Chapter 14

1.8K 244 36
                                    

Happy reading guys..
.
.
.

Autor pov'_'

Seminggu telah berlalu. Kesepakan amber dengan krystal telah selesai sejak kemarin. Dan hari ini adalah kepulangan jessica kerumah nya.

"Soyeon ada apa dengan wajahmu?" panggil ny. Jung pada putri sulung nya yang tengah sibuk melirik ponsel nya.

"Anniyeo..."

"Apa tyler tak mengabari mu?" Jessica menatap omma nya sedikit tersenyum.
Yang ia tunggu bukan kabar dari tylet tapi dari amber.

"Sepertinya omma.. unnie mungkin sedang mencari calon tunangan nya" sambung krystal yang duduk di sofa ruangan itu.

Pintu kamar jessica di buka oleh seseorang dan di pikiran jessica itu haruslah amber. Namun harapan nya pupus karena yang datang adalah yuri.

"Annyeong.." sapa yuri hormat.

"Aku mendengar kau pulang sekarang. Itu sebabnya aku segera datang kesini. Maaf juga karena tak membawakan sesuatu." lanjut yuri dengan senyum manis nya.

"Tak apa nak yuri. Soyeon juga akan pulang jadi tak perlu membawa sesuatu"

"Yul.." panggil jessica

"Wae?"

"Apa amber menghubungi mu lagi?" Tanya jessica seketika ruangan menjadi sunyi.

"Tidak.. dia tak menghubungi ku. Apa kalian bertengkar?"

Jessica menggeleng. " mungkin cafe nya sedikit ramai jadi ia tak punya cukup waktu untuk kesini" jessica kembali diam.

Senjak tiga hari yang lalu amber tak pernah datang menemui jessica. Ia selalu menitipkan kabar lewat yuri. Entah aoa yang ada di pikiran amber hingga ia tak datang.

Jessica sudah berusaha menelfon amber tetapi hanya di balas dengan call senter online saja. Itu sebab nyajessica sedikit murung semenjak hari itu.

Ny. Jung sedikit bingung dengan perubahan suasana dalah ruangan ini. Baik krsytal menjadi diam sejak membicarakan tetang amber.

"Siapa amber?" Pikir ny. Jung bingung

Tuan jung kembali dengan surat rumah sakit untuk jessica. Dengan di bantu oleh beberapa suster, agar jessica kembali pulang kerumah nya.

Sementara itu..

Amber tengah memandangi langit yang mulai menghilangkan senja. Pandangan nya lurus kedepan. Dengan tatapan sendu, pikiran nya memikirkan beberapa hal.

"Unnie.. " panggil yeoja yang tak lain adalah Tia.

"Hmm"

"Vic unnie memanggil mu untuk makan" tia melihat amber dia seperti ini membuat nya sedikit khawatir.

"Duluan lah nanti aku akan menyusul"

"Unnie apa terjadi sesuatu?" Kali ini tia berani bertanya.

"Anniyeo.."

"Jujurlah unnie.. apa kekasih mu memutuskan mu? Kau tahu unnie. Aku kau sangat tampan jadi tak perlu memikirkan yeoja yang melukai hati mu. Kau bisa mendapatkan yang lebih baik"

"Tentu aku memang tampan. Aku juga sangat di gilai oleh para yeoja."

"Ish.. aku tak memuji mu agar kau semakin besar kepala." Garam Tia karena jawaban amber.

"Aigoo memang benar aku tampan."

"Unnie.. jangan mulai lagi"

"Meski hanya karena aku di putusi. Tetap saja aku tak akan menjadikan mu kekasih ku. Sunggu kau yeoja yang sangat cerewet" amber berlari setelah mengatai juga mengacak pelan rambut tia.

The point of the rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang