4

2.5K 404 41
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

Empat

Udara dingin. Tapi Suzy berpura-pura seakan dia tak terganggu, seakan dia tidak terpengaruh dengan udara yang semakin hari semakin dingin. Mantelnya terbuka ketika dia berjalan dengan hentakan kecil di sepanjang trotoar. Dengan sepatu hak tinggi, wanita itu berjalan angkuh, tidak terlihat seperti dia sedang mengigil. Nyatanya, dia sedikit mengatupkan bibirnya karena menahan terpaan udara dingin.

Ingin tampil cantik di manapun itu memang perlu sedikit pengorbanan. Sedikit? Sepertinya tidak. Wanita itu membatin, mengkoreksi apa yang memang harus dikoreksi.

Pria itu menelponnya. Suzy tidak lupa dengan pria itu walaupun baru kemaren dia pergi makan makanan mahal di ruangan pribadi bersama dengan Jun Ki -kekasihnya, atau apalah itu namanya. Suzy masih binggung dengan itu, atau lebih tepatnya dia pura-pura seakan dia tidak tau apa namanya sedangkan dia tahu jelas hubungan seperti apa yang ia punya dengan pria bermarga Lee tersebut. Kekasih? Itu terdengar terlalu biasa untuk hubungan aneh mereka.

Kembali pada pria itu, orang yang menelponnya, orang yang mengajaknya bertemu sore ini -Lee Soo Hyuk. Pria bermarga Lee lainnya yang bersedia memberinya uang. Tidak memberi dalam artian umum, tapi sedikit lebih aneh dan mungkin kotor. Suzy tidak peduli dengan itu, apapun itu sebutannya.

Orang yang mengundang itu terlihat lebih umum, mengajaknya bertemu di tempat tongkrongan anak muda, café elit di daerah yang ramai penghuni. Memilih café kecil yang terkesan manis di tepian jalan tidak jauh dari gedung-gedung kantor besar dan juga universitas. Suzy tidak terbiasa berjalan di tempat normal seperti ini, tidak dengan seorang pria yang akan memberinya uang bulanan hanya dengan menjadi kekasih. Yah, sesuatu yang seperti itu.

"Kau datang?" pria itu berbasa basi, tidak tersenyum sedikitpun apa lagi menatapnya. Suzy tidak terlalu peduli, mungkin itu karena dia terlalu bersinar dibandingkan dengan sang mentari yang semakin condong. Ingin segera kembali ke bilik peraduannya.

Suzy duduk, menyilangkan kaki kanan ke kaki kiri, dengan kaki kanan yang menindih kaki kiri. Dia meletakkan tas tangan mahalnya di salah satu kursi kosong. Melirik kiri dan kanan mengamati, memainkan rambutnya sedikit seakan merapikan. Kebiasaannya jika sedang ingin tebar pesona.

"Kau memakai kartunya, cukup banyak untuk pemakaian pertama. Menarik." Pria itu tidak memesannya minuman dan tidak berinisiatif untuk berdiri dan memesan sesuatu untuknya. Suzy tersenyum miring dalam hati sedangkan wajahnya menampilkan sikap tangguh. Wajah manis dengan gerak tubuh santai walaupun dia sebenarnya tidak merasa seperti itu. Dia pintar berpura-pura, terlalu pintar sampai dia lupa mana dirinya yang sebenarnya.

"Dan kau terlalu tenang untuk ukuran orang yang belum menerima kepastian." Suzy menarik gelas minum pria itu yang tampaknya sudah dimunim sedikit, dia menyerumputnya pelan seakan minuman itu adalah miliknya, membuat pria itu akhirnya melihatnya lebih dalam. Itu memanglah tujuannya. "Apa kau memang orang yang setenang ini?" tanya Suzy lagi, menyambung ucapannya.

"Apa sekarang kau sudah mulai penasaran tentangku? Apakah kau mulai tertarik denganku?" Suzy hanya menahan tawanya, sikap percaya diri orang kaya memang berbeda.

"Aku tidak mudah penasaran tentang seseorang. Seperti, dimana dia kerja. Dimana tempat tinggalnya. Apa makanan kesukaannya. Tidak untuk hal-hal seperti itu. " Suzy kembali menyerumput minuman itu, dan Soo Hyuk kembali melihatnya.

Love and Money [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang