14 : tinggalkan aku sendiri

3K 481 39
                                    

"Bagaimanapun, jika kau seperti ini terus tidak akan menyelesaikan masalah, eonni." 

Pagi-pagi sekali, Yeri naik ke rumah Wendy untuk mengajaknya memulai beraktifitas hari ini. Sejak hari itu, sifat dewasa Yeri benar-benar terasahㅡWendy seperti bayi besar, jika kalian tidak tahu.

"Ayolah, eonni. Kau hanya perlu cuek saja jika bertemu Chanyeol oppa. Kau akan makan apa jika kau tidak bekerja." Yeri melipat tangan di depan dadanya saat melihat Wendy masih meringkuk di kasur.

"Ya Tuhan, terimakasih kau memberiku hati yang begitu luas." Yeri berbalik menjauhi Wendy karena sudah tidak sabar, Wendy hanya terkikik.

"Baiklah, gadis cerewet." Wendy pun bangkit menuju kamar mandi.

Yeri tersenyum lebar, "nah! Aku tunggu di bawah, ya. Kita berangkat bersama, eonni." 

Setengah jam kemudian, Wendy dan Yeri sudah berada di dalam bus. Wendy tidak banyak berbicara, hanya mengangguk ketika Yeri berpesan kepadanya macam-macam jika nanti bertemu Chanyeol.

"Aku duluan, ya. Eonni fighting!" Yeri sedikit berteriak sambil mengepalkan tangannya sebelum turun dari bus. Wendy hanya tertawa kecil. Sungguh demi apapun, hatinya berdegup kencang ketika bus sudah sampai di depan halte kantornya.

Wendy memang sudah sedikit terlambat, ini sudag jam 10. Ah, tidak apa-apa. Ketua Joohyun pasti mengerti. Wendy tersenyum pada rekan-rekan yang menyapanya, dia berdiri di depan lift sendirian. 

Ting.

Lift terbuka. Hal yang di takutkan Wendy pun menjadi kenyataan. Gadis itu membeku di tempatnya.

Chanyeol bersama seorang perempuanㅡWendy yakin perempuan itu perempuan yang sama dengan perempuan yang memeluk Chanyeol waktu itu. Perempuan itu tampak mendekati Chanyeol dengan manja. Demi Tuhan, jika Wendy tidak punya malu, dia ingin mengajak perempuan itu duel dengannya.

Chanyeol. Dia sama mematungnya dengan Wendy.

"Wendy..."

Wendy terkesiap, mencoba mengendalikan diri dan bersikap tenang. "Selamat pagi, Pak Direktur." 

Chanyeol menelan ludahnya. Mata Wendy bahkan tidak menatapnya sama sekali, malah sibuk men-scan Hyejin yang tersenyum padanya. Wendy membalas senyuman itu dan meminggirkan tubuhnya karena perempuan yang menggandeng Chanyeol itu menarik Chanyeol keluar dari lift. Wendy pun masuk lift dan menundukkan kepalanya.

Dia mencoba untuk tidak berharap apa-apa.

💙

Wendy menghela nafas, beruntung tidak ada teman satu divisi yang melihatnya menyelinap ke toilet wanita sebelum masuk ruangannya. Wendy yakin matanya sudah merah menahan tangisnya, maka sekarang di balik pintu toilet dia bersembunyi. Mengucurkan air matanya yang entah akan berhenti kapan.

"Brengsek!" Maki Wendy pelan, tersedu-sedu pilu.

Ah, sial sekali.

💙

Begitu keluar gedung, Chanyeol berhenti dan memandang Hyejin penuh amarah.

"Hyejin. Ku mohon," ucap Chanyeol pelan. 

"Apa?" Hyejin malah berkacak pinggang di depannya, membuat Chanyeol frustasi setengah mati.

"Aku tidak pernah memukul wanita, tapi jika kau begini aku berani melakukan itu."

Hyejin mungkin tersinggung dengan ucapan Chanyeol, matanya kini pun sama berapinya dengan lelaki di hadapannya.

"Aku ini mantan kekasihmu, wajar kan jika aku kembali padamu?!"

✔ SIAL ∆ wenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang