Lelaki bersurai coklat kemerahan dengan manik madu itu tampak terdiam sejenak, seolah merenung dalam keributan pikirannya sendiri. Pemandangan jalanan yang ramai di sekelilingnya tak mempengaruhi, dunia luar sepertinya hanya menjadi latar belakang bagi kegelisahan yang mendalam. Dia mengetuk-ngetukkan jari-jarinya dengan cepat pada ponselnya, tangan yang beberapa saat lalu begitu terampil dalam mengoperasikan perangkat tersebut, kini tak henti-hentinya menekan layar dan memutar-mutar objek kecil itu.
Namun, keheningan singkat itu terganggu oleh tangan yang menepuk lembut pada pundaknya. Lelaki itu menoleh, dan tatapan gelisahnya bertemu dengan senyuman menghibur dari seseorang di sampingnya. Suara langkah-langkah ringan menyertai sosok yang mendekat, dan lalu sebuah suara perempuan berkata, "Kenan, kenapa? Kok gelisah banget?"
Kenan menghela nafas panjang, mata yang tadinya terfokus pada ponselnya kini bergeser pada orang yang baru saja datang. "Aelyn belum datang. Bus kita sudah mau berangkat," kesalnya sendiri, suara cemasnya mencerminkan kegelisahan yang dia rasakan.
Ramona menahan senyum, menyiratkan bahwa dia mengerti dengan situasi saat ini. "Ya kalau memang tidak mau kepikiran, kamu hubungin aja dia. Jadi biar clear, kan beres kamu tidak kepikiran dan jadi tau keadaan Aelyn," saran Ramona pada lelaki itu.
Kenan menghembuskan nafasnya kasar. Ide itu terasa mustahil baginya. Seorang Kenan Adams—orang yang telah menutup diri dari yang namanya perempuan. Bagaimana mungkin dia begitu saja menghubungi seorang perempuan yang bahkan baru dia kenal kemarin? Oh sungguh, hal itu terdengar sangat aneh baginya.
Ramon menatapnya sebentar, lalu memanggil lelaki itu saat dirinya sudah hampir mencapai bus "Nan?" Ramona mengisyaratkan untuk bergabung kedalam bus. Kenan mengangguk, matanya terus terpaku pada teman yang masuk ke dalam bus.
Ramona yang sudah tidak terlihat di ambang pintu itu, semakin membuat Kenan gelisah. Mengapa dia begitu kepikiran akan Aelyn? Padahal, mereka tak lebih dari sekadar teman sekelas, bahkan baru kemarin kenal.
Namun, saran dari Ramona terus-terusan menerobos masuk kedalam benaknya, seperti memberi dorongan dirinya untuk menghubungi Aelyn.
Dengan ragu, Kenan membuka room chat dirinya dan Aelyn. Setelah beberapa saat Aelyn tidak langsung membalas, membuat Kenan semakin kepikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
RomanceElora Aelyn melakukan pelarian usai skandal mengenai dirinya tersebar di seluruh jurusan, lelaki yang tak ingin dia sebutkan namanya itu yang menjadi alasan kenapa dirinya harus pergi. Melanjutkan pendidikannya yang tersisa satu tahun di negeri Pama...