Fh~30~ Dia....?

104 11 16
                                    

Hayy... Saya kembali lagi. Yang sudah nunggu saya persilahkan buat baca. Semoga suka.
Maaf typonya.
Jangan lupa vote dan komen. Terimakasih

Kau akan mengerti arti kehilangan saat yang kau miliki telah menghilang

____________________________________

Lima tahun kemudian.

Seorang pria tampak sibuk dengan tumpukan berkas yang berserakan diatas mejanya. Kacamata baca bertengger diatas hidung mancungnya. Manik matanya bergerak jeli meneliti laporan perkembangan perusahaannya.

Tok.. Tok.. Tok

Bunyi ketukan dari luar ruangan membuatnya bergumam mempersilahkan siapapun yang ada diluar sana untuk masuk tanpa repot mendongakkan kepalanya. Tak lama kemudian pintu berayun terbuka menampilkan sosok anak kecil yang menatap pria dibalik meja kerja itu dengan wajah memberengut.

Merasa pintu ruangan terbuka namun tak ada langkah kaki yang memasuki ruangannya membuatnya mendongak. Mendapati sosok kecil yang tengah berdiri diambang pintu membuat senyumnya mengembang.

"Zafa?" ucapnya dengan wajah senang bercampur bingung melihat ekspresi yang tersuguh dihadapannya saat ini. Seorang bocah pria berumur sekitaran dua tahun tengah berdiri, bersidekap, dan menatapnya tajam. Pria itupun bangkit dari duduknya meninggalkan lampiran lampiran kertas yang masih menumpuk diatas mejanya. Berjalan cepat menghampiri sosok bocah yang masih berdiri diambang pintu.

"Hei.. Kenapa cemberut begitu,hem?" tanya pria itu saat sudah berada dihadapan bocah itu. Pria itu berjongkok sementara bocah itu masih tetap memasang wajah sama. "Wah, kesayangan Papa sedang ngambek nih. Kenapa? Siapa yang bikin kamu kesel ayo bilang sama Papa." kata pria itu berusaha merayu bocah itu yang kini memalingkan wajahnya seolah tak mau memandang wajah si pria.

"Dia marah Kak." sebuah suara menjawab pertanyaan pria itu membuat pria itu mendongak. Mendapati sesosok wanita cantik tengah berdiri dibelakang tubuh bocah tadi.

"Marah? Kenapa marah dan pada siapa?" tanya pria itu lagi dengan raut bingung. Wanita itupun tersenyum lalu melangkah masuk ruangan tanpa menjawab pertanyaan si pria dan membuat pria itu semakin bingung bercampur heran.

"Zafa.. Sayang, kemarilah . Sini duduk sama Mama." panggilan wanita itu dibalas langkah kecil oleh bocah itu meninggalkan si pria begitu saja dan langsung duduk disamping wanita yang menyebut dirinya sendiri 'Mama' tanpa sepatah kata.

Si pria yang dilanda kebingungan pun bangkit berdiri lalu melangkah menuju sofa tempat dimana wanita dan bocah tadi duduk. Menghempas pantatnya disamping bocah tadi yang masih menampakkam wajah tak bersahabat padanya. Pria itu meringis kaku

"Katakan padaku, kenapa Zafa marah? Dan dia marah pada siapa?" tanya pria itu menuntut. Wanita itu menggeleng sembari mendelik tak percaya pada si pria.

"Jelas dia marah sama Kakak."

Pria itu mengerut kening, makin bingung. Wanita itu menghela nafas panjang melihat reaksi si pria. Ahhh.. Ternyata pria dihadapannya masih saja sama, tak berubah sedikitpun. TIDAK PEKA.

"Astaga. Kakak masih ga merasa Zafa marah sama siapa?" wanita itu menampilkan wajah tak percayanya saat pria itu menggeleng dalam kebingungannya. Berdecak pelan, wanita itupun kembali menghela nafasnya. "Dia marah karena Papanya tersayang lupa kalau kemarin Zafa ulang tahun." terang wanita itu dengan sindiran di raut wajahnya membuat si pria sontak membelalak matanya lebar. Seolah teringat sesuatu pria itupun menepuk jidatnya sambil mendengus kasar disertai umpatan lirih.

Frozen heart {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang