NEW YORK, 2023
Pagi ini merupakan kelas pertama Aelyn setelah minggu lalu dia mengurus berkas-berkas dan juga mempersiapkan apartemen tempatnya tinggal.
Perlu diingat dari seorang Aelyn, walaupun dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan sangat berbakat namun kekurangan seorang Elora Aelyn adalah tukang molor. Seperti pagi ini dia baru menyadari bahwa kelas pertamanya akan dimulai dalam waktu lima belas menit. Aelyn berlari sekuat tenaganya dari apartemen menuju kampus. Aelyn masih terus berlari tanpa memperhatikan yang lain, udara dingin disini benar-benar menusuk ditambah hembusan angin yang begitu kencang sesekali menerbangkan hijab Aelyn.
Aelyn masih mengulas senyum membayangkan bagaimana kelas pertamanya nanti. Tapi sepertinya harapan perempuan itu agar cepat sampai dengan berlari bukanlah pilihan yang tepat. Oh tidak! sepertinya dia akan terjatuh.
Tubuh yang tidak seimbang benar-benar membuatnya tersungkur ketanah; Oh aku malu!! Aelyn berusaha bangkit tapi sepertinya kakinya terkilir. Aelyn menoleh ke arah kanan dan kalian tahu? Ternyata ada seorang lelaki yang terkejut akibat dia terjatuh, sungguh ini hal memalukan. Aelyn memilih untuk memalingkan wajahnya kemudian duduk terlebih dahulu, terlihat tote bag dilengannya robek serta celana kulot yang di gunakannya juga robek pada bagian lutut, beruntung hanya robekan kecil.
Aelyn tersadar dari lamunan, langsung menatap jam tangan perempuan itu, oh astaga sebentar lagi kelas dimulai! Aelyn merapikan pakaiannya dan berniat bangkit. Namun saat akan bangkit Aelyn melihat sebuah tangan terulur padanya. Dia menengadah keatas melihat siapa yang memberi bantuan; Oh ternyata lelaki tadi!
Dia terlihat ragu, anehnya orang itu tanpa aba-aba langsung memegang pergelangan tangan Aelyn membantunya untuk berdiri.
"Sepertinya kakimu terkilir," lelaki itu bersuara. Aelyn merasakan desiran aneh akibat suara berat nan seraknya itu. "Ah ya, thanks...," ucapnya saat sudah berdiri. Dia tersenyum.
"Lebih baik duduk dulu, itu lututmu berdarah," berkat ucapannya perempuan itu langsung melihat lututnya dan benar saja celana kulot berwarna coklat itu terkena darah. Aelyn berpikir; kalau dia duduk dia bisa telat kebetulan kampusnya sudah didepan jadi sebaiknya dia langsung kekampus saja! Ya sepertinya begitu.
"Sepertinya...saya harus pergi terima kasih," ucapnya sekali lagi dan berlalu pergi. Kali ini Aelyn berjalan pelan menuju kampus, rasa perih menyerang begitu saja. Beruntung kepalanya tidak terbentur ya walaupun sedikit terguncang tapi tetap saja kan sakit...
Aelyn terus berjalan sambil memperhatikan jam tangannya. Astaga! Dua menit lagi kelasnya! Aelyn mempercepat langkahnya, semakin cepat dia melangkah semakin terasa perih dan nyeri pada kakinya. Setibanya Aelyn di sana, dia menatap sekeliling, walaupun minggu lalu perempuan itu sudah kesini untuk melihat kelasnya tetap saja dia melupakannya. Aelyn terus berjalan hingga ke dekat Alma Mater lebih tepatnya di tangga menuju Memorial Library.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
RomanceElora Aelyn melakukan pelarian usai skandal mengenai dirinya tersebar di seluruh jurusan, lelaki yang tak ingin dia sebutkan namanya itu yang menjadi alasan kenapa dirinya harus pergi. Melanjutkan pendidikannya yang tersisa satu tahun di negeri Pama...