Matahari semakin bersembunyi ketika semua anggota BTS melanjutkan syuting MV entah untuk pengambilan yang keberapa kali. Ini hari kedua mereka melakukan syuting MV DNA dan para anggota BTS serta para kru juga malah semakin bersemangat untuk menyelesaikannya.
Suga sudah bersiap di tempat sementara yang lain masih bergurau hal-hal tidak penting. Dia mendengus pelan. Menarik napasnya untuk menenangkan emosinya.
Oh, ayolah, apa mereka bisa berhenti bermain-main untuk kali ini? Dia hanya ingin menyelesaikan ini secepatnya dan segera pulang.
Pikiran itu tidak pernah hilang dari benaknya bahkan di pagi buta ketika mereka baru tiba di lokasi syuting. Suga benar-benar bekerja keras dan melakukannya dengan baik tanpa kesalahan. Namun, tetap saja, BTS itu terdiri dari tujuh anggota dan tidak semua anggotanya seperti Suga yang bersemangat sekali untuk pulang.
Dia lelah tentu saja, meloncat dan menari kesana kemari. Rambut birunya bahkan sempat dihina oleh adik-adiknya karena terlihat seperti jamur biru.
Bukan tanpa alasan Suga seperti itu. Jiyoon sendirian di rumah. Dia bahkan tidak yakin gadis kecil itu bisa menyalakan lampu rumah sendirian.
Suga sedang khawatir.
"Yedeul-ah, berhenti bermain-main dan segera selesaikan syutingnya!"
Itu suara Sejin, manager setia BTS. Bersyukur karena Suga tidak perlu berteriak memanggil yang lainnya. Kalau dia yang berteriak, sudah pasti hanya sumpah serapah yang akan keluar dari mulutnya. Dan itu tidak baik untuk imejnya. Tidak.
Taehyung dan juga Hoseok yang tengah tertawa langsung terdiam dan segera mengambil posisi. Syuting kembali dimulai hingga waktu menunjukkan pukul 9 malam dan BTS baru benar-benar bisa bernapas lega. Ini akan menjadi come back mereka yang fenomenal.
"Suga-ssi, minumlah."
Yoongi mendongak dan menemukan Sejin mengulurkan sekaleng bir dingin padanya. Dia lantas menerimanya dan segera meneguk isinya.
"Kuperhatikan akhir-akhir ini kau bersemangat sekali untuk pulang."
"Tentu saja. Kau tahu aku hanya ingin segera tidur, Hyung."
"Kau juga sudah jarang menginap di Genius Lab."
"Akhir-akhir ini aku lebih suka kasurku."
"Benarkah? Tidak ada sesuatu yang kalian tutupi dariku, kan?"
Yoongi meneguk birnya sekali lagi kemudian menggeleng dengan cepat. "Tidak ada."
Sejin menghela napas. "Aku percaya kalian bisa mengurus masalah kalian masing-masing, tapi kau harus ingat mulai sekarang mata dunia sedang mengarah pada kalian. Setiap gerak-gerik kalian akan diawasi banyak mata. Kau mengerti maksudku, kan?"
Yoongi mengangguk santai. Terlihat seolah tidak memiliki masalah apapun. Padahal batinnya sudah waspada kalau manajernya itu sudah tahu kebohongan mereka.
"Ya sudah. Aku akan menemui produser terlebih dulu."
Yoongi menghela napas lega setelah Sejin berbalik dan menjauhinya. Sejin bukan hanya sekadar manajer bagi BTS, tapi dia sudah seperti kakak bagi mereka. Meski begitu, dia sama sekali tidak ingin melibatkan Sejin dalam urusannya. Biar saja seperti ini dulu.
Ah, Suga hanya ingin segera pulang dan bertemu Jiyoon. Apa gadis kecil itu sudah makan?
...
"Oppadeul pulang!"
J-Hope berteriak nyaring ketika baru saja membuka pintu. Satu-persatu anggota lainnya memasuki rumah dan Namjoon yang terakhir masuk pun mengunci pintu rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Daddy!
Fanfiction[COMPLETED] Bagaimana jadinya kalau asrama BTS, grup musik hip-hop terkenal asal Korea Selatan, tiba-tiba saja kedatangan tamu tak diundang? Seorang gadis kecil berusia kurang dari 4 tahun yang mengaku sebagai anak dari salah satu anggota BTS. Selur...