[18] 🚨

42.2K 1.2K 20
                                    

"Ini apa?" tanya Revan sembari menunjuk salah satu menu sarapan pagi ini yang sudah di siapkan oleh Lala. Gadis itu menoleh ke arah suaminya lalu menjawabnya dengan santai.

"Sup bayam!" balasnya dengan ketus.

"Terus, ini apa?" tanya Revan lagi, kali ini ia menunjuk dua potong ikan rebus yang berada tepat di hadapannya.

"Ikan salmon rebus." jawab Lala dengan cepat.

"Lha ini apa?" Lala memutar bola matanya dengan jengah, Revan ini ternyata banyak tanya, dan hal itu sukses membuatnya kesal bukan main.

"Kamu itu banyak nanya ya, kalau mau di makan saja. Kalau tidak ya sudah, gak usah di makan." ucap Lala dengan jengkel.

"Ketus banget sih, sama suami sindiri." balas Revan tak kalah kesal dengan dirinya.

"Kamu bisa masak gak sih, sebenarnya?" tanya Revan lagi. Lala yang awalnya sudah siap untuk menyantap menu masakannya beralih pada suaminya, menatapnya dengan datar lalu tersenyum miring.

"Kamu ngeremehin masakan aku? Cepat di makan dan rasain sendiri." ucap Lala yang membuat Revan langsung menyendok sup bayam panas dan mencicipinya dengan tergesa-gesa.

"Panas!" pekik Revan dengan keras saat merasakan lidahnya terasa perih saat terkena kuah panas. Lala yang melihatnya langsung beranjak dari duduknya, bergegas mendekat ke arah suaminya lalu merampas cendok yang berada di tangan Revan.

"Tiup dulu ih, masih tahu itu panas. Langsung di makan," omel Lala ada Revan yang tengah menjulurkan lidahnya yang terasa sakit. Lala bergerak semakin mendekat ke arah Revan, meneliti lidah suaminya yang nampak memerah karena terkena kuah panas.

"Perlu di tiup, gak?" tanya Lala dengan polos. Revan yang mendengarnya langsung tertawa dalam hari, istri cantiknya ini benar-benar sangat aneh dan juga lucu. Bagaimana bisa dia berpikir lidah yang sakit di tiup. Itu adalah hal aneh yang pernah di tawarkan padanya.

"Cium saja," balas Revan sembari tersenyum.

Lala mendengus kesal saat mendengar hal itu lalu mendorong pelan bahu Revan dengan gemas sebelum akhirnya ia kembali duduk manis di kursi sebelah Revan.

"Kok gak di cium?" goda Revan sembari menopang dagunya dengan salah satu tangannya menghadap Lala.

"Ogah!" ketus Lala lalu menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Tapi aku mau di cium sama kamu,"

"Tapi aku gak mau!"

"Kenapa?"

"Kamu nyebelin!"

"Oke."

Semua kembali normal, ke duanya asyik menikmati sarapan paginya, Revan sendiri tak memungkiri bahwa masakan sederhana buatan istrinya sangat lezat.

"Gimana? Enak?" tanya Lala pada Revan saat pria itu makan dengan sangat lahap.

"Biasa saja," bohong Revan yang berhasil membuat Lala jengkel setengah mati. Sedangkan Revan yang melihat ekspresi sang istri hanya tersenyum simpul lalu kembali menikmati sarapan paginya.

Di tengah acara sarapan pagi mereka, tiba-tiba tangan Revan mulai nakal dengan cara menggerayangi paha mulus istrinya yang terekspose jelas di depan matanya.

"Apaan sih? Lepas!" dengan kasar Lala memghempaskan tangan suaminya yang berada di pahanya, Revan mendengus lalu berucap. "Gak usah sok galak, padahal suka."

Lala melotot tajam ke arahnya, mulut pedas suaminya ini benar-benar menggodanya untuk menyumpal mulut itu dengan bayam mentah yang berada di dapur.

"Diam!" bentak Lala dengan garang. Revan hanya bergidik lalu kembali acuh selama beberapa detik. Karena di detik berikutnya ia kembali berbicara.

Gairah Cinta Sang Mafia (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang