16 : kiss, tears and smiles.

4.1K 518 27
                                    

Wendy sama sekali tidak tahu jika kedatangannya di rumah sakit tempat Chanyeol di rawat selalu diingat oleh seseorang. Seseorang itu selalu melihat Wendy yang memandang Chanyeol dari jauh, melihat air mata Wendy bertumpuk-tumpuk di pelupuk mata, melihat punggung Wendy yang lesu menjauh ketika sudah di rasa cukup untuk melihat Chanyeol dari kejauhan.

Maka untuk hari ini, jangan lagi. Seseorang itu juga lelah untuk melihat kedua insan itu saling menyakiti. Seseorang itu mengikuti Wendy yang sudah berjalan menjauh hingga taman rumah sakit. 

Puk

Seseorang itu menepuk pundak Wendy dan membuat Wendy terlonjak.

"Mama?"

💙

Wendy dan Mama Park akhirnya memilih duduk di bangku taman rumah sakit. Wendy menunduk sedangkan Mama Park memandangnya dengan penuh rasa sayang dan menggenggam tangan Wendy.

"Wendy," Mama Park tersenyum ketika Wendy mengangkat kepalanya, "apa kau ingin tahu sesuatu?"

Wendy hanya diam, Mama Park pun melanjutkan berbicara. "Kau, gadis pertama yang dibawa Chanyeol bertemu denganku."

Wendy mengerjap tak percaya. 

"Kau juga gadis yang aku suka sejak pertama kali anak nakal itu mengenalkanmu padaku."

Wendy tertunduk lagi. 

"Sekarang, apa aku boleh tahu permasalahan kalian?"

Wendy tergagu.. "a..aku.. melihatnya bersama dengan perempuan lain, ma."

Mama Park tersenyum, raut muka beliau membuat Wendy heran. Bagaimanapun, kan putranya yang berbuat salah.

"Wendy, aku tahu jika itu salah Chanyeol. Sebenarnya juga aku sudah mendengar penjelasannya. Kalian sudah sama-sama dewasa, akan lebih baik kalian juga menyelesaikan masalah ini dengan baik." Mama Park menghela nafasnya, "Wendy, temui Chanyeol, ya?"

Wendy menatap Mama Park dengan berkaca-kaca. 

"Aku melihatmu seperti ini, dari kemarin. Chanyeol juga, dia sakit tapi masih saja keras kepala sampai tidak mau makan, hanya memandang ke arah jendela, setiap tidur juga selalu mengigau namamu. Aku baru tahu, tanpamu hidup putraku jadi kacau."

Mendengar Chanyeol masuk rumah sakit saja sudah membuat hati Wendy sesak, sekarang ditambah Chanyeol tidak mau makan.. 

Oppa..

💙

Matahari sudah tenggelam ketika Wendy akhirnya memilih untuk menemui Chanyeol setelah meyakinkan dirinya begitu lama.

Krieeet

Wendy membuka pelan-pelan pintu bangsal tempat Chanyeol di rawat. Chanyeol tidak memerhatikan siapa yang masuk, hanya terus menatap ke arah jendela. Diluar turun salju tipis.

"Oppa.." 

Chanyeol kaget dan membulatkan matanya begitu tahu siapa yang datang, "Wendy.." Chanyeol bangkit dari ranjang tanpa memerhatikan letak infusnyaㅡinfusnya di sebelah kanan malah Chanyeol turun dari ranjang sebelah kiri.

"Ah!" 

Wendy pun buru-buru menyuruh Chanyeol kembali lagi ke ranjang dan melihat darah Chanyeol yang sedikit naik ke selang infus.

"Selalu saja ceroboh. Hati-hati, oppa.." Wendy menaikkan selimut Chanyeol sampai batas dada. 

"Wendy, ini benar kau, kan?"

"Memangnya ada Wendy yang lain?" Wendy memicingkan matanya.

"Aku merindukanmu.." Chanyeol memeluknya, meletakkan kepalanya di ceruk leher Wendy. "Aku minta maaf, Wen... Sungguh, aku minta maaf." 

Wendy merasakan lehernya basah, Chanyeol menangis. Hal seperti ini membuat Wendy menangis juga, Wendy pun membalas pelukan Chanyeol semakin erat. 

Chanyeol melepas pelukan mereka, "Wen, kau boleh memukulku, boleh menamparku, tapi jangan tinggalkan aku.. aku mohon.."

Wendy hanya menunduk, kedua tangannya digenggam oleh Chanyeol.

"Wendy.. ya, dia memang mantanku." Ucap Chanyeol membuat Wendy menatapnya, "tapi hanya mantan.. tidak lebih. Dia memang masa laluku, tapi masa depanku ada padamu."

Wendy tersenyum, menunduk lagi, namun airmatanya tetap jatuh. "Aku tidak tahu mengapa jika menyangkut nama Park Chanyeol aku menjadi begitu lemah."

Chanyeol memeluknya lagi, "maafkan aku Wendy, jangan tinggalkan aku lagi."

Gadis dalam pelukan itu mengangguk dalam isakannya, sedangkan Chanyeol tersenyum lega.

"Wen.." 

"Hmmm."

"Lihat aku," Wendy pun melepas pelukannya pelan, tapi Chanyeol dengan cepat menarik dagunya mendekat, "terimakasih."

Yang Wendy tahu beberapa detik setelahnya adalah benda kenyal menempel di bibirnya. Butuh beberapa detik untuk Wendy agar bisa mencerna, mengerti dan akhirnya membalas ciuman Chanyeol. Airmata Wendy turun, namun bibirnya tersenyum dan Chanyeol merasakan itu dalam ciuman mereka.

"Jangan pulang, Wen. Kau harus disini menemaniku." 

Chanyeol membuat single bed itu cukup untuk mereka berdua, tangan lelaki itu melingkari pinggang Wendy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol membuat single bed itu cukup untuk mereka berdua, tangan lelaki itu melingkari pinggang Wendy.

"Aku rindu seperti ini," 

Wendy tersenyum, "aku juga."

💙

2 hari kemudian..

"Kesehatan Tuan Park meningkat drastis dari hari-hari sebelumnya. Tekanan darahnya normal, dan vitalnya juga baik-baik saja. Hari ini sudah boleh pulang." Jelas Dokter Do. Chanyeol hanya mengangguk dan sesekali melirik ke gadis yang tangannya dia genggam.

"Terimakasih, dokter."

"Baik. Kalau begitu saya keluar dulu." Dokter Do keluar dari bangsal Chanyeol.

Chanyeol mengusap punggung tangan Wendy dengan ibu jarinya, "terimakasih, sayang."

"Untuk apa?"

"Karena kau kembali padaku."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Maaf ya, updatenya lama.
SIAL hampir selesai loh 3h3h3h, kalau udah selesai mending bikin bonchap apa enggak?

✔ SIAL ∆ wenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang