--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
Enam Belas
Lee Jun Ki itu lemah, berbanding terbalik dengan penampilannya yang tampak berkuasa yang seakan bisa menundukkan seseorang hanya dengan pandangan matanya. Pria itu sebenarnya lemah, lebih lemah dari pada yang ia bayangkan. Ia hanya ingin sedikit kebebasan, tapi dia tidak bisa mendapatkan kebebasan yang ia inginkan. Ia bercita-cita agar bisa mengendalikan, tapi berakhir dengan dikendalikan.
Semua wanita yang hadir dalam hidup seorang Lee Jun Ki selalu mengendalikan hidupnya bermula dari sang nenek, kemudian sang ibu. Dari kecil dia adalah boneka mainan kedua wanita yang ia takuti tersebut, dia makan apa yang keduanya berikan, dia pergi ketempat yang kedua orang itu setujui, dia bahkan menikah dengan wanita yang keduanya suruh ―menikah dengan wanita yang sama persis seperti keduanya; sama-sama terlihat pendiam di luar tapi punya seribu tipu muslihat di dalam. Sampul mereka bisa membodohi siapa saja, dan Jun Ki benci itu. Dia benci wanita tipe seperti itu.
Tapi Bae Suzy berbeda, dia memiliki isi luar dan dalam yang sama. Wanita itu tidak perpura-pura, wanita itu apa adanya. Tindakannya, kata-katanya, gerak tubuhnya.
Bagi seorang Lee Jun Ki, Bae Suzy adalah tempatnya kembali, wanita itu adalah boneka yang bisa ia kendalikan ―bisa ia minta untuk datang dan pergi sesuka hatinya― untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa dia punya kuasa akan sesuatu. Suzy mengetahui itu, dia tahu bahwa Jun Ki mencoba untuk mengendalikannya. Dan selama ini dia menurut, karena dia butuh. Bukan pria itu tapi uangnya.
"Kau akan mendapatkan masalah jika terus memintanya datang. Nenek dan ibu mengharapkan tidak ada skandal dalam hubungan pernikahan kita." Jun Ki menelan ludahnya pahit, wanita yang selama ini berakting tersakiti menceramahinya dengan wajah kalem yang menyentuh hati.
"Tidak akan ada skandal kalau kau tidak mengadu dengan air mata yang berlinang." Sindir pria itu, kembali merasakan rasa pening yang menyerangnya. Satu ruangan dengan wanita ini membuat demamnya bertambah parah.
"Aku tidak akan mengadu kalau kau mengurus wanitamu dengan benar, tapi ini apa? Soo Hyuk oppa bahkan ingin memilikinya. Kau pikir aku masih punya muka bertemu dengannya setelah dia tahu bagaimana kau memperlakukanku?" Wanita itu berujar pelan, masih menjaga jarak dari ranjang yang ditiduri oleh sang suami yang lagi sakit tersebut. "Kita berjanji untuk terlihat baik di luar, seharusnya kau menyembunyikan wanitamu dengan baik agar tidak ada orang yang tahu tentang dia." Sambung sang wanita lagi dengan nada menyalahkan.
Jun Ki yang geram melempar gelas ke arah dinding, menimbulkan suara hantaman yang tidak terlalu nyaring tapi cukup mengganggu, "memangnya salah siapa sampai dia muncul kepermukaan haah?" pria itu tampak marah dengan wajah pucat, "kalau kau tidak mengambil jatah bulanannya dan memakan semua untuk dirimu sendiri, Suzy tidak akan tergiur dengan tawaran pria lain. Kau yang mengacaukan semuanya, keserakahanmu." Jun Ki mengelap keringat di dahinya, seketika dia merasakan demamnya bertambah parah.
"Tidak ada gunanya menyalahkan aku sekarang, karena Soo Hyuk oppa sudah ikut campur makanya kau harus berhenti, sebelum nenek dan ibu mengetahui tentang wanita itu, tentang ke mana perginya uangmu selama ini mengalir. Kalau kau tidak mau Soo Hyuk oppa mengamuk dan mengadu pada keluargamu, maka jauhi Suzy. Terima saja kalau kau dan dia sudah- berakhir." Chae-won berbalik, berjalan dengan elegen menuju pintu kamar. Menutup pintu itu dengan pelan kemudian tersenyum simpul.
"Kau pikir hanya mengambil uang bagian wanita itu saja yang aku lakukan? Tidak- mempertemukan Soo Hyuk oppa dengan Suzy juga adalah bagian dari rencanaku. Aku tidak suka berbagi, semua wanita juga begitu." Sambungnya lagi dengan suara pelan. Dengan tangan yang terlipat di dada, wanita itu menuruni tangga. Dalam pertandingan yang melibatkan dirinya dan Jun Ki, dia adalah pemenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Money [END]
Fanfiction"Dua hal dasar yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat bertahan hidup, yaitu cinta dan uang. Tapi sialnya, aku tidak memiliki keduanya. Aku mencoba untuk mempercayai bahwa kedua hal itu akan datang dengan sendirinya, tapi kalian tau apa hal y...