A/N : Aa, sebelumnya maaf karena aku jarang update MITP. Jujur, ini cerita susah 😅 biarpun alurnya sudah ada, tapi buat ke 'sana' nya itu lho, bikin bingung wkwk. Tapi aku salut, bebebs sekalian masih ada yg setia baca ceritaku yg satu ini hiks, terharu :") // yuk, berpelukan dulu 😘 //
Btw, ini cerita kan bentar lagi tamat, rencananya aku mau ngelanjut ff SasuSaku Reach For You genre hurt, barang kali ada yg pernah baca? Itu ff hiatus dari tahun lalu sih :")
Oh, iya. Chapter ini super pendek. Jadi, jangan ngambek 😂
Oh, ya. Aku mau tanya pendapat nih. Menurut kalian Sasuke itu sikap dan kebenarannya gimana sih di cerita ini? Misteriuskah? Jahat? Baik? Korban? Atau, apa pun menurut kalian. Bantu aku untuk bangun karakterisasi dia :") Agar aku bisa tarik kesimpulan. Soalnya mau tamat nih, mau banyakin Saskehnya. Nanti di akhir dia ketemu Sakura lagi.
Dan buat tebakan ending gimana? Ada banyak jawaban yg mendekati, tapi belum ada yg pas. Barangkali ada yg ingin membenarkan?
Oke, langsung baca aja 👉👉
>>
>>
>>
HAPPY READING
..
.
.
Sasori hanya ingin bicara, tetapi Sasuke membawanya ke suatu tempat bertekstur bangunan tua. Sebuah tempat sunyi, gelap dan lusuh. Banyak serpihan kaca di atas lantai marmer yang menyatu dengan tanah. Serta, jendela-jendela berlubang dengan dinding yang dipenuhi oleh lumut.
Sungguh mencurigakan. Harusnya Sasori tak menyetujui ajakan Sasuke sejak awal.
"Kenapa harus di tempat seperti ini?" tanya Sasori. Berdiri lurus di hadapan Sasuke yang memilih untuk duduk di sebuah bangku tua berkarat.
Sasuke memandang Sasori, remeh. Menyangga wajahnya dengan tangan kanan yang bertumpu pada gagang kursi. "Kenapa, ya? Ingin saja."
"Jangan main-main."
"Harusnya aku yang memperingatkanmu." Sasuke meluruskan tubuhnya dan menatap Sasori dengan sorot benci.
Tidak banyak waktu yang Sasori punya. Ia mengulurkan amplop cokelat berisi dokumen permohonan dari rumah sakit untuk Sasuke.
"Bacalah!" ucap Sasori.
"Apa ini?" tanya Sasuke sembari membuka amplop itu perlahan.
"Surat pengajuan resmi untuk tes DNA forensik." Sasori menjelaskan. "Jujur saja aku tidak bisa menyangkal kecurigaanku padamu, aku minta maaf atas itu. Semoga kau bisa memahami keadaan keluarga kami saat ini. Terutama adikku, Sakura."
"Maksudmu... aku harus melakukan tes forensik ini?" Sasuke melirik ke arah Sasori sekilas, lalu melihat tulisan di atas kertas putih di tangannya lagi.
Sasori menjawab, "Bagiku itu adalah suatu bentuk bantuan."
"Jadi, secara tidak langsung kau telah menuduhku sebagai tersangka pemerkosaan adikmu?"
"Yang kulakukan adalah berusaha membuktikan bahwa tuduhan adikku kepadamu itu... salah."
"Bagaimana jika aku menolak?" Sasuke ingin sedikit mengulur waktu dengan beberapa pertanyaan.
Sasori tetap bermuka tenang, ia menjawab, "Penolakanmu kuanggap sebagai nilai tambah untuk mencurigaimu lebih jauh."
"Dan, ketika aku bersedia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon In The Purge
FanfictionSakura tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan terjebak di malam 'purge' yang penuh darah. Niatnya pergi ke Amerika adalah untuk berlibur menjenguk pamannya, Kakashi. Namun, ia pergi di waktu yang tidak tepat. Yakni, ketika malam 'purge' dilaksana...