Sebelumnya :
Sasuke merasa sebuah benda tumpul bertengger di belakang kepalanya. Tepat di tengah-tengah dengan suara pelatuk yang ditarik. Sasuke melirik dengan ekor matanya, tetap terlihat tenang walaupun pegangannya pada ponsel mengerat dengan kuat.
"Maafkan aku, Kawan."
"Naruto?" gumam Sasuke.
Suigetsu masih berbicara di seberang panggilan. "... tapi Naruto yang sudah melaporkan kita berdua pada polisi."
Chapter 25
.
.
.
"Ada apa ini, Naruto?" tanya Sasuke santai meskipun peluru pistol siap menembus kepalanya.
Wajah Naruto mengeras, sorot matanya begitu tajam tapi tubuhnya ragu. Bernapas cepat seperti sedang lari marathon. Dengan detak jantung menggebu.
Yang Naruto lakukan seperti sebuah pengkhianatan di mata Sasuke. Sementara Sasuke tahu benar bahwa sahabatnya itu tidak mungkin mengkhianatinya tanpa alasan.
Pasti ada sesuatu yang terjadi.
"Jawab aku, Naruto." Suaranya masih terdengar tenang, tapi Naruto bungkam membuat Sasuke harus membentaknya dengan lantang. "Jawab!"
Sasuke membalik badan lalu menepis pistol di kepalanya. Naruto terkejut, kemudian menodong pistol itu lagi tepat di depan wajah Sasuke.
"Kau tamat hari ini, Sasuke...," ungkap Naruto.
"Kenapa kau lakukan ini padaku? Ini bukanlah Naruto yang kukenal."
"A-aku...."
"Kau berkhianat?" Sasuke melangkah pelan-pelan. Sedikit demi sedikit mencoba mendekati Naruto yang mundur teratur. "Pada sahabatmu sendiri?"
"A-aku terpaksa melakukannya, maafkan aku."
"Kita sudah melewati masa-masa sulit bersama, Naruto! Kau tak ingat?"
Tubuh Naruto bergetar. Ia menggigit kuku jari-jari tangannya sendiri. Mengerling mata ke kanan dan ke kiri menghindari sorot tajam Sasuke bagai singa siap menerkam mangsanya. Tersudut oleh intimidasi Sasuke sampai Naruto menubruk dinding di belakangnya.
"Naruto! Jawab aku!"
"Aku ... tidak ingin mengkhianatimu, sungguh!" Naruto berjongkok dan meremas rambutnya sendiri. Memukul – mukul kepalanya berulang kali kemudian Sasuke memaksanya berdiri.
"Lalu, kenapa kau membeberkan kejahatanku pada polisi, huh? Brengsek!"
Satu pukulan menghantam wajah Naruto sampai pria itu terjatuh dan menubruk lemari. Naruto belum sempat membalas, Sasuke sudah menarik kerah bajunya.
Sasuke mencekik pria bermata shappire itu. "Haruskah aku membunuhmu di perayaan purge tahun depan, Na-ru-to?"
"S-sasuke, maafkan aku. Aku terpaksa melakukannya...," jawabnya susah payah. "Aku tidak ingin ayah angkatku membenciku, aku sangat mencintainya."
"Oh, ternyata dugaanku benar...," Sasuke menekan leher Naruto lebih kuat ke lemari, "kau mengadu pada si orang tua sialan itu."
"Tuan Jiraya adalah ayahku, dia bukan orang sialan!" Naruto mendorong Sasuke kuat. Membuatnya terbebas dan mengambil napas sebanyak-banyaknya.
Sasuke terkekeh. Tiba-tiba saja Naruto memiliki kekuatan untuk mendorongnya sehebat itu.
Naruto membentak. "Sekali lagi kau menghina ayahku, aku akan menghajarmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon In The Purge
FanficSakura tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan terjebak di malam 'purge' yang penuh darah. Niatnya pergi ke Amerika adalah untuk berlibur menjenguk pamannya, Kakashi. Namun, ia pergi di waktu yang tidak tepat. Yakni, ketika malam 'purge' dilaksana...