9

2K 70 1
                                    

HARI YANG SANGAT TIDAK Ditunggu tiba, Aelyn menatap dirinya pada pantulan kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI YANG SANGAT TIDAK Ditunggu tiba, Aelyn menatap dirinya pada pantulan kaca. Wajah yang sudah di poles dengan make up sederhana namun tetap memiliki kesan elegan. Lalu gaun yang sudah lama dia impikan untuk di pakai bersama seseorang yang di cintainya kini sudah terpasang ditubuhnya, walau bukan bersama lelaki yang di cintainya. Aelyn merapikan hijab berwarna putih lalu memakai veil transparan untuk menutup wajahnya. Matanya tidak bisa berbohong, nampak dari sorotnya dia terlihat tidak siap dan sangat sedih.

Sebuah ketukan pelan pada pintu kamarnya membuyarkan Aelyn dari ketermenunganya. "Ael—ayo, akadnya sudah selesai waktunya tanda tangan sama pemakaian cincin," suara lembut Chessy membuat Aelyn berusaha mati-matian untuk terus tersenyum.

"Gapapa, adik aku cantik dan bisa melewati ini semua aku yakin setelah ini kamu bakalan happy terus," Chessy membantu Aelyn untuk berjalan menuruni anak tangga, dia berjalan dengan anggun di samping Chessy, tetapi dalam hatinya, ada kekacauan emosi yang sulit diatasi. Pada undukan tangga terakhir, tangan Kenan terulur untuk menyambut tangannya. Tanpa sengaja mata Aelyn bertemu langsung dengan mata Winter yang melihatnya dengan serot mata sedih. 

Aelyn mengigit bibir bawahnya, berusaha dengan segala upayanya untuk penjaga pertahanan dirinya tidak runtuh. Saat tanda tangan dan pemasangan cincin selesai, Kenan mencium kening Aelyn dengan lembut. Saat veilnya diangkat, Kenan sempat terdiam untuk sepersekain detik melihat tatapan Aelyn dengan mata berkaca-kaca bahkan bibir bawah yang di gigitnya hingga memberikan bekas kemerahan.

Kenan, yang tahu betapa beratnya momen ini bagi Aelyn, berusaha memberi kenyamanan pada Aelyn. Dia memposisikan dirinya untuk menutupi sorot mata Aelyn yang nampak sangat tersiksa itu dari kamera, sambil berbisik, "Tenang, setelah ini kamu bebas."

Kenan berdiri di ruang tamu, menyambut para tamu yang kebanyakan hanya keluarga dan beberapa orang tetangga termasuk Winter sendiri. 

Sementara itu, di dalam kamar mandi, Aelyn merasa hancur. Dia merenung tentang semua keputusan yang telah dia buat dan bagaimana semuanya telah berdampak pada orang-orang yang dia cintai. Isak tangisnya menggema didalam kamar mandi, walau dia sudah mencoba untuk menahannya tapi hari ini dia tidak sanggup, hatinya terlalu rapuh setelah melihat tatapan Winter sore tadi, seharunya saat ini dia membantu Winter untuk pemulihan kembali mengingatnya.

Mungkin ada sekitar tiga jam lebih Aelyn mengurung diri didalam kamar mandi. Kenan yang menyadari hal itu mengirimkan pesan pada Aelyn. Dalam pesannya Kenan meminta maaf dan merasa bersalah atas keputusannya. Bahkan dia juga meminta satu bulan untuk membatalkan pernikahan mereka. Lelaki itu juga menambahkan untuk tidak bersembunyi di kamar mandi. Aelyn pun hanya menjawab dengan singkat dan mengatakan dia ingin sendiri dan menyuruh Kenan untuk tidur duluan. 

Kenan merasa sangat bersalah setelah mengirim pesan tersebut. Dia tahu bahwa Aelyn sangat terluka oleh pernikahan ini, dan dia tidak ingin membuatnya merasa semakin buruk. Dengan berat hati, Kenan mematikan ponselnya dan mencoba untuk tidur, meskipun hatinya tidak tenang. Dia tahu bahwa perasaan Aelyn mungkin membutuhkan waktu untuk mereda, dan dia akan bersedia memberikan Aelyn waktu dan ruang yang dia butuhkan.

SerenityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang