Yoongi tampak merenung di tempat duduknya. Ini hari kedua BTS berada di Los Angeles untuk melakukan debut pertama mereka di US. Mereka baru saja melakukan mini konser di acara Jimmy Kimmel Live dan saat ini mobil tengah melaju menuju hotel.
BTS diundang untuk tampil di acara penghargaan musik Amerika dan melakukan debut pertama mereka di sana. Acaranya dimulai tanggal 19 November, tapi mereka bahkan datang lebih awal untuk menghadiri berbagai macam acara. Selama lebih dari seminggu BTS akan menghabiskan waktunya di L.A. dan tentu saja mereka akan sangat sibuk di sana.
Yoongi menjadi yang pertama murung hari ini. Baru dua hari dan dia ingin segera pulang. Acara intinya bahkan belum dimulai. Yoongi hanya terlalu merindukan Jiyoon. Kesibukkan BTS dan juga perbedaan waktu menjadi penghambat dirinya untuk menghubungi Jiyoon. Sekarang dia bahkan menahan kantuk dan lelah di tengah malam seperti ini untuk menghubungi Jiyoon yang ada di Daegu. Selama BTS berada di US, Yoongi menitipkan Jiyoon pada orangtuanya dua hari sebelum keberangkatan mereka.
Setelah tiba di hotel Yoongi langsung mengurung diri dalam kamar dan segera menghubungi ibunya melalui video call. Pria itu tertawa melihat Jiyoon yang tengah cemberut menolak untuk makan.
"Ibu sampai tidak ke restoran untuk menemani Jiyoon."
"Maaf merepotkanmu, Ibu."
"Bukan masalah. Aku bicara begini agar kau tahu kalau aku merawat Jiyoon dengan baik."
Yoongi mengangguk paham.
"Kau ingin bicara dengan Jiyoon?"
"Ya. Berikan ponselnya pada Jiyoon, Bu."
"Jiyoon-ie lihat ini. Ayah ingin bicara," ujar ibu Yoongi dari seberang sambungan. Layar ponsel bergoyang tidak tentu arah sampai akhirnya menunjukkan wajah Jiyoon yang tampak kesulitan memegang ponselnya.
"Ayah!"
Yoongi tertawa. "Annyeong. Jiyoon tidak nakal di sana?"
"Jiyoon tidak nakal."
"Tapi Halmeoni bilang kau tidak mau makan."
"Jiyoon tidak lapar."
"Mana boleh begitu. Kau harus tetap makan."
"Jiyoon ingin disuapi Jin Oppa."
Yoongi menghela napas. Kebiasaan Jin adalah membujuk Jiyoon yang susah makan dengan cara menyuapinya. Hal itu tentu saja merepotkan karena hanya Jin yang bisa menyuapi Jiyoon dengan perilaku abnormalnya.
"Jin Oppa-mu tidak bisa menyuapimu sekarang. Kau bisa makan sendiri Jiyoon. Kasihan Halmeoni kalau kau tidak mau makan."
Jiyoon tampak murung. Yoongi sama sekali tidak pandai membujuk. Pria itu malah membuat Jiyoon semakin cemberut.
"Yak, apa-apaan itu? Hyung, kau tidak bisa membujuk Jiyoon seperti itu."
Tiba-tiba saja J-Hope datang dan menarik ponsel Yoongi agar menampilkan dirinya di layar.
"Halo, Jiyoon-ie."
"Hoseok Oppa, Jiyoon rindu."
"Aigoo," sahut J-Hope dengan bibirnya yang tersenyum membentuk hati. "Oppa juga rindu Jiyoon."
Tak lama, Taehyung datang merebut posisi dengan tidur di tengah-tengah Suga dan Hoseok sambil menyapa Jiyoon pada layar ponsel. Kemudian anggota BTS lainnya, dikurangi Jimin yang masih berada di kamar mandi, mulai berdatangan dan berebut berbaring di atas kasur dengan video call yang masih tersambung dengan Jiyoon. Kuasa saat ini ada di tangan Taehyung. Suga yang mempunyai ponsel bahkan tidak bisa berkutik kalau posisi mereka sudah berbaring menumpuk seperti ikan yang dijemur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Daddy!
Fanfiction[COMPLETED] Bagaimana jadinya kalau asrama BTS, grup musik hip-hop terkenal asal Korea Selatan, tiba-tiba saja kedatangan tamu tak diundang? Seorang gadis kecil berusia kurang dari 4 tahun yang mengaku sebagai anak dari salah satu anggota BTS. Selur...