Kak Reza datang...
Semoga berkenan ya..
Selamat baca dan jangan lupa tinggalin jejak sama komen juga..😘♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Reza baru saja pulang dari tempat kerjanya dan akan memasuki apartemenya ketika notif pesan masuk kedalam ponselnya. Reza merogoh saku celana bahannya mengambil ponselnya lalu membuka kunci layar yang terdiri dari angka."Temui aku di cafe casablanca tepat jam tujuh. "
Reza mengernyitkan keningnya kala membaca isi pesan tersebut yang ternyata dari nomor asing tapi tak lama kemudian sebuah senyum tipis terbit diujung bibirnya sebuah senyum yang lebih pantas disebut seringai. Reza memasukkan kembali ponsel kedalam saku celana dan menengok arloji ditangannya lalu masuk kedalam apartemen mewahnya.
"Satu jam lagi ya? Baiklah aku akan datang. Dasar bocah ingusan." gumamnya pelan kemudian menutup pintu dibelakangnya yang langsung terkunci dengan otomatis. Melangkah tenang menuju kamar Reza mulai menggerakkan tangannya melepas satu persatu kancing kemejanya hingga terlepas seluruhnya menampilkan dengan jelas dada kokoh juga perut ratanya yang terbentuk sempurna. Tak lupa Reza juga melepas celana bahan yang menggantung dipinggangnya hingga kini Reza hanya mengenakan boxer saja. Dengan tenang pria itu memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket sehabis bekerja.
♥♥♥♥♥
Queen memasuki kamarnya dengan wajah ceria seperti biasa. Beberapa hari ini senyum bahagia selalu nampak diwajah cantiknya. Ya, tentu saja. Dan kebahagiaan itu tentu saja ada alasannya. Dan alasan itu adalah karena sudah satu minggu ini pasca dirinya tersesat dan hampir saja menjadi korban perkosaan membuat Reza extra protective kepadanya. Setiap hari Reza men-ngantar jemputnya tepat waktu tanpa ada kata telat bahkan pernah Reza datang lebih awal tiga puluh menit dari jam pulang Queen. Saat Queen bertanya kenapa Reza melakukanya prua itu hanya menjawab tidak mau menanggung resiko yang sama seperti waktu lalu dan juga tidak mau melihat Queen kepanasan karena menunggu lama. Tentu saja ucapan pria itu membuat rona kemerahan dipipi Queen muncul seketika meskipun cara Reza mengucapkannya tanpa ekspresi tapi tetap saja itu adalah sebuah kemajuan. Yang lebih membuat Queen merasa bahagia adalah sikap pria itu sedikit banyak telah berubah, tidak seperti biasanya Reza yang selalu menampakkan sikap dingin juga datar kini pria itu lebih hangat dan lebih banyak tersenyum padanya meskipun terkadang sikap asli pria itu masih sering muncul tapi setidaknya sekarang lebih baik. Tidak hanya itu, setiap hari Reza selalu membelikannya eskrim juga cokelat kesukaanya tiap kali menjemputnya pulang sekolah. Meskipun kedua makanan itu selalu dipadukan dengan rasa stroberi namun bagi Queen tak masalah dan ia juga tak mau protes. Queen tetap menerima dan memakannya dengan lahap walau setelahnya Queen harus meminum obat alergi pemberian Mirna. Tak apalah... Jangankan minum obat alergi, minum racun pun Queen tak akan menolaknya dan ia akan rela melakukannya. Yang penting Reza lebih perhatian dan sayang kepadanya. Ahh.. Rasanya Queen seperti mendapat durian runtuh saja menikmati hidupnya seminggu ini. Entah pria itu tulus ataupun tidak Queen tak perduli yang Queen lakukan hanya menikmati.
Mirna yang sedari tadi mengikuti Queen dari belakang hanya mengulas senyum tipis kala melihat ekspresi wajah sang Nona muda. Tanpa bertanya Mirna tahu benar apa hal yang membuat Nona-nya ini bahagia. Reza, pria pujaan hati sang majikan adalah satu satunya alasan dan tujuan kebahagiaan dari Nona-nya ini. Dan Mirna bersyukur sepertinya keinginan Nona mudanya sudah terwujud dan Mirna juga berharap semoga kebahagiaan yang Nonanya alami akan tetap selamanya bertahan agar tak ada lagi tetesan airmata yang mengaliri pipi mulus sang Nona muda.
"Eherm. Nona kelihatan bahagia sekali hari ini."
Queen yang tengah duduk ditepi ranjang sontak mendongak menoleh kearah Mirna yang tengah berdiri disampingnya dengan raut menelisik. "Benarkah? Apakah begitu kentara?" Queen balik bertanya dan langsung dibalas anggukan kepala oleh Mirna. Gadis itu kemudian duduk bersimpuh membantu Queen melepas sepatu meskioun Mirna tahu Nonanya sudah bisa melakukan itu sendiri namun sebagai pelayan yang baik Mirna akan tetap melaksanakan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozen heart {End}
RomanceAku dingin, aku kasar, aku mengakuinya. Tapi tahukah kau kenapa aku melakukannya? Tahukah kau bahwa hatiku sakit saat melakukannya? Itu karena aku menyayangimu, rasa sayangku padamu teramat dalam hingga aku tak sanggup jika harus melihatmu terluka...