Sebelumnya :
Kemudian Naruto melompat dari atas balkon kamar Sasuke. Meluncur ke bawah dengan cepat. Terdengar suara bedebam cukup keras.
Sasuke terkejut dan berlari ke balkon. Melihat ke bawah dengan mata membola. Genangan darah yang berlimpah membasahi lantai marmer rumah Sasuke, keluar dari kepala Naruto. Disusul oleh suara teriakan beberapa pelayan.
"Jadi ... Naruto mati?" tegang Sasuke. Diam beberapa saat, kemudian tersenyum ngeri. "Baguslah! Jadi aku tidak perlu repot untuk membunuhnya lagi."
HAPPY READING
Chapter 26***
Sirine mobil polisi berbunyi berulang kali di depan rumah Sasuke, tak lama setelah Naruto jatuh dari lantai tiga balkon kamar Sasuke. Beberapa pelayan berlari ketakutan ke luar rumah, sementara Mikoto baru saja muncul dari dalam kamarnya dan mendapati rumahnya menjadi gaduh.
"Ada apa ini?" Mikoto kebingungan, menuju Sasuke yang berlari saat turun dari tangga. "Ada apa, Sasuke?"
"Naruto mati," sahut Sasuke sembarangan, tapi sesuai kenyataan yang telah terjadi.
Mendengarnya, tampang Mikoto berubah terkejut. "Apa maksudmu? Jangan mengada-ada!"
"Aku tidak mengada-ada." Sasuke berhenti di depan ibunya sembari terengah-engah. "Dia jatuh sendiri dari balkon dan polisi sudah ada di depan rumah kita."
"Polisi?" kejut Mikoto, ia berlari kecil ke ruang tamu dan menyibak gorden depan. Ia mendapati dua mobil kepolisian dengan beberapa aparat berseragam hitam-hitam bersiap untuk masuk ke rumahnya. Kemudian, Mikoto berlari ke arah kolam renang tepat berada di bawah kamar Sasuke.
"Astaga!" Mikoto menutup mulutnya yang nyaris berteriak. Naruto yang tergeletak di tepi kolam dengan wajah menghadap lantai, tidak bergerak sama sekali. Darah yang keluar dari kepalanya mengalir deras terus-menerus.
"A-apa kau yang membunuhnya, Sasuke?" tanya Mikoto saat tahu anak satu-satunya sudah berdiri di belakangnya.
Sasuke menendang lemah kepala Naruto dengan ujung kaki. "Dia mati sungguhan."
"Sasuke, jawab Ibu!"
Terdengar suara hela napas Sasuke, merasa lelah. "Tidak. Dia terjun sendiri."
"Lalu kenapa ada polisi di luar?"
"Itu Naruto yang melakukannya." Sasuke tersenyum miring, sama sekali tidak merasa takut saat para polisi di luar terdengar sudah memasuki rumahnya. "Mereka sudah tahu kalau aku yang membunuh Sasori."
"Apa katamu?" Mikoto terengah-engah. Suara langkah kaki mulai mendekat dan terdengar seruan bahwa rumah itu telah dikepung oleh polisi. Mikoto dengan cepat menarik lengan Sasuke menuju kolam renang. Sial, rumahnya di kelilingi oleh pagar tinggi dan ia sangat menyesali pernah menolak saran suaminya agar membuat pintu keluar darurat di sekitar kolam renang.
Sekarang Sasuke terjebak. Tidak bisa lari kemana pun karena polisi sudah mengepung rumahnya. Mikoto memang lebih menyayangi Itachi dari dulu daripada Sasuke. Namun sejak Itachi meninggal, Sasuke sedikit berhasil menempati tempat kakaknya di hati sang ibu. Walaupun hanya sedikit, Mikoto masih punya sedikit cinta untuk Sasuke—anak satu-satunya yang ia punya saat ini—tidak peduli segila apa pun Sasuke. Karena keluarganya memang sudah gila sejak awal. Sasuke dan Itachi kecil sudah dibina oleh hal-hal gila bahkan sejak mereka lahir. Semua karena Fugaku adalah seorang psikopat di balik jasa-jasanya di kepolisian. Dan Mikoto jatuh cinta pada pria yang pernah membunuh belasan manusia itu sampai akhirnya Itachi lahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon In The Purge
Fiksi PenggemarSakura tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan terjebak di malam 'purge' yang penuh darah. Niatnya pergi ke Amerika adalah untuk berlibur menjenguk pamannya, Kakashi. Namun, ia pergi di waktu yang tidak tepat. Yakni, ketika malam 'purge' dilaksana...