Kak Reza dataaaaaang...
Siapa yang kangen? Angkat satu kaki#plak
Hokeh.. Abaikan saja. Ini semua efek dari Khushi yang kebanyakan makan opor ayam. Wkwkwk.
Ohya.. Sebelum baca vote dulu ya. Buat semangat khuhsi rajin ngetik, hehe.
Selamat menikmati dan abaikan semua typo, karena disemua karyaku typo adalah harta paling berharga.
____________________________________
Jam pelajaran telah usai. Satu persatu siswa siswi mulai keluar dari ruang kelas masing masing begitupun Queen. Gadis berambut sepinggang itu berjalan beriringan dengan Cyra. Sesekali derai tawa keduanya terdengar saat Cyra menceritakan hal hal lucu. Keduanya terus berjalan sampai tiba diujung tangga. Seketika raut wajah Queen berubah. Tawa yang tadi menghiasi wajahnya lenyap seketika saat manik hijaunya melihat pemandangan didasar tangga. Cyra yang menyadari perubahan Queen mengernyitkan dahi. Tapi saat mengikuti arah pandang Queen, Cyra pun mengerti alasannya. Disana, didasar tangga tampak Reyhan bersama gank nya yang terdiri dari pemuda pemuda berwajah tak biasa tengah berdiri bercanda ria bersama Reina dan para hambanya. Tampak Reina bergelayut manja dilengan Reyhan yang terlihat acuh. Cyra tahu, Queen tidak pernah suka melihat Reyhan dekat dengan Reina. Bukan karena cinta yang menjadi alasan tapi Queen tidak mau Reyhan terpengaruh sama Reina dan akhirnya dimanfaatkan oleh gadia ular itu. Seluruh penghuni sekolah sudah tahu bahwasannya Reina adalah gadis yang selalu mendekati murid murid berwajah tampan dari kalangan atas dan merayunya hingga akhirnya gadis itu memanfaatkan harta mereka. Ralat, lebih tepatnya harta orang tua mereka. Mungkin itu alasan terbesar Queensha untuk membenci gadis itu.
Cyra menepuk pundak Queen pelan."biarkan saja, toh kak Rey sudah dewasa pasti bisa membedakan yang baik dan buruk." kata Cyra berusaha menenangkan Queen yang sudah mengepalkan kedua tangannya. Menoleh, Queen mendapati Cyra yang menatapnya lembut, sontak kekedalan yang membuncah berangsur luruh. Ya, sikap dan sifat Cyra selalu berhasil membuat Queen merasa tenang.
Akhirnya mereka berdua pun melanjutkan langkah menuruni satu persatu anak tangga sampai tiba didekat Reyhan. Reina yang menyadari kehadiran Queen makin mendekatkan tubuhnya pada Reyhan sampai dadanya menempel pada lengan Reyhan.
Pemuda berhidung bangir itu menoleh sebentar lalu kembali memalingkan muka merasa tak terganggu sama sekali dengan tingkah Reina."Oh iya Rey.. Kita keluar yuk, kecafe atau kemana gitu..ya?" Reina bersuara mendesah manja.
Reyhan mengernyit tanpa menoleh pemuda itu menjawab singkat. "Malas." Reyhan tahu Reina selalu melakukan sesuatu karena ada alasannya.Reina memgerucutkan bibirnya."yah Rey.. Kamu selalu saja bilang begitu kalau aku ngajakin jalan. Sekali kali mau gitu kenapa sih Rey.." rengek Reina. Hal itu membuat Queen yang berhenti di pertengahan anak tangga makin geram melihatnya. Ingin sekali Queen menjambak dan membenturkan kepala gadis itu ketembok.
"Dasar jalang gatel." gumam Queen dengan segala kekesalannya.
Cyra tersenyum lalu mengangguk."iya..padahal kak Rey cuek saja ya.. Kenapa dia agresif banget?"
"Itu karena si ular lagi gatel pengen ganti kulit. Eh, atau jangan jangan si ular lagi pengen di tusuk ?" jawab Queen asal. Cyra yang tidak paham maksud kata kata Queen pun mengerutkan keningnya bingung
"Ditusuk? Maksudnya apa?"Queen menoleh menatap raut bingung diwajah Cyra. Iapun menepuk jidatnya saat menyadari sesuatu.. Cyra mana paham arti kata katanya barusan. Cyra adalah gadis polos nan lugu yang tak pernah paham selipan kata kata vulgar.
Queen mengibaskan tangannya." sudah ah.. Jangan dipikirin, ayo pulang." Cyra yang masih merasa penasaran dengan kata kata Queen akhirnya menurut saja saat gadis berambut panjang itu melangkahkan kaki menuruni anak tangga satu persatu. Keduanya tiba di pertengahan tangga yang berjarak sepuluh undakan dari tempat Reyhan dan Reina berada. Saat itulah manik hijaunya bertemu dengan manik biru Reina yang seketika menyeringai. Dan Queen tahu itu membawa banyak arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen heart {End}
RomanceAku dingin, aku kasar, aku mengakuinya. Tapi tahukah kau kenapa aku melakukannya? Tahukah kau bahwa hatiku sakit saat melakukannya? Itu karena aku menyayangimu, rasa sayangku padamu teramat dalam hingga aku tak sanggup jika harus melihatmu terluka...