Kau tahu...apa yang selalu kurasakan diseluruh bagian tubuhku ini.
Hanyalah rasa sakit...
Ingin rasanya menyerah, tapi...
Aku tak bisa begitu saja meninggalkan semuanya, hyungdeul dan dongsaengku...
Jam 12.30
Waktu untukku menelan benda-benda kecil dengan rasa pahitnya.
Hanya benda itu yang dapat membuatku bertahan sampai sekarang.
Jujur saja sebenarnya itu sangat menyiksaku, dulu setiap Bulan aku selalu check up tapi sekarang jadwalku dimajukan jadi setiap minggu.
Aku hanya keluar masuk rumah sakit setiap harinya, itulah rutinitas yang kulakukan.
Aku bosan terus-menerus dikurung, waktuku selalu dibatasi, aku tak bisa merasakan segarnya udara di pagi hari.Ini sangat menyiksa...
Benar-benar sangat menyiksaku...
Aku iri dengan Jungkook yang bisa bersekolah bahkan memiliki banyak teman.
Aku ingin seperti dirinya merasakan indahnya masa muda, tapi mau bagaimanapun aku dan dia berbeda.Seorang hyung seharusnya ada untuk melindungi dongsaengnya, bukan dongsaeng yang melindungi hyungnya.
Aku ini menyedihkan...
Semakin kurasakan entah mengapa semakin sesak dadaku...
Jika bukan karena penyakit sialan ini aku mungkin sudah bersama Jungkook, yaitu bersekolah dan menikmati kehidupanku dengan tenang.
Bukan seperti sekarang, aku hanya berbaring diatas kasur dengan benda sialan yang menutupi hidung dan wajahku, aku benci benda ini.
Sekarang aku hanya bisa pasrah, aku malas melakukan apapun yang kulakukan sekarang hanyalah menatap jendela luar kamarku, belum lagi beberapa menit yang lalu penyakit ini mulai menyerangku lagi, aku tahu hidupku ini tak lama lagi."Jungkookie...kau belum pulang juga, aku lelah..." ucapku
Tok...
Tok...
Tok...Ada yang datang, aku langsung mengalihkan pandanganku kearah pintu...
Disitu aku sudah menebak pasti Jungkook, tapi ternyata yang datang itu."Tae..."
Ternyata Jin hyung...
Ahh aku baru ingat, Jungkookie takkan mengetuk pintu saat ke kamarku...
"Bagaimana keadaanmu?" tanyanya padaku.
"Aku baik hyung..." ucapku padanya.
"Kau itu suka sekali berbohong, bagaimana kau sebut itu baik-baik saja" ucap Jin hyung sambil menunjuk masker oksigen yang kugunakan.
"Hyung sendiri sudah tau keadaanku begini masih saja bertanya.." ucapku kesal.
"Ahh mian, aku gak tau" ucap Jin hyung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Jin hyung paboo..." ucapku kesal padanya.
"Tae...bolehkah aku menemanimu"
"Kenapa kau bertanya begitu hyung...tentu saja boleh, kau itukan hyungku"
"Ahh...kau benar, seharusnya aku tak bertanya seperti itu padamu"
"Kau bebas hyung...kau bebas disini" ucapku sambil berusaha tersenyum pada Jin hyung.
Aku dan Jin hyung pun masih dalam posisi yang sama, yaitu saling mengobrol satu sama lain.
Hingga..."Kalian berdua sudah selesai..." sela seseorang pada kakak beradik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Pain
Fanfic"Jangan menahannya berbagilah rasa sakit ini denganku, akan aku berikan apa yang ada didalam diriku ini untukmu..." "Aku tak butuh apapun darimu hanya satu yang aku inginkan...aku ingin kau selalu ada bersamaku" Semua rasa sakit itu selalu ada pada...