15 : faraway

3.3K 475 26
                                    

Chanyeol adalah lelaki yang sulit untuk mabuk. Malam ini botol ke empat yang dia habiskan seorang diri pun sama sekali tidak berefek kepadanya. Ia masih melamun memandangi ponselnya. Sampai satu nama terbersit di pikirannya. Jika tidak menguatkan diri sendiri, Chanyeol pasti sudah pingsan karena tiba-tiba ada reaksi aneh dari tubuhnya. Dia lemas.

"Sehun," sapa Chanyeol lemas. Bisa terdengar dari sana jika Sehun kaget.

"Eo, hyung! Hyung, apa kau baik-baik saja?"

"Sehun.. bisakah kau ke tempat..ku.. ak.. aku..." Chanyeol lemas, bahkan untuk sekedar menempelkan ponsel ke telinganya. Pandangannya mengabur, dia melihat Wendy di antara kunang-kunang itu.

Ah, fana.

Mana mungkin Wendy ada disini? Bukankah dia tadi baru menangis karenanya dan tidak mau menemuinya? Chanyeol tersenyum.

Ah, benar kan, hanya bayangan.

Iya benar, bayangan Wendy sebelum dia menutup matanya.

Gelap.

💙

Hari ini, Wendy niatkan untuk sendirian saja di rumah. Membersihkan rumah untuk dirinya sendiri, merawat dirinya sendiri, memasak untuk dirinya sendiri. Memangnya untuk siapa lagi? Wendy tersenyum pahit. Sudah dua musim bergantung pada orang lain, dan kini dia harus mulai terbiasa sendiri.

Lagi.
Ah, sudah biasa.

Wendy menuruni tangga dengan hati-hati karena dia membawa plastik sampah yang cukup besar dari biasanya. Hari ini memang jadwal pengumpulan sampah bagi warga sekitar sini.

"Eonni! Kau tidak berangkat bekerja?"

Wendy tahu persis pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan gadis SMA yang cerewet, Yeri. Wendy tersenyum, bukan hanya untuk Yeri saja. Tapi untuk orang di sebelah Yeri.

Oh Sehun.

"Selamat pagi, Yeri, Sehun juga." Wendy melambaikan tangannya. Yeri hanya mendesis sebal sedangkan Sehun menganggukkan kepalanya sopan.

"Kenapa eonni tidak bekerja sih, masa cutimu kan sudah habis, eonni.."

"Karena aku ingin," Wendy terus berjalan ke bak sampah dan mendekati mereka lagi, "kau mengantar Yeri sekolah?"

"Ya, aku tidak tega melihatnya naik bus sendirian." Jawab yang ditanya, siapa lagi kalau bukan Sehun? Yeri memutar bola matanya malas.

"Apa-apaan oppa. Jika aku minta dijemput pagi-pagi biasanya kau juga tidak mengangkat telepon!" Sungut Yeri, Sehun tertawa, mengacak rambut Yeri gemas dan memasukkan tubuh Yeri yang pendek kedalam pelukannya.

"Maaf." Ujar Sehun pelan.

Ah, pelukan, ya? Wendy tersenyum memerhatikan Sehun dan Yeri. Tidak bohong jika Wendy juga rindu skinship dengan Chanyeol.

"Eonni, aku belum menanyaimu perihal kemarin. Apa kau bertemu Chanyeol oppa?"

Wendy tidak menjawab. Malah Sehun yang menjawab pertanyaan Yeri dengan pertanyaan juga.

"Loh, kemarin Chanyeol hyung masuk kantor?"

"Aku tidak tahu, makanya aku bertanya pada eonni. Memangnya ada apa?"

Wendy masih memerhatikan sepasang manusia di depannya. Membiarkan orang lain membicarakan lelaki itu dan dia mendengarkan. Sehun menegakkan badannya, menatap Yeri dan Wendy bergantian.

"Kupikir hyung tidak masuk kantor dari pagi, mabuknya itu sudah tidak normal dan sekarang dia di rumah sakit."

Deg. Jantung Wendy seakan berhenti berdetak. Berlebihan, ya? Tapi memang begini keadaannya.

✔ SIAL ∆ wenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang