Chapter 15

2K 239 45
                                    

Happy reading guys..
.
.
.

Autor pov'_'

Amber duduk di kursi cafe. Di depan nya seorang gadis cantik tengah memandang nya dengan tatap khawatir melihat raut wajah nya yang dingin.

"Kau yakin tak apa?" Tanya yeoja itu dengan lembut nya.

"Aku baik. Oh ya kau mau apa biar ku pesan kan untuk mu." Jawab amber sedikit tersenyum meski wajah nya terlihat kaku dan dingin.

"Kurasa kau tak baik. Dan aku tak ingin makan apapun sebelum kau cerita apa yang terjadi padamu" yeoja itu bersikeras.

"Hanya kelelahan mungkin. Kau tahu sangat sulit membagi waktu antara bekerja dengan belajar" amber masih kekeh dengan jawaban nya.

Jika semua yang melihat nya pasti tak akan percaya dengan ucapan amber. Bagaimana lagi? Wajahnya seperti mayat hidup sejak kejadian ditaman malam itu.

"Aku mencoba mempercayai nya"

"Jadi apa yang membuat mu kemari?"

"Apa kau tak suka jika aku datang?"

"Annyeo yoona-a hanya saja kau sibuk, itu sebab nya aku berpikir jika pasti itu hal yang penting bukan?"

"Sebenarnya aku merindukan mu. Lagi pula ini waktu senggangku jadi tak perlu seserius itu" senyum yoona meyakinkan amber agar tak perlu khawatir.

"Jadi kau ingin pesan apa?" Tanya amber pelan.

"Aku akan memesan jika kau juga ikut memesan sesuatu. Jangan menolak aku bahkan belum membalas jasa mu waktu membatu membenarkan mobil ku"

"Ini masih jam kerja ku" tolak amber secara halus.

"Baiklah.. jadi kapan kau free?"

"Mungkin beberapa jam lagi"

"Aku akan menunggu." Amber tak bisa menolak lagi. Yoona sangat keras kepala padahal sejak tadi ia sudah berusaha untuk menolak nya.

"Aku harus pergi"

Amber kembali pergi kearah dapur. Tatapan kosong nya kembali ia perlihatkan. Seperti seseorang yang tak berniat hidup saja.

Bahkan ia seperti seseorang yang mungkin kehilangan darah saja. Sangat menyedihkan jika dilihat.

"Unnie.. biarkan aku yang kerjakan" Tia juga khawatir saat melihat amber kembali bekerja.

"Aku bisa melakukan nya"

"Unnie temani saja teman unnie. Urusan pekerjaan masih ada aku juga pekerja yang lain kan. Kau tak terlihat sehat. Jujur aku sa-"

"Berhentilah bersikap seperti itu. Aku baik baik saja. Kau tahu aku sangat baik jadi jangan terlalu berlebihan!" kali ini suara amber sedikit meninggi.

"Mianhe.."  ucap amber yang menyadari jika ia sudah kelewatan.

Raut wajah tia juga sudah berbeda. Ia sepertinya kaget dengan bentakan amber. Tak pernah amber berbicara sekeras itu padanya. Dan jujur itu membuat nya takut.

"Unnie.. mianhe.. aku hanya khawatir.. hiks.. hikss.." ucap tia susah payah karena menahan tangis nya di awal.

"Harusnya aku yang minta maaf." Amber memeluk tia dengan pelan.

"Aku hanya cape jika mengatakan nya. Kalau aku baik baik saja."  Ujar amber lebih lembut.

Tia menganguk atas ucapan amber. Pelukan amber ternyata membuat hati tia kembali membaik meski sempat takut beberapa saat lalu.

The point of the rainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang