Part paling akhir sayang.
Vote komen.. Boleh.
Setelah ini dah ga ada lagi xc atau apapun di story ini ya..
Heli riid.. Awas bosen qos panjang bgt.
Part ini aku dedicate buat zueenon yang masih sabar dan nunggu penjelasan diending. Makasih say.. Lopyu.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Reza berdiri dibalkon kamarnya, menikmati sebatang nikotin dibilah bibirnya. Reza jarang merokok, dalam satu tahun bisa dihitung pakai jari. Dan Reza bukan tipe orang yang suka melarikan diri pada batang beracun itu saat punya masalah.Tapi saat ini Reza sedang membutuhkannya.
Kepulan asap dari tempat sampah masih mengepul, terasa sedikit hangat. Sekali lagi Reza menengok kedalam tepatnya diatas ranjang dimana istrinya tertidur pulas. Tertidur pulas setelah hampir dua jam lamanya menangis tanpa suara. Hanya terisak namun airmatanya tak henti mengalir dari manik indahnya.
Sungguh, hal paling menyakitkan untuk Reza adalah saat melihat gadis kecilnya menangis dan dirinya yang menjadi airmata itu tumpah. Reza tak henti mengumpat manakala sadar bahwa selama ini dirinya selalu saja menjadi alasan tangisan Queen. Dan sekali lagi mengutuk dirinya yang mengingkari janji untuk terus membuat Queen bahagia.
Hazelnya beralih, menatap nanar kearah tempat sampah yang masih menyisakan sedikit bara api. Warna hitam dari lembaran kertas yang ia bakar tadi masih menyisakan samar wajah sang wanita pujaan.
Mariana...
Masa lalu terindahnya yang senantiasa menempati sudut hatinya. Menyisakan kenangan indah yang tak mungkin ia lupakan begitu mudah. Mariana.. Adalah cinta pertamanya juga... Luka pertamanya.
Dulu ia dan Mariana...
Tak perlu diingat. Tak perlu diceritakan. Tak perlu kenang lagi. Sudah terlalu lama ia menyimpan wanita itu dalam hatinya. Sudah terlalu lama ia mengikat kenangan indah namun menyakitkan itu dalam relung jiwanya. Mariana hanyalah masa lalu, masa lalu memang bukan untuk dilupakan tapi untuk dikenang. Tapi jika kenangan itu hanya mbuat istrinya sakit hati dan kecewa padanya. Lebih baik Reza buang saja kenangan itu jauh jauh.
Masa lalu biarlah berlalu. Mariana biarlah pergi..
Tapi Queen, adalah masa sekarang dan selamanya. Itu yang Reza yakinkan dalam hatinya saat ini.
Reza menekan putung rokok dipagar balkon lalu melemparnya kedalam tempat sampah. Berjalan memasuki kamar yang senyap, menutup pintu balkon rapat, hawa dingin terlalu menusuk dan Reza tidak mau istrinya kedinginan. Bukan karena ia tidak bisa menghangatkan tubuh sang istri tapi, untuk melakukannya Reza harus berpikir baik baik.
Yeah.. Tentunya Reza tidak mau membuat kemarahan istrinya semakin memuncak.
Reza menaiki ranjang perlahan, tidak mau membangunkan sang istri yang pulas. Membaringkan tubuhnya disisi sang istri yang tidur membelakanginya. Satu hal yang tidak pernah Queen lakukan walau sekesal apapun istrinya itu. Menaikkan selimut yang menutup tubuh sang istri sampai sebatas leher lalu mengecup pelipis sang istri. Wajah itu sembab, matanya bengkak dan hidung bangir itu masih memerah. Reza melingkarkan tangannya diperut istrinya sementara satu lengannya terselip dibawah leher Queen menggunakannya sebagai bantal istri cantiknya.
"Maafkan aku sayang.. Maaf. I love you.. My litlegirl.. Always." bisiknya lembut sebelum memjamkan mata menyusul sang istri menuju alam mimpi.
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen heart {End}
RomanceAku dingin, aku kasar, aku mengakuinya. Tapi tahukah kau kenapa aku melakukannya? Tahukah kau bahwa hatiku sakit saat melakukannya? Itu karena aku menyayangimu, rasa sayangku padamu teramat dalam hingga aku tak sanggup jika harus melihatmu terluka...