"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tapi kalau pertemuan itu ada lagi gimana dong?? Reuni namanya?? Ahh gak tau deh"
—Aelyn
Setelah, dua bulan perdramaan kehidupan Aelyn akhirnya kembali Ke New York City. Oh tapi tentu saja tidak berhenti sampai disitu, Aelyn merasa kesal pada Kenan yang sudah berangkat lebih dulu darinya bahkan menggunakan pesawat Jet Pribadi milik mertuanya. Sedangkan dia? Ya lumayan sih naik pesawat kelas bisnis setidaknya bisa tidur-tiduran lah untuk beberapa jam kedepan. Tapi masalahnya dia harus transit lagi nih ke Doha, Qatar. Gwencana...Aelyn!
Sambil menunggu pesawat transit sejam lagi Aelyn memutuskan untuk membeli kopi hitung-hitung menghilangkan kebosanannya. Berdiri dari kursinya namun ya begitulah Aelyn sudah di bilang kecerobohan memang mendarah daging kayanya sama dia. Dengan konyolnya tas selempang dia gunakan terjatuh dari pangkuan dan membuat semua isi tasnya terhambur terkeluar dari dalam. Dia mau tidak mau memunguti uang koin yang juga terhambur dan pouch make up yang isinya juga terhambur.
"Aih. C'mon Ael kenapa ceroboh banget sih??" dari kejauhan seorang lelaki merasa familiar dengan Aelyn dan mencoba untuk mendekatinya yang tengah memasukkan barang-barangnya ke dalam tas tadi.
"Itu Elora kan? Sudah lima tahun kami tidak bertemu dia makin cantik aja, tapi kenapa ada disini?" lelaki itu berjalan mendekat ke Aelyn yang sudah selesai merapikan barangnya. Saat Aelyn berdiri dengan tegapnya matanya menangkap sosok yang selama ini tidak pernah dia temui.
"Oh my god! Kenapa dari ribuan manusia yang ada di bandara ini, kenapa harus JOHANESS?!!!" Aelyn mencoba menghindar karena jujur seperti yang pernah dia katakan pada Winter kalau dia ketemu lagi sama Johannes bisa-bisa dia gagal move on lagi!
"Help! Aku harus menghindar gaya apa??" oceh Aelyn pada diri sendiri terlihat gelagapan saat johaness semakin mendekat. Aelyn memperingati dirinya tidak boleh tantrum melihat Jo. Aelyn bahkan melupakan untuk memesan kopi tadi dia langsung berjalan cepat menuju sofa yang agak jauh. Namun sayang lelaki itu mengikutinya dan ikut duduk di sofa sebelahnya agak jauh sih tapi kenapa harus senyum ke dia dengan cara begitu?
Seandainya ada Winter pasti orang itu bakalan bantuin Aelyn untuk menghindar, bahkan untuk sesaat dia melupakan statusnya sebagai istri Kenan sangking bingungnya. Kalau aja Kenan berangkat hari ini bareng dia pasti udah di pelototi lelaki itu dia habis-habisan.
Tiba-tiba Johaness membuka suara. "Hai, Apa kabar Ael? Eh aku boleh panggil kamu Ael kan?" Aelyn mengangguk. Masih memperingati dirinya untuk tidak tantrum.
"B-baik," dia menahan sneyum anehnya, lebih tepatnya senyum kaya orang nahan berak. Iya serius kaya orang yang sakit perut gitu.
Johaness tersenyum gemas melihat mantan kekasihnya yang sebenarnya masih dia anggap kekasih itu. Karena dia tidak pernah mau putus dengannya. "Sudah lama ya kita gak ketemu. Gimana kabar papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
RomanceElora Aelyn melakukan pelarian usai skandal mengenai dirinya tersebar di seluruh jurusan, lelaki yang tak ingin dia sebutkan namanya itu yang menjadi alasan kenapa dirinya harus pergi. Melanjutkan pendidikannya yang tersisa satu tahun di negeri Pama...