" Sontak Kyungshik yang mendapati Chanyeol yang terlihat kacau

"Aurel? Mengapa ia pulang ke Indonesia?!" Gertak Chanyeol menggebu

"Tenang! duduklah." Ucap Kyungshik menurunkan tubuh tinggi Chanyeol kebantalan kursi

"Ia hanya berlibur ke negaranya." Jelas Kyungshik menenangkan Chanyeol yang sedang kalut

"Ah begitukah?" Dada chanyeol mulai tenang teratur, ia segera menghirup nafas panjang lega

"Aku khawatir, aku belum sempat mengungkapkan perasaan padanya." Gumam chanyeol

"Ia pergi dengan Kyungsoo. Saat itu aku tak sengaja melihat Kyungsoo memasuki penerbangan yang sama dengan aurel."

K.. Kyungsoo? Ia ikut dengan aurel? Tapi, untuk apa?!, Batin chanyeol bergejolak.

"U..untuk apa?" Gagap Chanyeol lemas

"Entahlah." Jawab Kyungshik

Benarkah Kyungsoo sangat menyukai Aurel? Kenapa hatiku tidak bisa menyerah walaupun mendengar kenyataan yang menyakitkan ini.

(Aurel Pov)

"Kyungsoo ssi?!" Sontakku tertegun mendengar penjelasan Kyungsoo dari bibirnya itu

"Aku sangat menyukai anakmu!" Tegasnya "aku tidak pernah berjuang seperti ini!" Pekiknya menjelaskan pada ayahku

Tiba-tiba ayahku memutarkan badannya berhadapan dengan Kyungsoo. Ia memegang bahu Kyungsoo sangat lekat. Apakah ayahku terketuk pintu hatinya?

"Kau tidak dapat berfikir jernih saat ini. Pulanglah, jika ibumu mendengar ucapanmu ia akan merasa sakit." Balas ayahku

(Kyungsoo Pov)

Dari sepanjang perjalanan, aku hanya diam membeku. Keheningan yang memberikan dinding pemisah antara aku dengan aurel dalam perjalanan menuju bandara kembali.

"Sehat ya kak!" Ucap Rangga pada Aurel yang terdengar sangat memelas sesampainya di flat

"Kyungsoo ssi, annyeong!" Ucap Rangga melambaikan tangan kearahku sekilas, segera aku membalasnya dengan melepas senyuman

Aurel hanya terdiam membeku, ia hanya melamun keluar jendela. Tak lama, matanya terlihat terpejam. Mungkin ia sangat lelah.

Belum 1 hari aku berada dirumah kedua orang tua Aurel, tapi kenangan yang tidak menyenangkan ini akan cukup menghantuiku.

"Tidurlah." Tiba-tiba Aurel mulai membuka pembicaraan padaku

Suaranya sangat terdengar lemas, matanya masih tetap menutup. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Perjalanan yang cukup melelahkan untuk sampai menuju Seoul kembali.

Pesawat akhirnya mendarat dengan selamat kembali menyapa matahari yang bersinar cerah pagi ini di bandara Incheon, Seoul.

Tiba-tiba sudah banyak media dan fansite yang menunggu kedatanganku dengan Aurel. Saat mereka melihat kedatanganku, kamera itu mulai berlari memburu menujuku.

Dengan sigap, aku tarik syal yang mengalung di leherku dan menutupkannya pada wajah Aurel.

Aurel yang hanya tertunduk, ia sempat terkejut dengan perilakuku. Tak lama, saat ia menyadari fansite yang berlari mendatangi ia mulai menyembunyikan tubuhnya di belakangku.

Pegangan tangannya sangat gemetar ketakutan, ia seperti terkejut melihat kerumunan fans yang cukup banyak berdatangan.

Segera aku melindungi tubuhnya dan merangkulnya dari balik jaketku. Berlari cepat untuk sampai di mobil pribadi yang sudah ditunggu oleh supirku.

"Masuklah!" Seruku kalut pada aurel

Ia mengangguk nurut. Bergegas untuk mengunci pintu, menghindar dari penyataan awak media.

Akhirnya mobilku mulai melaju meninggalkan bandara, dan para fansite dan media sudah tak terlihat dari tikungan.

"Akhirnya," Ucapku bernafas lega

"Mengapa jadi seperti ini?" Tanya Aurel gemetar

Tbc.

Maaf late update yaa😂

HEART✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang