Frozen heart~58~ Rencana

64 5 13
                                    

Saia balik lagiii... Apa kabar semua? Masih setia menunggu? Makasih ya.. Makasih buat kalian yg selalu sabar menunggu dan setia ngevote cerita ini.

Oke.. Buat yg nunggu dan penasaran chap berikutnya buruan aja cek..

Jangan lupa vote dan komen ya..

  🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Suasana diruang makan keluarga Handoko terlihat riuh meskipun hanya ada tiga orang saja yang duduk dibalik meja makan berbentuk segi empat itu. Ekspresi wajah tuan Handoko dan nyonya Marisa handoko terlihat begitu ceria dan kebahagiaan tergambar jelas dari wajah mereka berdua. Namun ekspresi dua orang paruh baya itu sangat berbeda jauh dengan ekspresi putra tunggal mereka. Jika raut bahagia tuan dan nyonya Handoko tunjukkan maka sebaliknya Reza justru menunjukkan raut tak bersahabat. Wajahnya tertekuk dalam, kedua belah bibirnya tampak sedikit cemberut sementara aura wajahnya tidak ada sedikitpun kebahagiaan.

"Eh.. Pa. Nanti kita bikin pestanya yang meriah saja. Kita undang semua relasi bisnis papa juga semua teman teman sekolah Reza mulai sekolah dasar, biar rame." kata nyonya Marisa semangat empat lima.

"Setuju Ma. Pokoknya pesta pernikahan putra kita harus meriah dan mewah. Semua orang akan mengingat pesta pernikahan putra kita dan mencatatnya dalam sejarah." jawab tuan Burhan antusias. Diantara kegatan sarapan mereka membahas pesta pernikahan Reza. Membuat rencana luar biasa untuk putra semata wayang mereka.

Reza hanya bisa menghela nafas mendengar pembicaraan Papa dan Mamanya. Terdengar sangat berlebihan dan sangat berlebihan. Kedua orang tuanya terlihat sangat bersemangat membahas dan merancang pesta yang meriah. Sampai sampai lupa situasi dan keadaan yang temgah melanda negeri ini. Kebahagiaan yang mendera membuat sepasang suami istri itu lupa jika larangan berkumpul dengan banyak orang juga aturan mengadakan pesta sudah berlaku sejak beberapa minggu yang lalu. Ahh.. Haruskah Reza menyesal telah mengatakan perihal lamarannya kemarin

"Ditya.. Nanti kalau mau fitting baju pengantin dibutik langganan mama saja ya. Disana desainernya sudah terkenal dan rancangan baju pengantinnya sangat bagus, kamu pasti suka, dan Mama yakin gadis kecilmu akan terlihat luar biasa nanti." suara Mamanya membuat Reza tersadar dari lamunan. Mendongak, dilihatnya Mamanya tengah menatapnya berbinar.

"Betul kata Mamamu, Za. Nanti gedungnya biar Papa yang urus." sahut tuan Burhan menambahkan.

Reza menghela nafas panjang mendengar semua rencana Papa mamanya.

"Papa sama Mama berlebihan banget sih." jawabnya malas

Nyonya Marisa memgerut kening melihat reaksi putranya
"Loh? Berlebihan bagaimana. Ya jelas harus berlebih dong. Kamu lupa siapa Papa.. Papa ini pemilik HBA, salah satu perusahaan pemilik saham terbesar di negeri ini. Kalau pernikahan kanu diadakan secara mewah dan berlebihan ya sangat pantas. Masak iya pemilik perusahaan terbesar menikahkan putranya dengan pesta biasa biasa saja.. Apa kata orang Nak." jelas nyonya Marisa sedikit kesal melihat reaksi putranya.

"Papa setuju sama Mama. Kamu putra tunggal Papa dan Mama.. Jadi semuanya harus istimewa. Lagipula apa yang kamu cemaskan huh? Soal biaya, hanya untuk pesta seperti itu tak akan membuat Papa miskin." lagi, tuan Burhan memberi tambahan

Reza menghentukan kegiatan sarapannya. Menaruh sendok, Reza menatap kedua orang tuanya dengan tatapan prihatin.
"Pa.. Ma. Reza bukannya ragu sama biaya atau apapun. Tapi Reza sama Queen memang ga suka pesta mewah atau berlebihan. Papa Mama tahu sendiri kalau calon istri Reza itu ga suka sama keramaian, bisa bisa istri Reza pingsan ditengah cara kalau Papa berencana mengundang segitu banyak orang dipesta kami nanti. Lagipula rencana Papa sama Mama ga akan bisa terlaksana." jelas Reza panjang lebar

Frozen heart {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang