13

1.6K 57 0
                                    

Kenan, menatap Aelyn yang masih sesenggukan walau tangisnya sudah tidak ada tapi melihat perempuan itu tengah merapikan pakaian dengan bahu yang masih bergetar membuat hati Kenan tidak tega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenan, menatap Aelyn yang masih sesenggukan walau tangisnya sudah tidak ada tapi melihat perempuan itu tengah merapikan pakaian dengan bahu yang masih bergetar membuat hati Kenan tidak tega.

Dengan lembut Kenan mendekati Aelyn lalu mengambil alih semua pekerjaannya. Bahkan Kenan menyuruhnya untuk duduk saja di ranjang. Tidak perlu berlama-lama Kenan selesai dengan packing barang. Dia melirik Aelyn yang sesekali terhuyung menahan kantuk masih dengan posisi duduknya.

Sudut bibir Kenan tidak bisa dia tahan untuk tidak tertarik ke atas. Dia membangunkan Aelyn dan mengajaknya untuk segera berangkat. Aelyn menganti pakaiannya menggunakan hoodie karena hanya itu pakaian tersimpelnya. Tidak lupa Kenan membawa selimutsiapa tau diperlukan nanti.  

Selama perjalanan keduanya hanya diam. Aelyn yang berusaha menahan kantuknya beberapa kali menguap dan melamun. "Kalau ngantuk tidur aja. Jangan ditahan," Aelyn menoleh menatap Kenan yang tiba-tiba bersuara. 

"Gak kok, saya orangnya jarang banget tidur dimobil," Kenan mengangguk dan kembali fokus pada jalanan. Tiba-tiba dia kepikiran satu hal. 

"Aelyn kalau nanti—," kaliamat itu terputus begitu saja saat Kenan menyadari orang disebelahnya sudah tertidur dengan pulasnya. 

"Ckck, dasar. Tadi katanya tidak bisa tidur dimobil," Kenan memelankan mobilnya, tangan sebelahnya mencoba menjangkau selimut di kursi belakang. Dia memakaikan pada tubuh Aelyn yang tengah meringkuk di kursi samping kemudi. Kenan juga menurunkan sandaran kursi Aelyn sampai posisi rendah. 

Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam lebih hingga mereka tiba di rest area jalan tol. Kenan yang juga merasa mulai mengantuk mencoba untuk mengistirahatkan dirinya. Kepalanya yang terus berisik membicarakan serta menambah kilas balik mengenai kejadian magrib tadi. Membuat lelaki itu menghela nafas panjang. Dia kembali membuka mata menatap Aelyn yang masih tertidur pulas dengan posisi kaki di lipatnya.

Kenan menarik kaki perempuan itu sampai ke pangkuannya. Bahkan dia sendiri bingung dengan dirinya, ingin marah ke Aelyn tapi perasaan tak tega terus menghampirinya. Kenan kembali memejamkan matanya, tapi lagi-lagi dia terbangun setelah mendengar suara Aelyn. 

"Astaga, saya ketiduran ya?? Maaf kaki saya—."

"Tidak apa, tidur lagi aja," Aelyn menggeleng. Dia menarik kakinya dari pangkuan Kenan. Tiba-tiba aja suasana canggung pakai banget. Aelyn merasa udara malam itu tiba-tiba panas. Dia membuka jendela mencoba menennagkan debaran jantungnya. 

"S-saya mau ke toilet," Aelyn turun dari mobil, Kenan langsung menyusul hendak mengantarnya tapi Aelyn menolak. Mau tidak maulelaki itu kembali menunggu Aelyn di mobil. Selama menunggu tiba-tiba aja dia kepikiran untuk membeli beberapa cemilan di toserba di rest area. 

Kenan turun dari mobil sekali lagi, lalu mengambil tas belanja yang ada di mobil. "Eh ini punyanya Han ya tas belanjanya? Yaudah pakai ini aja lagian aku gak bawa tas belanja," Kenan bebricara sendiri. Setelah memastikan pintu terkunci Kenan berjalan ke toserba. 

SerenityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang