13 : 4W ; what's wrong with wendy?

3K 463 33
                                    

What am i supposed to do?

Itu yang ada di benak Wendy akhir-akhir ini. Mengapa bertemu Chanyeol menjadi hal yang paling dia takuti sekarang, in fact Chanyeol used to be her lover.

Wendy takut dia akan menangis jika bertemu Chanyeol.

Wendy takut jika Chanyeol memang mempermainkannya.

Wendy takut jika hanya ada tawa tanpa dosa di wajah Chanyeol.

Wendy setakut itu.

"Apakah aku lebih baik kembali ke Kanada saja?" Tanya Wendy suatu waktu pada Yeri. Yeri hanya mengernyitkan keningnya.

"That's not cool, eonni." Yeri mentah-mentah menggelengkan kepalanya, "bisa tidak eonni anggap Chanyeol oppa sama dengan Mark oppa? Kenapa eonni tidak bisa menjadi savage girl seperti saat kau putus dengan Mark oppa?"

Wendy memandang keluar jendela. 

Iya, kenapa aku tidak bisa menjadi seperti itu?

💙 

Chanyeol bangkit dari kasurnya, dadanya terekspos jelas karena dia tidur tidak memakai atasanㅡsuhu kamar dia naikkan menjadi 24°C. Mengucek matanya sambil menuangkan segelas air putih lalu meminumnya.

Ah, semalam pasti aku mabuk lagi. Sendirian.

Chanyeol melihat ke sekelilingnya, botol-botol hijau kosong berserakan di meja ruang tv. Lelaki itu menghela nafas panjang. 

Ini sudah hari keberapa?

Ini sudah hari keberapa tanpa Wendy?

Chanyeol menggenggam gelas di tangannya dengan keras. Dia sudah berhari-hari menahan rindu dan tangis, maka pagi ini, biar airmata meluncur dari matanya.

Chanyeol, dia sekacau itu hidup tanpa perempuan bernama Wendy.

Wendy, kau kemana? 

Wendy, ada apa denganmu sebenarnya?

💙

Bahkan di kantor pun Chanyeol tidak melihat keberadaan Wendy. Entah itu di divisinyaㅡhampir setiap istirahat Chanyeol datang untuk melongok kubikel Wendy, tapi kubikel itu rapi tidak ada yang menempati. Di kafetaria juga, biasanya Wendy akan makan croissant di meja dekat dengan jendela. 

"Wendy mengambil cuti, Pak Direktur." Kata Seulgi ketika Chanyeol datang kedua kalinya hari itu.

"Cuti? Kenapa? Dia sakit?" Chanyeol tidak habis pikir.

"Saya juga tidak tahu, ketua Joohyun tidak memberitahu kami kenapa, hanya bilang Wendy cuti."

Chanyeol manggut-manggut mengerti, walaupun dia sebenarnya tidak paham kenapa Wendy hilang seperti ini.

Chanyeol sungguh hampa, dia tidak baik-baik saja. Sumber energinya hilang. Berkas-berkas yang belum dia tanda tangani tergeletak begitu saja, ah ya, bagaimana dia akan mengurusi pekerjaan? Untuk mengurus diri sendiri saja lelaki yang satu ini tidak punya moodㅡlihat rambut mulai tumbuh di sekitar atas dan bawah bibirnya.

Pintu ruangan terbuka, dia kira itu sekretarisnya.

"Hai, Chanyeol." Sapa seseorang riang.

"Sudah kubilang kan untuk menjauh dariku!" Chanyeol menggebrak mejanya.

Kim Hyejin, memangnya siapa lagi? 

"Uh, aku takut.." Hyejin pura-pura takut dan mendekat pada Chanyeol. Chanyeol hanya bersikap tak acuh ketika Hyejin mulai menggelayut manja pada lengannya.

Beraninya gadis itu mengambil alih tempat yang harusnya jadi milik Wendy. 

"Keluar, Hyejin." Lirih Chanyeol. Tapi Hyejin diam saja.

"Aku tidak akan kasar dengan seorang wanita, tapi jika kau seperti ini.." Chanyeol memegang tangan Hyejin dan menghempaskannya kasar, "KELUAR!"

Hyejin memekik kaget, dia memundurkan dirinya perlahan tapi masih berani menatap lelaki dihadapannya, "Chanyeol..."

Chanyeol menghela nafasnya dan buru-buru keluar dari ruangannya. Dia kesal sekali hari ini, seperti butuh pelampiasan.. tapi apa?

Hyejin, wanita itu tidak ada rasa takut-takutnya sama sekali. Bahkan tidak menyerah walaupun Chanyeol membentaknya seperti tadi. Perempuan itu menyusul Chanyeol keluar dan menggelayut di lengan Chanyeol seperti tadi.

Chanyeol kaget, dia ingin meledak saat itu juga. Tapi pegawai lain memerhatikan mereka penuh tanda tanya.

Bukankah Pak Direktur berpacaran dengan gadis divisi kreatif, ya? 

Chanyeol mengusap mukanya kasar, menghela nafas sekali lagi dan melonggarkan dasinya. Jika saja, makhluk di sebelahnya ini bukan wanita pasti sudah dia hajar habis-habisan. Sedang Hyejin tersenyum penuh kemenangan.

"Kau tidak bisa menghindariku, Park Chanyeol." Lirih Hyejin saat sudah masuk lift. Hanya ada mereka berdua.

Chanyeol menghempaskan tangan yang dulu pernah dia puja itu dengan kasarnya. "Bisa tidak kau berhenti, tingkahmu ini seperti jalang, jika kau tidak tahu."

Hyejin makin mendekati Chanyeol, berusaha menggoda dengan tatapan seduktifnya.

Ting.

Pintu lift terbuka.

Chanyeol mematung begitu tahu siapa yang berdiri dengan tatapan kecewa di depan lift.

"Wendy..."

✔ SIAL ∆ wenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang