Empat

216 13 25
                                    

Hay, khushi up lagi.. Semoga berkenan ya.

Selamat membaca dan awas typonya.

Boleh kasih vote atau komen.

  🍁🍁🍁🍁🍁🌹🌹🍁🍁🍁🍁🍁

Queen berjalan santai melewati lorong panjang menuju kelasnya.  Tak dihiraukannya tatapan para siswi padanya, dia hanya terus berjalan dan sesekali membalas senyuman para siswi yang menyapanya kagum. Meskipun dirinya berusaha berpenampilan sangat sederhana dan menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya namun darah ningrat telah mengalir dalam tubuhnya yang terlihat jelas dan tidak bisa dipungkiri oleh setiap mata yang memandang. Wajah tirus dengan mata abu-abu juga hidung mancung dan bibir kecil yang tebal di bagian bawah selalu jadi incaran setiap mata para siswa perempuan dan laki-laki di sekolah ini. Sekolah ternama yang mana kebanyakan siswanya adalah orang kaya dan berada.

Jika ada siswa yang berasal dari keluarga sederhana yang bersekolah disana maka sudah pasti mereka adalah peserta beasiswa seperti dirinya. Sungguh suatu peristiwa yang sangat luarbiasa, seorang keturunan Hendarto yang adalah seorang pengusaha kontruksi juga pemilik Hotel ternama yang tersebar hampir diseluruh propinsi di negeri ini malah memilih masuk sekolah mengikuti program beasiswa yang mana penyalur dana utamanya adalah papanya sendiri.

Dan yang paling membuat orangtua juga kakaknya itu gemas adalah pencantuman namanya tanpa menyebutkan nama papanya saat mendaftar kesekolah. Queensha luciana, bahkan Queen hanya membawa nama Mamanya saja diakhir nama panjangnya. Mendaftarpun ia meminta Reza sebagai walinya, dan tentu saja itu membuat Farhan kakak kandungnya langsung kejang-kejang sedang papanya hanya menghela nafas panjang, putus asa. Dan selanjutnya kesibukan Reza pun bertambah, selain bekerja sebagai wakil direktur di perusahaan Pratama grup dia juga harus antar jemput Queen kesekolah.

Masih lekat dalam ingatan Queen saat dimana ia harus berdebat dengan papanya tentang rencananya mengikuti program beasiswa tersebut.

"Apa?! Kau bercanda? " teriak pria paruh baya itu dengan tatapn tajam kepada gadis yang tengah duduk tenang didepannya

"Tidak pa, Queen beneran mau ikutan program beasiswa untuk masuk disekolah itu. Queen tidak mau menggunakan nama papa.." jawab Queen tenang.

"Queen! Apa kamu sudah gila mau melakukan hal memalukan seperti itu, huh? " marah pria yang adalah papa dari Queensha sendiri, Revandi hendarto.

"Terserah apa kata papa, pokoknya Queen akan melakukannya." Queensha berujar tak acuh. Tuan Revan menggeleng cepat.

"Tidak, papa tidak akan membiarkan kau melakukan hal itu, mau ditaruh dimana muka papa jika kau melakukannya. Kamu akan masuk kesana tanpa program apapun, paham? " papanya murka. Tatapan mata yang biasanya selalu lembut padanya itu berubah menajam dan tak bersahabat. Tapi sepertinya sikap sang papa sama sekali tidak membuat Queen takut ataupun gentar, justru sebaliknya gadis beeambut panjang itu malah semakin berani.

"Queen gamau pake fasilitas yang papa kasih. Queen tetap mau ikut program beasiswa di sekolah itu. Queen hanya mau mencari teman pa, teman yang benar-benar menerima Queen apa adanya, bukan karena status juga kedudukan Queen saja." jelas Queen memberi alasan kepada papanya kenapa ia melakukan hal tersebut.

Mendengar ucapan sang putri tercinta, pria paruh baya tapi masih terlihat tampan itu menghela nafas pelan. Tatapan matanya yang tadi menajam kini mulai melembut. "Iya, papa paham. Tapi apa Queen tidak berpikir apa akibat dari perbuatan Queen. " pria itu berdiri dari duduknya kemudian menghampiri Queen yang duduk dikursi yang berada dibalik meja kerjanya.

Frozen heart {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang