10. It Turns Out

9.2K 618 92
                                    

A/N : Rencananya chapter 10 tamat, eh ga jadi. Ternyata words-nya lebih dari duarebo, wkwkwk. Ini juga ngetiknya dalam kondisi ga konsentrasi. Jadi, kalau ada banyak yg salah dalam penulisan atau alur ga nyambung, maklum aja ya. 😂 Kalo buru2 itu emang amburajagadeul deh jadinya :"' Tapi di chapter ini sudah mulai ketebak kok endingnya. Ya, kan? Pastinya. 😎

Dan buat jawaban kalian kemarin di kuis rahasia Novi itu, wow jawaban kalian keren semua. Sumpah! Ternyata readers MITP ini jeli semua orangnya, omg! Wkwkwk. 😍😍 Salut dah!👍

Part ini hanya menjawab pertanyaan nomer 1 kemarin, "Temukan satu hal janggal!"

Let's check this out!

Dua hari kemudian setelah pelaksanaan purge

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....
Dua hari kemudian setelah pelaksanaan purge.

Haruno Mebuki menangis dalam pelukan sang suami, Haruno Kizashi. Setelah mendapat berita dari Amerika bahwa adiknya telah tewas terbunuh pada malam peringatan purge dan Sakura terlibat di dalamnya, esok paginya Mebuki bersama suami terbang menuju Los Angeles dan tiba di sore hari.

Meskipun tidak memungkiri kesedihannya atas kematian Kakashi, Mebuki lebih sedih lagi melihat kondisi Sakura saat ini. Sejak bertemu pertama kali dengannya, Sakura belum menceritakan apa pun terkait malam pembersihan itu. Sakura justru cenderung menutup diri, bahkan sesekali tampak histeris atau ketakutan saat beberapa suster datang untuk memberinya obat maupun makanan.

Gadis itu seolah melihat suster dan dokter seperti melihat hantu di siang hari. Hal itu benar-benar membuat Mebuki merasa sakit hati.

"Sudahlah! Kau menangis seperti ini pun tidak mengubah apa pun." Kizashi terlihat berusaha menenangkan sang istri.

"Ini semua salahmu mengizinkan Sakura pergi sendiri ke Amerika. Ini salahmu!" ungkap Mebuki duduk di ruang tunggu Rumah Sakit. "Lihat! Bahkan sampai sekarang Sakura tidak ingin bicara banyak padaku, aku ibunya! Aku tahu, pasti hal buruk telah terjadi padanya, apalagi...."

Uraian kata yang berikutnya begitu membuat Mebuki tercekat. Sesungguhnya ia tidak sanggup mengatakan hal itu. Ia tidak bisa menerima perlakuan buruk itu menimpa putri kesayangannya. Sungguh!

"Apalagi dokter bilang putri kita sepertinya sudah tidak perawan lagi. Aku tahu, Sakura adalah anak baik. Ia tidak mungkin melakukan hal di luar norma adat ketimuran, kecuali ada seseorang yang memaksanya."

Ungkapan rasa sedih Mebuki membuat kening Kizashi berkerut. Pria paruh baya itu sudah cukup pusing dengan semua keadaan ini. Purge. Amerika. Negara bodoh mana yang menciptakan undang-undang seperti itu? Sama sekali sebuah bencana, meskipun Kizashi akui negara akan menerima keuntungan dari purge itu sendiri.

Moon In The PurgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang