24. Betrayer

3.9K 499 81
                                    

Sebelumnya :

"Maksudmu, orang yang mencuri kalung Sasori adalah Sasuke?"

"Sasuke? Eng, Sasuke... Hahaha!" Tiba-tiba Sakura tertawa lepas. Menggema hingga ke ujung koridor. Kemudian mengejutkan Mebuki dengan aksinya merapat dengan cepat ke sel sembari mencengkeramnya erat-erat. "Dia... pembunuh! Dia... mencuri kalung kakakku dan hidupku. Dan aku... akan membunuhnya tahun depan. Ya, aku akan membunuhnya. Hahaha!"

Sakura berlarian memutari isi sel. Bersenandung dengan tangan merentang seperti sayap.

"Nananana." Senandungnya tidak berhenti.

Sementara Mebuki merasa kepalanya sakit, mungkin tekanan darah tingginya kambuh. Sebelum itu, ia menelpon seseorang. Tak lama menunggu sebelum panggilan itu terjawab.

"Halo, Ayah! Cepat tangkap pemuda bernama Sasuke itu, kita sudah punya cukup bukti yang kuat untuk menjebloskan dia ke dalam penjara."

Chapter 24

.

.

.

Pepatah lama mengatakan, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya seseorang menyembunyikan rahasia, suatu saat pasti akan ketahuan. Kali ini mungkin Sasuke tidak akan selamat dari kejahatannya. Jiraya telah berdiri di depan mobil dengan nomer plat sama seperti dalam foto yang diambil Guy beberapa hari lalu.

"Suigetsu," begitu ia mengeja nama pemilik mobil tersebut.

Sepuluh menit menunggu di luar gedung sebuah kelab yang cukup dikenal di Loa Angeles, akhirnya pemuda dengan warna rambut perak keluar sembari memainkan ponsel.

Dengan wajah semu, Jiraya mendekati pemuda itu. "Kau Suigetsu? Pemilik kelab ini?"

Suigetsu memperhatikan Jiraya seksama. "Ya, itu aku."

"Dan biar kutebak, kau juga pemilik mobil ini." Tunjuk Jiraya pada mobil hitam di depannya.

"Iya, memangnya ada apa?" Suigetsu mulai waspada, ia tahu siapa pak tua ini. "Kau polisi, 'kan? Ada perlu apa denganku?"

"Maaf, Anak Muda. Di sini yang seharusnya banyak tanya itu aku, bukan kau."

"Jangan banyak basa-basi, Pak Tua. Aku sedang buru-buru saat ini." Suigetsu memilih mengakhiri pembicaraan dengan berjalan cepat menuju mobilnya. Ia berniat menginggalkan Jiraya, tetapi kerah bajunya ditarik paksa dari belakang. "Kau ingin cari ribut, huh? Asal kau tahu, di sini daerah kekuasaanku."

"Jangan buru-buru, aku masih punya beberapa pertanyaan untukmu."

"Lepaskan aku!" Suigetsu bergerak menepis tangan Jiraya di kerah bajunya. "Apa yang ingin kau tanyakan, huh?"

Lalu Jiraya mengeluarkan sebuah foto pria berambut merah dengan mata sayu. Mata Suigetsu membulat, ia mulai berkeringat dingin.

"Ke mana kau dan Sasuke membawa Haruno Sasori sebelum dia menghilang?" tekan Jiraya membuat Suigetsu meneguk air liur susah payah. Haruskah ia melawan, berbohong atau mengaku? Di saat ia terlihat tidak bisa nelarikan diri dari orang tua yang terlihat kuat itu.

"Sebelum itu aku akan memberitahumu satu hal," ucap Jiraya lebih sinis, "aku adalah orang yang tidak segan-segan menyiksa orang hidup-hidup."

..o0o..

Sasuke tidak pergi dinas ke kantor polisi seharian ini. Ia memilih menikmati teh hangat di sore hari sembari membaca sebuah novel tentang peperangan. Di lehernya masih menggantung kalung milik Sasori. Entah bagaimana bisa Sasuke malah menyukai kalung itu.

Ketukan terdengar di daun pintu kamar Sasuke. Ketukannya terdengar buru-buru.

"Masuk!" izin Sasuke. Ia melirik sekilas pada pemuda berkulit cokelat yang memasang wajah gusar.

"Sasuke! Ini gawat!" teriak Naruto begitu ia masuk ke dalam kamar.

"Ada apa?"

"Kau sudah dapat kabar soal Suigetsu?"

"Belum. Kenapa?"

Naruto mengusap kasar wajahnya, kemudian mengeluarkan ponsel. "Kau lihat ini...."

Mata Sasuke membola. Di ponsel terpampang foto Suigetsu berbaring lemah di dalam kelabnya dengan tubuh babak belur. Wajahnya penuh luka berdarah dan lebam, seperti telah mengalami sebuah penyiksaan.

"Siapa yang membuatnya seperti ini?" tanya Sasuke dengan suara bergetar menahan marah.

"Katanya seorang polisi. Dia memaksa Suigetsu memberikan informasi tentang...," Naruto menghela napasnya sejenak, "pembunuhan Sasori."

Sasuke terdiam. Meletakan cangkir teh ke atas meja kecil di samping tempat duduknya di balkon kamar. Kemudian meluruskan punggung ke kursi dan memandang lurus ke depan. Tepat ke langit biru berawan.

"Jadi, menurutmu Suigetsu telah membocorkan semuanya?"

"Kau paling tahu dia, 'kan? Jika terdesak, dia pasti akan membeberkan sebuah rahasia besar sekalipun."

"Jika memang dia benar memberitahu aksi pembunuhan yang kita lakukan, tidak mungkin Suigetsu sampai babak belur seperti itu. Sebelum wajahnya dipukul orang lain, mulutnya pasti akan terlebih dulu mengungkap semuanya."

Terdengar Naruto menghela napas lagi. "Jadi, menurutmu Suigetsu tutup mulut sampai akhir, begitu?"

"Kenapa tidak kita pastikan?" Sasuke meraih ponsel di atas meja dekat tehnya. Ia menelepon Suigetsu dan menunggu panggilannya diangkat. "Suigetsu."

"Maafkan aku...," suara serak di seberang telepon.

"Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" tanya Sasuke.

"Aku disiksa sampai sekarat. Dan orang tua itu sudah mengetahui semuanya."

Sasuke mendengus kasar. "Jadi, begitu ya? Kau telah memberitahunya?"

"Tidak... aku bahkan mempertaruhkan nyawaku sendiri demi menutup mulut."

"Lantas? Bagaimana polisi itu bisa tahu jika kau tidak memberitahunya?"

"Itu bukan aku, tapi..."

Sasuke merasa sebuah benda tumpul bertengger di belakang kepalanya. Tepat di tengah-tengah dengan suara pelatuk yang ditarik. Sasuke melirik dengan ekor matanya, tetap terlihat tenang walaupun pegangannya pada ponsel mengerat dengan kuat.

"Maafkan aku, Kawan."

"Naruto?" gumam Sasuke.

Suigetsu masih berbicara di seberang panggilan. "...tapi Naruto yang sudah melaporkan kita berdua pada polisi."

TO BE CONTINUED

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TO BE CONTINUED

A/N : Sebulan ga update, wkwk. Ceritanya kemarin bulan puasa lagi hiatus :3

Btw, sebelumnya aku ngucapin selamat Idul Fitri ya buat yang ngerayain. Mohon Maaf Lahir dan Batin kalo selama ini noviquinn ada salah kata yang tidak menyenangkan dan nyakitin hati... tolong dimaafkan ya teman2... karena auhtor juga manusia biasa wkwk... 🙏

Ini partnya menuju end sengaja dibuat pendek-pendek biar ga bosan bacanya dan Insha Allah update juga ga bakal lama // ga janji ^^v

Tinggalkan komentar dan vote ya, biar makin semangat akunya dan readersnya juga. Shankyuuu ~~~ ❤

Moon In The PurgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang